Bab 7

734 Kata
Bab 7   I'm a bad liar ****** Pagi ini... Tepatnya Minggu pagi, jam di dinding sebuah ruang tamu masih menunjukkan pukul 06:43. Seorang gadis yang sudah memakai kaus polos berwarna putih dipadukan dengan celana jens, rambutnya ia gerai karena malas menguncir nya. Dia Jingga, gadis itu sudah siap dengan koper mininya yang berisi beberapa stelan baju yang akan ia bawa terbang ke Inggris, untuk menyusul kekasihnya. Ya, tadi malam. Ari mengatakan bahwa ia bisa menemani Jingga untuk pergi ke Inggris. Dan saat itu juga Rasya langsung memesankan dua tiket pesawat untuk Jingga dan Ari. "Makasih ya Ari udah mau nemenin Jingga" ucap Jingga berdiri disamping Ari. "Makasih nya entar aja, barangkali gue mau ninggalin elo di sana kan gak ada yang tau" sahut Ari. Gadis berambut hitam itu menghentakkan kakinya sebal "Bodo. Ari gak bawa koper?" "Buat apa? Cuma tiga hari kan disana, gak sampe satu bulan?" "Jawabannya gak jelas banget!" Ketus Jingga memalingkan wajahnya kearah lain. Rasya berjalan mendekati sang adik dan Ari setelah menuruni tangga "Udah siap kan? Langsung berangkat aja biar gak kena macet" ucapnya sebari berjalan. Rasya terlihat sangat tampan jika tengah memakai kemeja garis-garis dan celana panjang berwarna hitam, rambutnya yang tebal, hidungnya yang mancung, matanya yang hampir sama dengan Jingga, ditambah dengan kulit putih langsat nya. "Oke" ucap Ari. Jingga tak menjawabnya, gadis itu memilih berjalan mendahului dua cowok itu menuju mobil milik Rasya. "Lo beneran gak ikut bang?" Tanya Ari sebari berjalan seiringan dengan Rasya. "Sorry, gue ada praktek. Gue nitip Jingga, kalo Juan gak ketemu langsung pulang aja" ucap Rasya, Ari terkekeh. "Iyalah, siapa juga yang mau lama-lama di negri orang?" Sahut Ari. Rasya hanya tersenyum tipis, Jingga sudah duduk manis di jok belakang. Rasya memasuki mobilnya begitupun dengan Ari. Rasya, memilih untuk mengemudi sedangkan Ari duduk di sampingnya. Sedari tadi gadis yang duduk di jok belakang itu tak henti-hentinya tersenyum bahagia, lantaran hendak bertemu kekasihnya. Sedangkan, Ari hanya memutar bola matanya malas melihat tingkah Jingga dari pantulan kaca mobil. "Jingga, Lo kayak orang gila tau gak! Senyum-senyum gak jelas!" Ejek Ari. Langsung saja Jingga melunturkan senyumannya "Ari kenapa sih gak mau liat Jingga bahagia! Selalu ngerusak suasana banget!!" Kesal  Jingga dengan kedua tangannya ia lipat kan didepan d**a. Tak hanya Ari saja yang terkekeh, Rasya juga ikut terkekeh melihat tingkah adiknya yang terlihat sangat lucu. Tak membutuhkan waktu yang lama, jalanan tak terlalu macet. Mobil berwarna hitam itu sudah terparkir apik di parkiran depan bandara yang terlihat sudah ramai. Jingga, Ari dan Rasya turun bersamaan. Dengan susah payah, Jingga menurunkan kopernya yang padahal berukuran kecil. "Sini gue bawain,kasihan gue liatnya" Ucap Ari sebari menyambar koper milik gadis yang memakai tas selempang nya itu. "Ari gak bisa ya ngomong halus gitu sama Jingga" "Bosen" "Ya udah terserah!" Dilain tempat,,, Pesawat yang ditunggangi seorang cowok yang memakai hoddie berwarna hitam dengan celana warna senada. Ia juga melapisi hoddie nya dengan jaket denim berwarna hijau Armi. Sepatu kets hitam putih yang terlihat sangat cocok dipakainya. Dengan kaki lebarnya, ia menuruni tangga pesawat. Ia juga membawa tas selempang berukuran sedang. Juan, ya. Cowok itu adalah Juan, ia berjalan menuju lobi dengan langkah santainya tak memperdulikan beberapa tatapan mata yang menatapnya intens. Cowok itu mengambil ponselnya di saku celananya, menekan tombol power. Terlihat foto seorang gadis yang tengah tertawa bahagia di wallpaper ponselnya. Juan mengetik beberapa kalimat seperti tengah menghubungi seseorang. Ia juga menghentikan langkahnya. Tak sadar, dari tempatnya berdiri. Disana, Jingga tengah berjalan santai lalu langsung bergegas setelah mendengar sebuah mengumumkan bahwa pesawat yang akan ia tunggangi akan segera berangkat. "Ari sih! Tadi ke toilet dulu, udah lama lagi. kan jadinya gugup!" Sebal Jingga. Ari hanya tersenyum "Sorry, kan gak ada yang tau kalo ada panggilan alam" "Udah sana, nanti ketinggalan. Gue juga mau balik" ucap Rasya. Jingga mengangguk "Ya udah, Jingga berangkat ya bang. Baik-baik di rumah sendirian" ucap Jingga menyalami Rasya lalu memeluknya sekilas. "Gue juga pamit ya bang" Rasya hanya menepuk pundak Ari sekilas lalu setelahnya ia berjalan berlawanan arah menuju parkiran. Ari menyeret koper milik gadis yang berjalan di depannya itu. Cowok itu juga tak sadar. Jika, Juan tengah berdiri tak jauh darinya. Jingga juga sama halnya dengan Ari, mereka terlalu fokus berjalan mengejar waktu tanpa memperdulikan sekitar. *** Akhir nya bisa up juga Gimana part ini? Juan udah pulang ke indonesia yey. Jangan lupa vote dan comment ya.. Semangat tin aku buat nulis After J dong.. See you next part Salman Sellaselly12
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN