Bastian memang bocah menepati janjinya, jika ia belum berkualifikasi untuk dikatakan sebagai calon pria sejati. Ellis menepati pula janjinya, dengan mengakali cara agar Bastian tidak merasa risih saat melewati gang rumah mereka. “Oke,” kata Ellis sambil menatap gang panjang yang agak berkelok di depan mata mereka. “Mulai dari sini, kau Basty, harus menggandeng tanganku dan menutup matamu.” Bastian yang begitu pendek, menengadah tinggi- tinggi agar bisa melihat wajah Ellis yang berdiri di sampingnya. “Kenapa?” “Karena memang itu syaratnya,” sahut Ellis asal jawab. “Kita akan berlari sedikit. Jangan cemas, aku tidak akan membiarkanmu jatuh terjungkal.” Bastian dengan harga dirinya yang tinggi, merasa agak ragu untuk menggandeng tangan Ellis. Tapi keinginannya untuk bermain ke rumah Mrs.

