Hallo untuk kalian yang masih mau menunggu kelanjutan ceritaku ini. aku bersyukur banget. Aku cuma mau menjelaskan hal kecil nih, Jadi jika di cerita Season satu aku pake nam apanggilan Queen, untuk sekarang aku ganti jadi nama asli Jeslyn ya, soalnya aku melihat banyak yang bingung kenapa namanya Queen. Semoga perubahan kecil ini nggak merubah selera kalian pada ceritaku ya Dear. Selamat membaca.
-o0o-
Benar saja, ketika sampai di mansion Robert begitu sibuk membobol akses cctv di bandara untuk mengecek tentang kapan tepatnya kedatangan Jeslyn. David mengatakan jika Jeslyn pulang tidak menggunakan pesawat pribadi milik Addison Group, melainkan menggunakanan pesawat komersial. Namun setelah mengecek selama berjam-jam, Robert masih belum juga menemukan keberadaan Jeslyn selama di bandara.
‘’Nyonya Jeslyn tidak berada di mansion Addison,’’ ucap David ketika memasuki ruang kerja Robert dengan terbru-buru untuk segera menyampaikan berita ini pada Robert.
‘’Bagaimana kamu bisa tau?’’ tanya Robert dengan menatap David serius.
‘’Aku sudah memantau dan mengecek rekaman cctv di sekitar manson Addison dalam satu bulan terakhir dan tidak ada tanda-tanda kedatangan Nyonya Jeslyn ke sana,’’ jelas David sembari matanya masih fokus pada tablet di tangannya.
‘’Ini bisa menjadi masuk akal karena dia tau jika aku akan mencarinya ke sana,’’ ucap Robert sembari mengusap dagunya.
‘’Aku juga sudah mengecek ke lokasi apartement pribadi Tuan Nelson, tapi Nyonya Jeslyn juga tidak berada di sana sejak kepulangannya. Saya berasumsi jika dia telah memiliki kediamannya sendiri sebelum kembali ke New York. Tuan Arthur jelas sudah menyiakan segala keperluan Nyonya Jeslyn sebelum kembali ke New York,’’ jelas David yang membuat pikiran Robert seketika kembali kosong.
Apakah aku akan kembali kehilangan jejakmu di saat aku tau jika kamu berada di sekitarku?
‘’Apakah dia kembali bersama dengan anakku?’’ gumam Robert dengan pelan. David bisa melihat kekecewaan Robert di matanya.
‘’Aku masih belum bisa memastikannya, Tuan,’’ jawab David sembari menundukkan kepalanya.
‘’Pergilah, sampaikan padaku jika kamu sudah mendapatkan kabar terbaru tentang mereka,’’ ucap Robert dengan dingin.
‘’Aku juga ingin memberi tahukan jika kita akan kembali bersaing dengan Addison Group untuk merebutkan proyek pembuatan mall di Manhattan bersama dengan Wima Group,’’ ucap David sebelum pergi.
‘’Pastikan kita memenangkan tender ini, kita memiliki koneksi yang bagus dengan para komisaris Wima Group. Manfaatkan koneksi yang ada untuk meloloskan kita. Aku ingin melihat bagaimana malunya Nelson karena sudah berani bersikap sombong!’’ ucap Robert dengan sorot matanya yang tajam.
‘’Baiklah, saya permisi Tuan,’’ ucap David sebelum meninggalkan ruangana kerja Robert.
Sejak 5 tahun terakhir ini, Hamilton Group dengan sengaja mengembangkan usahanya memasuki langkah yang baru dengan ikut bergelut dalam industri properti. Meskipun Hamilton Group masih terhitung baru dalam proyek property mereka, tapi koneksi Hamailton Group dengan para koleganya berhasil merebut kepercayaan mereka.
Hamilton Group memang dikenal dengan bisnisnya dalam bidang otomotif, tapi yang terbaru ini mereka membuka anak cabang baru dalam bisnis properti. Bahkan dalam 5 tahun terakhir, mereka sudah mulai mengerjakan proyek-proyek dalam skala standar, karena mereka memang belum terlatih dan berpengalaman dalam bidang ini untuk berani mengambil proyek besar. Semua ini sengaja Robert lakukan demi bisa mengalahkan kerajaan properti Addison Group yang sudah sangat dikenal dan menjulang tinggi di dataran Amerika Serikat.
