semenjak pertengkaran mereka tempo itu, Kanya bertambah benci pada suaminya , dia berpikir untuk pergi meninggalkannya , tapi dia bingung dimanakah tempat terjauh dari jangkauan suaminya .Kanya berpikir Nathan pasti akan mencarinya , kalau bukan untuk membawa Kanya kembali , tentu untuk membawa pulang anak - anaknya , dan memang Kanya berniat membawa serta kedua putranya.
"dek , aku minta maaf .aku janji ini yang terakhir kalinya sumpah demi Allah" sesungguh mungkin Nathan memohon dan kembali merayu isterinya sampai bersumpah segala ,
Kanya tidak bergeming , untuk sekedar melirik pun tidak , dia hanya menatap kosong dinding yang ada di depannya , ia asyik melamunkan warna nya .
'itu sebenarnya warna merah tapi kok kayak bukan merah'dia membathinkan kebingunhannya.
"dek"
Nathan mulai mendekat ke pada isterinya.
"dek , aku minta maaf" dia mulai memasang tampang menyedihkannya.tapi Kanya hanya diam.
"dek"
"apa"
"maafkan aku" di mana Nathan pernah belajar acting sedih seperti ini.atau mungkin itu memang adalah bakat alaminya.
"berapa , berapa maaf yang kau mau, satu , dua , tiga hingga sejuta.berapa yang kau mau"
"beri aku kesempatan , ini yang terakhir .aku janji , aku sumpah demi Allah , tak akan mengulangnya lagi, ku mohon dek"
Kanya merasa sangat muak mendengarnya, hingga ia mendorong Nathan
"aku akan memaafkanmu setelah bercerai , aku ingin bercerai darimu Natha, apa kau dengar itu , aku membencimu seumur hidupku" Kanya menangis lagi ,
dia mengira kebaikan Nathan tulus, dia hampir percaya suaminya itu telah berubah.
tapi apa , yang di dapat hanya penghianatan terus balasan untuk cinta yang dia beri.
Kanya ingin menyerah , ditengah malam itu , dia terbangun .suaminya sudah melaut lagi dan ini malam kedua.
dia sengaja duduk dan merenungi nasibnya,
"Tuhan , ampuni segala salah dan dosa diriku, aku tak pernah meminta yang berlebihan .aku sangat tahu diri" sambil bergumam Kanya menangis lagi, tangis yang menyayat hati berusaha tak bersuara padahal ia merintih.
"aku , maukah Kau membawaku pergi, pergi bersama anak - anakku" Kanya sangat sakit hati pada suaminya.
hingga berjam - jam lamanya Kanya terus menangis di kamarnya.