Gadis itu masih meringkuk di tempat tidurnya, perlahan kelopak matanya mulai terbuka, dia memandang ke sekeliling ruangan untuk mengumpulkan nyawanya yang masih berada di dunia mimpi. Katria tersentak kaget saat matanya melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 6.30 pagi.
"Anjirr gue telat." Katria melompat dari tempat tidurnya.
Dia segera menuju kamar mandi, kemudian memakai seragam, mengenakan sepatu dan langsung berlari keluar kamar, di sana, di meja makan sudah ada papanya yang tersenyum.
"Papa kapan pulang, kok gak bangunin aku, sih? udah telat ini, pintu gerbang pastinya udah ditutup," cerocos Katria.
Zain ayah Katria hanya terkekeh melihat kecerewetan putri tunggalnya ini, melihat tingkah Katria seperti ini membuat Zain bahagia, setidaknya putri nya tidak terpuruk seperti dulu lagi, Zain rela melakukan apa saja asalkan Katria bahagia, bahkan dia tidak melarang Katria untuk melakukan tindakan pembulian di sekolahnya. Asalkantingkat pembullian itu tidak terlalu berbahaya, setiap Katria melakukan pembullian di sekolah, Zain pasti akan menghampiri korban bulli itu dan meminta maaf, dia tidak mau para siswi maupun siswa disekolahnya itu membenci Katria.
"Papa yang anterin, ya," ujar Zain.
Katria tersenyum lebar mendengar hal itu, tentu saja dia begitu senang bisa diantarkan oleh papanya pasti dia tidak akan dihukum karena terlambat datang.
Saat sudah sampai di gerbang SMA Global. Satpam yang bertugas disitu langsung membuka gerbang dengan tersenyum, mobil itu pun leluasa memasuki SMA Global.
"Papa anterin ke kelas ya, Kat."
"Gak usah, Pa. Papa pasti banyak kerjaan makanya kesini, aku gak mau repotin Papa."
"Sejak kapan kamu ngerepotin Papa sayang?"
"Yaudah deh, ayuk Pa."
Katria dan papanya menelusuri koridor lantai 2 yang sudah sepi, maklum jam pelajaran sudah dimulai sejak 30 menit yang lalu.
Tok tok tok.....
"Permisi, Bu Mela. Maaf Katria terlambat hari ini, karena saya tadi mengajaknya ke suatu tempat," ujar Zain.
"Oh tidak apa,Pak. Katria silahkan masuk," ujar bu Mela tak lupa tersenyum ke arahnya.
"Giliran ada papawalaupun gue telat tetap baik banget ngomongnya, dasar! Pecitraan banget sih.” Katria mendumel pelan
"Alvan, jagain Katria ya. Kalau dia bandel jewer aja telingannya," ucap Zain, dibalas anggukan oleh Alvan. Setelah itu dia melangkah meninggalkan kelas XI IPA 4
"Anak-anak hari ini kalian free class karena guru akan ada rapat bersama pemilik yayasan," ujar bu Mela.
Murid yang berada dikelas XI IPA 4 langsung berteriak heboh. Free class adalah salah satu kebahagiaan tersendiri untuk murid sekolah, mereka tidak perlu capek mencatat dan menyimak pelajaran. Katria yang mendengar itu langsung mengajak kedua sahabatnya menuju kantin.
"Katria, mau kemana?" tanya Alvan.
"Mau kekantin, Van, lo mau ikut?" bukan Katria yang menjawab melainkan Rhea .
"Boleh tuh, udah lama kita gak ngumpul dikantin bareng," jawab Alvian yang sudah berdiri disamping Alvan.
"Iya gue setuju sama Alvian, kita udah lama gak ke kantin bareng, lo mau kan Van?" tanya Zela
"Oke deh," sahut Alvan.
Mereka pun berjalan keluar dari kelas.
"Woyy tungguin gue dong." Rayyan yang baru saja terbangun dari alam mimpinya langsung mengejar kelima temannya.
"Lo sih, masih pagi udah molor aja kebanyakan baik ML sih!" kata Alvian dan menoyor pelan kepala Rayyan.
Mereka ber-enam, melangkah menuju ke kantin, setelah hampir satu semester tak pernah ke kantin bersama, karena perubahan sikap Katria. Dan sekarang mereka bisa bersama lagi.
"Ray, lo pesanin makanan deh," perintah Alvian setelah duduk di kursi kantin
"Gak mau, lo aja deh, gue capek,"jawab Rayyan.
"Lo males banget sih, tinggal pesan aja."
"Kalau gue males kenapa gak lo aja yang pesan, lo juga gak mau, kan? Berarti lo juga males," balas Rayyan tak terima
"Udah deh, kalian berdua gak usah berantem, biar gue aja yang pesanin makanan, lo pada mau makan apa?"
Ke-lima orang yang berada di meja itu melongo mendengar penuturan Katria, jarang-jarang Katria bersikap seperti ini, biasanya asal ke kantin dia selalu menyuruh orang lain untuk memesan makanan untuknya, tapi kali ini Katria sendiri yang menawarkan dirinya untuk memesan makanan untuk ke-lima sahabatnya.
"Lo serius, Kat? Biar gue aja yang pesanin," ujar Rayyan merasa tidak enak hati.
"Gak usah,Ray, biar gue aja. Gue senang karena kita udah bisa kumpul bareng lagi, gue senang karena kalian semua udah mau nerima gue lagi untuk jadi sahabat kalian"
"Gue temenin lo pesanin makanan ya, Kat." Alvan menawarkan dirinya.
"Oh, ayuk Van, kalian mau makan apa?"
"Nasi goreng sama es teh aja deh, samain aja semua Kat," ucap Rhea dan yang lainnya mengangguk setuju.
"Oke."
Katria dan Alvan pun menuju stan nasi goreng dan juga es teh manis. Pemandangan Katria yang jelas berbeda hari ini kembali menjadi topik pembicaraan.