bc

Pembalasan Untuk Suami Pemalas

book_age18+
1.0K
IKUTI
5.1K
BACA
revenge
forbidden
HE
sensitive
stepfather
drama
bxg
bold
stubborn
civilian
like
intro-logo
Uraian

Memiliki suami pemalas yang hobinya main game seperti Faisal, jelas sangat menjengkelkan. Bahkan di saat sang putri sakit parah, Faisal mengabaikannya membuat Rindi ditelan kekecewaan begitu mendalam. Pada akhirnya Rindi harus kehilangan sang putri karena Faisal tidak ada saat dibutuhkan. Setelah kehilangan sang putri, kesabaran Rindi sudah habis. Dia bukan perempuan lemah, tentunya sakit akan dia balas sakit. Dengan langkah elegan Rindi mendatangi rumah kedua mertuanya yang seakan tutup mata pada ulah sang putra, lalu mengatakan maksudnya yang meminta cerai hingga membuat ayah mertuanya langsung terkena serangan jantung. Faisal marah, rencan Rindi berhasil saat Faisal menceraikannya. Tidak hanya sampai sana, sebelum pergi dari rumah Rindi juga sudah menyiapkan kejutan untuk suami pemalasanya. ***Rindi sudah selesai berkemas. Semua barang berharga miliknya sudah masuk ke dalam koper. Dia tidak meninggalkan sepeserpun uang atau barang berharga lainnya. Semua dari kulkas, TV, dan perabot lainnya termasuk rumah sudah Rindi jual pada tetangga yang mau membelinya. Rindi tidak peduli akan Faisal yang nantinya akan kelimpungan, biarlah laki-laki itu menyadari kesalhannya selama ini.Pintu depan terbuka dengan bantingan keras. Di ambang  pintu Faisal berdiri dengan wajah merah padam. "RINDI."Rindi berdiri dengan santainya, "ya.""APA KAMU SUDAH GILA! Bapak jantungnya kumat gara-gara kamu ngomong sembarangan. Dasar istri durhaka. Mulai saat ini saya talak kamu Arindi Fitria. Pergi kamu dari ruamah ini!"Dengan menampilkan wajah tanpa dosa, Rindi menyeret kopernya untuk dia bawa. Hal itu semakin membuat Faisal semakin berang karena ternyata Rindi sudah merencanakan ini semua dari awal. Begitu Faisal menyusul Rindi untuk memarahinya kembali, Faisal malah harus menyaksikan mantan istrinya yang baru bebrapa detik lalu dia talak kini tengah dijemput seorang laki-laki tampan dengan mobil mewah. Hatinya meradang, mau bagaimanapun, kecemburuan melanda hatinya karena dia masih mencintai Rindi."Jadi kamu juga selingkuh selama ini?"***

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1. Awal mula basal dendam
Saat ini hujan deras mengguyur bumi. Rindi terisak di depan sebuah gundukan tanah dengan nama nisan Putri Arabella binti Faisal Aryandi. Ini adalah makam putrinya yang baru berusia dua bulan. Namun, sudah dipanggil sang pencifta karena dia tidak cepat membawanya ke rumah sakit saat Putri diserang panas tinggi. Rindi meremas kuat kerudung hitam yang dia kenakan untuk menyaluran luka hati yang tak tertahankan sakitnya. Ini semua salah Faisal. Andai saja suaminya itu datang saat dia menelponnya, pasti saat itu Putri bisa dibawa ke rumah sakit. Yang paling menyakitkan dari semuanya selain Rindi kehilangan Putri, dia juga baru mengetahui alasan Faisal tidak mengindahka ucapannya karena saat itu dia tengah menghabiskan waktu bersama sesama teman mabar-nya. Suaminya itu memang ketagihan dengan game online sehingga abai pada istri dan putri semata wayangnya. Bahkan saat di mana Putri dimakamkan, Faisal hanya mengantar sampai pemakaman dan langsung pulang kembali. Memang ada jejak kesedihan di matanya. Namun, itu tidak melebihi keantusiannya dalam bermain game. Rindi mendongak ke atas, ke arah seseorang yang dari awal sudah memayunginya. Bahkan ketika satu persatu orang-orang meninggalkan makam Putri, orang ini masih berdiri sambil memegang payung agar Rindi tidak kehujanan. "Mas Dio," panggil Rindi serak. Dio menunduk dan matanya langsung bersitatap dengan mata basah Rindi. "Ya." Rindi berdiri membuat mata Dio mengikuti sampai Rindi berdiri di depannya. "Apa Mas Dio masih mencintai saya?" Cukup lama Faradio Kalandara terdiam, lalu memalingkan wajah ke samping menghindari tatapan Rindi. "Tidak." Rindi mengusap jejak air mata di pipinya. "Lalu kenapa Mas Dio sampai berbuat sejauh ini? Kalau Mas Dio sudah tidak mencintaiku lagi, harusnya Mas Dio tidak usah membantuku dari mulai antar jemput sana-sini sampai biaya administrasi. Mas Dio masih cinta kan sama saya?" Dio kembali menatap Rindi tepat pada matanya. Mata gelap Dio memancarkan kesungguhan yang dalam. "Ya, saya memang masih mencintai kamu." Rindi tersenyum manis, senyum yang Dio rindukan selama ini. "Kalau begitu, apa Mas Dio ingin memiliki saya sepenuhnya?" "Apa maksudmu?" Senyum manis Rindi berubah menjadi seringaian ,"Mas Dio bantu saya dalam membalas mas Faisal agar menyesali semua perbuatannya. Setelah itu saya akan meminta cerai, lalu Mas Dio bisa menikahi saya." Dio tertegun untuk sesaat, tapi sedetik kemudian sebuah seringaian muncul dari bibir tipisnya. "Baiklah. Apa yang bisa saya bantu?" "Untuk saat ini Mas Dio cukup diam. Namun, begitu saya meminta Mas Dio untuk datang menemuiku, saat itu juga Mas Dio harus datang. Apa Mas Dio keberatan?" "Tentu saja tidak. Kapanpun kamu butuh saya, saya akan datang begitu kamu memanggil. Sekarang, ayo saya antar kamu pulang!" "Tidak," Rindi menolak ajakan Dio. Dia kembali berjongkok di depan makam Putri. "Kamu pulanglah terlebih dahulu, saya akan tetap di sini untuk beberapa saat lagi." "Kalau begitu saya temani." "Tidak, Mas Dio pulanglah! Saya perlu waktu untuk sendiri. Jadi saya harap Mas Dio dapat mengerti." Dio mengulurkan payung ke depan wajah Rindi, "ambil payung ini! Saya tidak ingin kamu sakit." Tanpa berniat menolak, Rindi mengambil payung yang disodorkan Dio padanya. Lalu dia menoleh ke belakang saat mendengar suara langkah yang perlahan semakin menajuh. "Mas Dio, saya juga mencintaimu. Sedetikpun saya tidak pernah melupakanmu, tapi ikatan pernikahanku dengan mas Faisal menghalangi cinta kita. Setelah apa yang mas Faisal perbuat, maka saya tidak akan segan lagi meminta pisah padanya walau ayah mertuaku punya penyakit jantung." Lalu Rindi berdiri setelah memandang sekali lagi makam Putri. Rindi melangkah tanpa adanya keraguan menuju tempat di mana sekarang sang suami tengah bermain game bersama teman-temannya. Rindi menyeringai begitu perkiraannya tepat. "Mas Faisal," Rindi