“Coba sebutkan Khayra yang kamu kenal satu per satu.” Suara Adam terdengar di ujung sambungan telepon, terdengar santai tapi penuh maksud. Di dalam mobil yang masih terparkir di bawah rindangnya pepohonan pinggiran Bogor, Adam bersandar di joknya sambil menatap dashboard yang memantulkan cahaya mentari pagi. Ia belum bergerak kemana-mana sejak terakhir kali keluar dari rumah tempat Khayra bersembunyi. Wajahnya lelah, tapi pikirannya terus menyusun strategi. “Aku lagi gak mood bercanda, Adam,” sahut Naila di seberang, terdengar jenuh, mungkin karena baru bangun tidur atau memang tak menyangka ditelepon hanya untuk teka-teki nama. Adam terkekeh kecil. “Ya, oke, oke. Tapi serius. Ini Khayra, orang Aceh. Mungkin seangkatan denganmu.” “Mungkin, katamu? Kamu aja gak yakin!” Adam menatap ke