Dan proyek pembuatan mall di Manhattan ini adalah salah satu langkah Robert yang kesekian kalinya untuk memprovokasi Addison Group. Beberapa kali terhitung Hamilton Group dengan sengaja mencuri tender dan proyek yang sebelumnya dipercaya akan jatuh ke tangan Addison Group. Namun sampai detik ini, Robert masih belum melihat pergerakan Addison Group padanya, meskipun Robert dengan sengaja terus mengusik mereka. Tapi tentu saja Hamilton Group hanya mampu mencuri proyek yang masih mampu mereka atasi.
Nelson yang memegang kendali atas Addison Group membuat Robert begitu bersemangat untuk mengalahkannya. Robert ingin tau bagaimana kehebatan seorang putra dari Arthur Addison yang terkenal begitu berkuasa di Amerika. Robert bisa tersenyum dengan puas ketika mengetahui jika kehebatan Nelson Addison memang jauh di bawah ayahnya.
Bentuk kecurangan Robert ini bukanlah ajang balas dendam karena keluarga Addison sudah menyembunyikan Jeslyn darinya, tapi Robert memang sengaja ingin terus berhubungan dengan Addison Group, bisa di bilang Robert mencari perhatian mereka meskipun dengan cara yang salah.
-o0o-
Robert yang sudah menyerah untuk mencari bagaimana menemukan ide yang baik untuk bertemu dengan Jeslyn, kini akhirnya kembali menemukan cara yang curang hanya untuk bisa bertemu dengan Jeslyn. Robert sudah cukup bosan mendengar David yang terus mengatakan untuk bertemu Jeslyn dengan cara yang cerdas, tapi sampai sekarang Robert masih belum bisa bertemu dengan Jeslyn. Padahal ini sudah terhitung seminggu sejak Robert mengetahui jika Jeslyn telah kembali.
Setelah mendapatkan kabar jika Jeslyn ternyata sudah aktif bekerja di Addison Group sejak 3 hari yang lalu membuat Robert nekat melakukan cara ini. Robert membawa sebagaian besar anggota Cosa Nostra untuk mengepung seluruh bagian Addison Group. Dia bahkan melarang seorang pun untuk memasuki ataupun keluar dari gedung. Karena apa yang Robert lakukan ini, membuat Addison Group melakukan tindakan tegas dengan melaporkan hal ini pada kepolisian. Tapi Robert yang memang sudah mempersiapkan diri, tidak merasa takut sedikitpun meskipun harus berurusan dengan polisi atas aksi nekat yang dilakukannya.
Setelah menyelesaikan semuanya dalam satu hari dengan uangnya yang berkuasa, Robert berhasil bebas hari itu juga. Lalu dengan kurang ajarnya, Robert kembali melakukan hal yang sama keesokan harinya yang membuat Nelson geram. Addison Group yang sudah mempersiapkan diri dengan serangan dari Robert, tentu saja sudah menyiapkan penjagaan yang lebih ketat dari sebelumnya. Hingga pertarungan antar kedua kubu pun tidak bisa terhindarkan. Bukan hanya Addison Group yang sudah menyiapkan diri, tetapi Robert juga. Dia membawa anggota Cosa Nostra lebih banyak dari sebelumnya. Robert bahkan tak peduli dengan protes David yang melarangnya.
Jeslyn yang begitu merasa bersalah pada kakak dan para pegawainya karena sikap kekanakan mantan suaminya itu, memilih untuk mengalah kali ini saja. Dengan terpaksa Jeslyn meminta sekretarisnya untuk membawa Robert menghadap padanya saat itu juga. Bukankah keinginan Robert hanya ingin bertemu dengannya?
-o0o-
Jantung Robert berdebar dengan keras ketika untuk pertama kalinya bisa bertemu lagi dengan Jeslyn setelah 5 tahun tidak bertemu. Jeslyn yang sekarang terlihat lebih cantik dan dewasa dari sebelumnya. Mungkin perubahannya ini karena Jeslyn telah bahagia di luar sana sehingga kecantikan itu terpancar dalam dirinya.
‘’Jika tidak bisa bicara, sebaiknya cepat pergi dan jangan membuang waktuku yang berharga!’’ ucap Jeslyn dengan sarkas karena Robert sejak tadi tidak mengeluarkan suaranya sama sekali, tetapi hanya fokus menatap kagum ke arahnya.
‘’Bagaimana kabarmu?’’ tanya Robert dengan senyum manisnya. Senyuman yang sangat jarang sekali Jeslyn lihat di masa lalu.
‘’Baik,’’ jawab Jeslyn dengan dingin. Robert merasakan de javu, ketika pertama kali dirinya bertemu dengan Jeslyn setelah perpisahan mereka. Dirinya bersikap sangat dingin dan ketus saat itu pada Jeslyn, lalu kini Tuhan membalikkan posisi mereka.
‘’Aku mencarimu selama 5 tahun, aku salut karena kamu bisa bersembunyi dengan baik,’’ ucap Robert sembari tersenyum kecut.
‘’Bertemu denganmu lagi bukanlah menjadi harapanku,’’ jawab Jeslyn.
‘’Pernahkah sekalipun kamu meridukanku?’’ tanya Robert dengan menatap Jeslyn dengan penuh harap. Ingin sekali dirinya jika Jeslyn menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sesuai harapannya.
‘’Aku menyetujui bertemu denganmu bukan untuk membahas hal konyol tentang kita. Hentikan tingkah kekanakanmu dan segera pergi dari kantorku!’’ ucap Jeslyn dengan dingin dan menatap Robert tajam.
‘’Aku merindukanmu, sangat,’’ ucap Robert dengan menatap Jeslyn sembari tersenyum.
‘’Tapi mengapa kamu harus sembunyi? Aku tidak masalah jika kita berpisah, tapi setidaknya kamu masih berada dalam radius jangkauanku. Kamu memilih pergi dan tak menyisakan apapun untukku bertahan seorang diri,’’ ujar Robert dengan tatapan teduhnya.
‘’Aku tidak bersembunyi. Aku pergi untuk melakukan pengobatan pada hati dan perasaanku yang terluka parah karena masa laluku yang buruk. Tapi sekarang aku sudah baik-baik saja. Aku sudah bisa menerima kenyataanya dan terlebih sudah berhasil move on dari masa lalu. Itu sebabnya aku berada di sini,’’ jelas Jeslyn dengan datar. Tidak ada emosi dalam mata Jeslyn ketika menatap Robert.
‘’Move on? Jadi benar kamu sudah melupakanku,’’ ujar Robert sembari tertawa kecil. Namun Jeslyn sadar jika tawa Robert mengandung luka.
‘’Jika tidak ada lagi yang mau kamu katakan, kamu bisa pergi,’’ ucap Jeslyn dengan acuh lalu segera berdiri untuk kembali ke kursinya. Namun sebelum itu, Robert sudah berhasil mencekal pergelangan tangannya. Robert segera berdiri untuk mendekati Jeslyn dan berdiri di hadapannya, masih dengan jemarinya yang menggenggam pergelangan Jeslyn dengan kuat.
‘’Bagimana dengan anak kita,’’ ucap Robert.
‘’Lepaskan aku!’’ sentak Jeslyn dengan marah karena Robert yang dengan kurang ajar sudah menyentuhnya. Robert lalu melepaskan pergelangan Jeslyn, tapi matanya masih memenjarakan Jeslyn dalam kubangan intimidasinya.
‘’Anak siapa yang kamu maksud!’’ jawab Jeslyn dengan ketus.
‘’Anak kita. Aku daddynya, tetapi aku tidak tau seperti apa anakku sendiri dan bahkan tak tau jenis kelaminnya,’’ ucap Robert terdengar frustrasi.
‘’Dia tidak ada,’’ jawab Jeslyn acuh.
‘’Setiap ucapan adalah doa. Kita jelas tidak mau jika terjadi sesuatu yang buruk padanya hanya karena ucapan sembarangan dari mommynya, bukan? Aku daddynya, aku ingin bertemu dengannya,’’ ucap Robert dengan tegas.
‘’Punya hak apa kamu untuk bertemu dengannya!’’jawab Jeslyn sembari menatap Robert dengan tajam.
‘’Aku memiliki hak karena aku daddynya!’’ jawab Robert sama tegasnya. Robert melangkah semakin dekat yang membuat Jeslyn melangkah mundur. Robert dengan sigap langsung melingkarkan lengannya di pinggang Jeslyn untuk mengunci pergerakanya.
‘’Lepaskan!’’ sentak Queen marah.
‘’Tidak, sebelum kamu memberi tahuku tentang anak kita,’’ jawab Robert tak mau kalah.
‘’Aku tidak akan segan untuk menghajarmu jika kamu tetap keras kepala seperti ini, Robert!’’ ancam Jeslyn masih dengan menatap Robert tajam.
‘’Lakukanlah. Aku juga tidak akan segan untuk mengurungmu bersamaku jika kamu terus keras kepala juga,’’ jawab Robert dengan santai. Melihat raut wajah Jeslyn yang tengah marah, entah mengapa membuat Robert senang. Setidaknya posisi ini berhasil mengobati rindu Robert selama ini, meksipun pertemuan mereka yang pertama ini tidak berjalan dengan baik dan tidak dengan cara yang baik pula.
‘’Baiklah, lepaskan aku,’’ ucap Jeslyn yang akhirnya memilih mengalah. Berurusan dengan Robert yang keras kepala hanya akan membuat masalah terasa semakin rumit. Robert pun pada akhirnya juga memilih mengalah dengan melepaskan pelukannya dari pinggang Jeslyn.
‘’Dia laki-laki,’’ ucap Jeslyn tiba-tiba.
‘’Jadi aku memiliki seorang putra? Aku ingin bertemu dengannya,’’ jawab Robert yang terlihat bahagia.
‘’Tidak! Aku tidak ingin dia bertemu denganmu!’’ jawab Jeslyn dengan keras.
‘’Kenapa? Aku daddynya. Aku juga memiliki hak yang sama sepertimu untuk merawatnya!’’ jawab Robert tidak terima.
‘’Kamu tidak memiliki hak untuk berbicara seperti itu!’’ jawab Jeslyn tidak terima.
‘’Bagaimana bisa kamu mengatakan jika aku tidak berhak? Aku ingin bertanggung jawab akan kalian. Kamu yang memilih meninggalkanku. Padahal meskipun kita bercerai, tetapi kamu memilih untuk bertahan di sini pasti keadaannya tidak akan seperti ini. Putraku jelas akan mendapatkan kasih sayang daddynya. Sekarang lihatlah, bahkan putraku tidak bisa merasakan kasih sayang daddynya!’’ ucap Robert yang mulai tersulut emosinya.
‘’Kamu yang membuatku pergi!’’ jawab Jeslyn tidak terima karena Robert menyudutkannya.
‘’Aku yakin jika kamu jelas tau apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang terjadi padaku. Meskipun terlambat, kamu masih bisa kembali. Tapi apa yang kamu lakukan? Kamu pergi. Kamu yg memilih untuk meninggalkanku, meskipun kamu tau jika aku tidak benar-benar menghamili Agatha. Kamu pergi membawa putraku. Lalu ketika sekarang aku meminta untuk bertemu dengannya, kamu melarangnya? Serius Jeslyn, ini yang kamu mau? Aku tidak menyangka jika kamu akan berubah seegois ini,’’ ucap Robert dengan menatap Jeslyn kecewa.
‘’Dia akan terkejut jika bertemu denganmu,’’ ucap Jeslyn dengan pelan. Ucapan Robert berhasil menampar hatinya, apa yang dikatakan Robert memang benar. Jika dirinya memang egois jika hal itu menyangkut putranya.
‘’Aku tidak masalah kamu memperkenalkan aku sebagai siapa di hadapannya. Aku juga tidak masalah jika dia tidak mengetahui jika aku adalah daddynya, karena yang aku mau hanya bisa bertemu dengannya. Aku ingin menatap bagaimana rupa putraku,’’ jawab Robert yang semakin membuat Jeslyn merasa bersalah.
‘’Aku tidak bisa menjanjikan sesuatu padamu. Tapi aku akan berusaha, aku akan mempertemukanmu dengan Damien,’’ jawab Jeslyn.
‘’Jadi putraku bernama Damien,’’ gumam Robert yang masih bisa di dengar jelas oleh Jeslyn.
‘’Sepertinya tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan. Kamu bisa pergi dan tolong untuk berhenti membuat keributan di sini. Tarik semua anak buahmu, karena aku tidak mau lagi mendengar keributan yang disebabkan olehmu,’’ ucap Jeslyn sebelum berjalan menuju kursi kebesarannya dan mengabaikan Robert yang masih berdiri mematung sembari menatap ke arahnya.
‘’Baiklah, aku pergi. Aku sangat menantikan pertemuanku dengan Damien nanti,’’ jawab Robert sembelum beranjak pergi dari ruang kerja Jeslyn. Sebelum pergi, Robert menyempatkan diri untuk menatap Jeslyn sejenak lalu tersenyum.