memanggil lembuta. Ada senyum kecil saat Faisal mendongak dengan terkejut ke arah Rindi. "Apa main game-nya masih lama?" Faisal menunduk, samar Rindi mendemgar deheman dari Faisal. "Saya minta waktunya sebentar! Ayo kita ke rumah bapak dan ibu!" Faisal sontak menghentikan permainan dalam hp-nya, lalu menatap Rindi dengan pandangan bertanya. "Buat apa kita ke sana?" "Ayo! Kalau Mas kali ini tidak mendengarkan saya, maka Mas akan menyesalinya seumur hidup." Rindi mengancam dengan diselipi senyuman teramat manis di antara ucapannya sehingga Faisal agak salah fokus jadinya. Bagaimana pun, Faisal menikahi Rindi dulu karena dia mencintainya. Namun, ketagihan dalam game online membuatnya abai akan istrinya itu. "Kamu duluan saja, Mas sebentar lagi nyusul kok. Kelar ini Mas Ke rumah ibu dan bapak." Faisal menjawab setelah kembali fokus pada hp-nya. "Iya," Rindi menjawab patuh. Kemudian wanita yang baru kehilangan putrinya itu meninggalkan sang suami yang kini menatap aneh dia. Faisal merasa Rindi agak berbeda. Kalau sebelumnya dia akan marah saat Faisal mengabaikannya, tapi kenapa sekarang Rindi begitu sabar. Faisal mengedikan bahu acuh, lalu kembali memainkan game online yang sempat terpouse. "Assalamualaikum, ibu, bapak, ini Rindi." Rindi mengetuk pintu rumah ibu dan bapak mertuanya. Tidak lama pintu terbuka menampilkan sepasang paruh baya dan mempersilahkan Rindi masuk. Rindi masuk, kemudian mendudukan tubuhnya di sopa yang berhadapan langsung dengan ibu dan bapak mertuanya. "Rindi ke sini tidak akan lama. Hanya ingin menyampaikan maksud saja." "Maksud apa itu, Nak?" Bapak bertanya ingin tahu yang langsubg diangguki ibu. "Rindi mau pulang ke rumah ibu dan bapak Rindi. Rindi ingin bercerai dengan mas Faisal, bu, pak." "Be-bercerai?" Bapa tergagap. Dia memegang d**a sebelah kirinya saat rasa sakit hingga membuat dadanya sesak itu kembali kambuh. Ibu yang duduk di samping bapak berteriak menyadarkan bapak, sedangkan Rindi hanya diam saja. Ibu berlari ke luar untuk memanggil tetangga. Tidak lama para tetangga datang dan membawa bapak ke puskesmas bersama ibu. Rindi yang ditinggal hanya menghela napas pelan, kemudian bangkit untuk meninggalkan rumah yang menjadi saksi bisu akan keluarga sang suami yang menutup mata akan kelakuan putra mereka terhadap istri dan anaknya. Rindi sudah selesai berkemas. Semua barang berharga miliknya sudah masuk ke dalam koper miilknya. Dia tidak meninggalkan sepeserpun uang atau barang berharga lainnya. Semua dari kulkas, TV, dan perabot lainnya termasuk rumah sudah Rindi jual pada tetangga yang mau membelinya. Rindi tidak peduli akan Faisal yang nantinya akan kelimpungan, biarlah laki-laki itu menyadari kesalhannya selama ini. Pintu depan terbuka dengan bantingan keras. Di ambang pintu Faisal berdiri dengan wajah merah padam. "RINDI." Rindi berdiri dengan santainya, "ya." "APA KAMU SUDAH GILA! Bapak jantungnya kumat gara-gara kamu ngomong sembarangan. Dasar istri durhaka. Mulai saat ini saya talak kamu Arindi Fitria. Pergi kamu dari ruamah ini!" Dengan menampilkan wajah tanpa dosa, Rindi menyeret kopernya untuk dia bawa. Hal itu semakin membuat Faisal semakin berang karena ternyata Rindi sudah merencanakan ini semua dari awal. Begitu Faisal menyusul Rindi untuk memarahinya kembali, Faisal malah harus menyaksikan mantan istrinya yang baru bebrapa detik lalu dia talak kini tengah dijemput seorang laki-laki tampan dengan mobil mewah. Hatinya meradang, mau bagaimanapun, kecemburuan melanda hatinya karena dia masih mencintai Rindi. "Jadi kamu juga selingkuh selama ini?" ***

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Hasrat Istri simpanan

read
9.7K
bc

The CEO's Little Wife

read
632.0K
bc

Revenge

read
19.6K
bc

After That Night

read
10.3K
bc

BELENGGU

read
65.3K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
57.0K
bc

Istri Lumpuh Sang CEO

read
3.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook