?? ~happy moody~ Gelisah. Dee mondar-mandir di depan pintu ruang kerjanya sambil menggigiti kuku tangannya. Dee masih bingung, haruskah ia bilang pada Juna kalau Jennie menghubunginya, lebih tepatnya menerornya. Ini sudah memasuki keempat kalinya Dee mendapat teror. Walau pun tidak tiap hari, namun cukup mengganggu. "Kenapa lo?" tanya Darrel begitu melihat Dee yang tampak gelisah. "Eoh? Nggak," Darrel mendekat, netranya tak lepas memandang Dee. "Ada masalah sama Juna? Dia macem-macem lagi?"tuntut Darrel. "Nggaaakkk, Juna baik-baik aja kok. Cuma..." Dee berpikir, kira-kira bagaimana reaksi Darrel kalau tahu dirinya mendapat teror telpon? Sedangkan dirinya tak bisa asal tuduh begitu saja kalau perempuan itu Jennie. Bisa saja orang lain. Tapi kalau orang lain siapa yang niat sekali m

