Chapter 7: The Cold War

1095 Kata
"KAU!" Teriak Alana tanpa sadar, membuat perhatian semua orang kembali tertuju padanya. "Hai lady," ucap Liam berjalan santai kearahnya. Alana mengerjapkan matanya beberapa kali, ia ingat sekarang. Dia adalah pria yang sama dengan pria yang ia temui kemarin sore, pria menjadi alasan kesialan nya. "Sedang apa kau di sini?" Liam mengangkat sebelah alisnya, bahkan setelah pesonanya kembali wanita di depannya ini tidak mengenalinya? Oh sungguh sepertinya wajah tampannya membuat semua orang di sekelilingnya buta karenanya. "Mungkin pertanyaan itu lebih cocok untuk dirimu nona, sedang apa kau disini? Jangan bilang kau sedang melamar kerja di sini," Liam tersenyum penuh kemenangan saat berhasil membuat wanita di depan nya terdiam dengan wajah datar yang menyeramkan, sekarang saat nya ia menunjukkan dimana posisinya saat ini. "Oh aku paham sekarang! Kau pasti di pecat dari pekerjaan mu dan sekarang sedang mencari pekerjaan bukan? Kasian sekali, aku Kana membantu mu tapi sepertinya dengan penampilan mu aku hanya bisa membantu mu menjadi OB di sini." Ucap Liam membuat semua orang yang ada disana menahan nafasnya kaget. Entah kenapa suhu ruangan terasa begitu panas, pertengkaran senggit di antara nya bagai sebuah perang dunia yang tidak ada satupun dari mereka yang berani mengangkat suara. "Apa penampilan ku terlihat seburuk itu?" Alana melipat kedua tangannya dengan wajah santai berusaha tidak meledak di depan umum. "Jauh lebih buruk tadi yang ku duga," Tentu saja itu bohong. Liam sempat berfikir apa ia telah ketinggalan berita karena rasanya untuk penampilan orang biasa pakai dan barang barang itu terlalu berkelas untuk di pakai nya. Alana menarik nafasnya dalam-dalam. "Seorang tukang sampah datang dan membuat keributan di jam kerja, aku bisa menuntut mu untuk itu. Jadi tolong ketahui posisi mu di sini." Alana menekan kata-katanya sinis. Lagi lagi yang bisa semua orang lakukan hanya terdiam membeku saat mendengar perkataan Alana, mereka bertanya tanya apakah kedua orang ini benar benar tidak mengenali satu sama lain. Liam menatap datar wanita di depannya, siapa sebenarnya wanita ini sampai berani beraninya menghinanya? Apa dia benar-benar tidak mengenal dirinya, seorang William Smith pria paling tampan dengan jumlah mantan paling banyak di Amerika. "Nona Alana!" Nona? Bukankah panggilan itu terlalu sopan untuk seorang OB? -batin Liam berkecamuk. "Key! Kemana saja kau kenapa lama sekali?!" Alana menatap tajam pria yang baru saja sampai di hadapannya dengan wajah tertunduk. "Maaf nona." Ucap Key dengan kepala tertunduk. Liam mengerutkan dahi bingung, sekarang siapa laki-laki ini? Dan sebenarnya siapa wanita di depannya, kenapa tidak ada satupun orang yang menghentikan. "Dimana tamu ku apa dia masih belum datang juga? Jam berapa ini semua berantakan tidak ada yang seusia dengan jadwal." Key menatap Alana dengan tatapan bingung lalu melirik William sekilas sebelum kembali menunduk karena mendapat tatapan tajam dari pria itu. "Maaf nona tapi bukan kah nona sudah bertemu dengan nya saat ini." Alana mengerutkan dahinya bingung. "Apa kau tidak lihat sejak tadi aku disini, aku belum bertemu dengan nya. Cepat hubungi dia waktu ku tidak banyak." "Ta-tapi Nona." "Apa?!" Tanya Alana kesal. Key mengerjapkan matanya, apakah bos nya ini punya kerusakan mata? Apa dia tidak melihat manusia yang berdiri tepat di hadapannya. "Tamu nona ada di depan anda." Alana menatap ke depan, mencoba mencari orang yang Key maksud, Liam yang melihat tingkah Alana pun tanpa sadar ikut berbalik mencoba mencari orang yang di sebutkan laki-laki itu. Alana berdecak kesal saat tidak menemukan siapa-siapa di depannya, kecuali pria menyebalkan yang masih setia berdiri di depannya tanpa berniat pergi dari hadapannya. "Berbicaralah yang jelas! Tidak ada siapapun di depan sana." Key yang mendengar itu reflek menatap bola mata biru Alana dengan tatapan terkejut. Anak Bos nya ini tidak buta kan? Jelas jelas Mr. William berdiri tepat di depannya. "Tapi memang benar, orang yang anda cari tepat ada di depan mu nona." "Di depan ku itu hanya ada pria–" Tunggu. Alana membulat kan matanya melirik Key. "Dia?!" Ucap Alana tanpa sadar mengangkat tangannya menunjuk wajah Liam. "Hati-hati dengan tangan mu itu." Liam menepis tangan Alana. Alana memutar bola matanya malas, lalu kembali menatap Key yang masih diam di tempatnya. "I-iya," "Kau jangan asal bicara ya, aku bisa memecat mu saat ini juga. Aku kesini untuk bertemu dengan Mr. Johnson bukan dengan wanita gila ini." "Hei! jaga ya mulut mu itu!" Key yang melihat itu hanya bisa terpaku di tempatnya, ternyata benar apa kata Mr. Johnson ia harus memiliki kesabaran ekstra untuk menghadapi putri bos-nya ini. "Ekhmm!" Deheman Key membuat dua insan itu menatap ke arahnya dengan mata membulat penuh. "Aku kira kalian sudah saling kenal, tapi sepertinya tidak sama sekali." Alana mengerutkan dahi tak mengerti "Maksud mu?" "Nona Alana perkenalkan dia adalah Mr. William Smith." Alana melirik Liam yang ada di depannya, pria itu tersenyum puas melihat wajahnya yang terkejut, wajah arrogant nya seolah berkata bahwa ia adalah orang terhormat di dunia ini. "Dan Mr. William, perkenalkan wanita di depanmu ini adalah Ms. Alana Johnson dia adalah putri tunggal Mr. Johnson dan dia yang akan menggantikan Mr. Johnson untuk pertemuan hari ini." Ucap Key dengan bangga nya. Alana dapat melihat wajah Liam menegang saat mendengar perkataan terakhir Key kali ini Alana yang tersenyum miring sambil mengangkat dagunya tinggi tinggi. Tapi–tunggu! Pria di depannya adalah William Smith? Apa Key tidak sedang bermimpi? Mana mungkin tukang sampah sepertinya adalah seorang billionaire tampan yang selalu di bicarakan seluruh wanita termasuk sahabatnya Janet Ya, Alana mengenal sosok William Smith. Dia sering mendengar kabar tentang pria di depannya walaupun banyak dari berita itu termasuk berita negatif. Tapi Alana bersumpah belum pernah sekalipun melihat wajah seorang William Smith, karena itu saat pertama kali melihatnya Alana tidak mengenalinya sama sekali. Tapi setelah bertemu langsung dengannya, Alana sangat yakin bahwa semua berita yang ia baca benar adanya. Pria di depannya ini memang tidak punya sopan santun sama sekali dan itu benar-benar membuatnya kesal setengah mati. "Jangan menyebarkan berita yang tidak benar! Bagaimana mungkin wanita gila ini putri Mr. Johnson." Tahan Alana tahan. "Dan bukankah putri Mr. Johnson itu kabur dan meninggalkan tugasnya sebagai seorang anak? Sungguh tidak beruntungnya Mr. Johnson memiliki anak seperti-" Bajingan sialan! PLAKK Alana menatap Liam dengan benci mukanya memerah menahan amarah yang akan segera meledak. Semua orang yang melihat kejadian itu langsung menahan nafasnya terkejut, jantung mereka seolah berhenti saat melihat seorang CEO perusahaan terbesar di dunia di tampar begitu saja di depan publik. Suara bisikan tertahan mulai terdengar dari semua penjuru, Alana tahu perbuatan nya akan segera muncul di berita utama tapi kali ini ia tidak bisa menahan nya lebih lama lagi. Tangan Alana menarik kerah baju Liam, tangan mengepal kuat dan satu pukulan mendarat tepat di ujung bibir pria itu. "Perhatikan sopan santun anda, Mr. William! " "Dasar b******n!" TO BE CONTINUED
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN