AKU DIJUAL KAKAK
DINDA
__
Brakk
"Saya tidak mau tahu wanita yang saya pesan harus ada dalam jangka waktu kurang dari 3 hari. Ingat kalau dalam jangka waktu yang saya berikan anda belum bisa memberikan saya wanita itu uang 500 juta akan hangus dan satu hal lagi usaha anda akan saya hancur kan." Ancam wanita paruh baya itu dengan sorot mata tajam menatap ke arah ku.
Dasar nenek lampir berani sekali dia mengancam ku, aaaarrgghh tak bisa kah dia sabar menunggu. apa 3 hari? Astaga apa nenek lampir ini kira mencari anak ayam?, ini mencari anak gadis bukan anak ayam.
"Baik lah Bu saya akan usahakan!" jawab ku singkat tanpa mau meladeni ucapan gila nenek lampir ini lagi.
"Awas kalau kamu bohong!. Bukan kah anda tahu siapa saya? Sangat mudah bagi saya untuk mengurus kehancuran bisinis anda" tegas nya sembari melenggang pergi meninggal kan ku.
Prraangg
ku raih gelas yang ada di dekat meja tempat aku berdiri, melemparkan nya di atas lantain seraya menatap sengit kearah wanita Sialan yang baru saja keluar.
"Ini beneran gila Din. Nyonya itu benaran sosialita gila! Bagaimana ini?" ucap Joe sambil mengacak rambutnya frustasi.
"Cari gadis desa,gadis ploksok, atau gadis pedalaman" saran ku dengan kesal pada Joe.
"Mana ada Din. Ini era modern jarang ada gadis polos bahkan belum di sentuh sedikit pun. Gue sama sekali nggak yakin bisa menemukan gadis itu dalam waktu singkat" Joe semakin menggeram frustasi. Joe juga sama pusing nya dengan Ku memikirkan cara agar bisa mendapatkan gadis polos nan lugu yang di minta oleh nenek lampir itu.
Astaga! Benar kata Joe sangat jarang ada wanita seperti itu. "tapi Joe coba saja kita cari dulu gadis itu" Usul ku penuh semangat.
"Cari di mana Din? apa perlu gue harus nongkrongin emak-emak yang lagi lahiran" kesal Joe sambil menatap ku dengan tatapan seserius mungkin.
"Gila lo Joe. Gue Nyari anak gadis bukan anak Bayi, sana gih lo pergi cari anak perawan yang bohay dan cantik ingat ini misi besar" tegas ku sambil menenggak air putih dingin yang ada di meja.
Joe menatap ku dengan tatapan tidak percaya, aku juga sama dengan Joe yang merasa mustahil bisa menemukan anak gadis yang benar-benar masih polos dan lugu.
"Gila lo Din gue sih siap nyari tapi masalahnya nyari di mana? perjalanan dari kota ke desa butuh waktu seharian bahkan lebih. Proyek gila!. Gue mah mending di suruh nyari buat wanita penghibur ketimbang nyari anak emak yang masih mulus" geram Joe.
"Anak pesantren Joe? Atau anak pak haji?" saran ku antusias, Joe menatap kearah ku dengan bola mata melebar.
Pltakk
"Awww sakit bego!!" aku menjerit sakit ketika tangan kasar Joe berani menyentil dahi ku.
"Otak loe dangkal Din. Kita mau nyulik anak pak haji bisa di sumpahin jadi kualat lo, udah lah itu Ade lo aja siapa namanya?" tanya Joe.
"Raina?" jawab ku singkat.
"Nah itu dia si Raina ade lo?. Gue liat dari postur tubuhnya sih ok meski dia nggak semenor lo tapi wajahnya alami banget Din" jelas Joe panjang lebar aku hanya mangut-mangut memikirkan ide Joe.
Raina? Iya tuh adik kan sialan kerjaanya sekolah mulu dan aku yakin dia sama sekali belum di sentuh jagankan di sentuh mungkin pacaran saja dia belum pernah.
"Harus yah adek gue? Yah gue sih yakin tuh anak di poles sedikit bakalan bening, tapi Joe lo tau sendiri tuh anak keluarga gue satu-satunya lah mending kalau jadi pembantu aja tapi kalau sampe di sentuh om-om kagak ikhlas gue dunia akhirat",ujar ku gamblang meski aku sendiri sering jahat kepada Raina tapi untuk menjual dia rasanya berat.
"Hahahaha eh Din gue yakin adek lo bakalan jadi pembantu. Liat aja noh si nenek lampir masa ia mau nyediain bini muda untuk lakinya yang pasti udah bangkotan".
Ada benernya juga apa kata si Joe meski aku menjual Raina aku masih tetep bisa makan. tapi kalau aku tidak menjual Raina mau makan dari mana coba?, tempat usaha sudah pasti di tutup.
"Ok lah joe besok lo bawa Raina ketempat biasa biarin hari ini dia kuliah dullu. Demi 500 juta gue iklas ridho jual adek gue"
"Bagus Din. Ini namanya pebisnis handal ok lah siap Bu bos!"
__
Honahon