Malam itu juga seusai makan, Julie segera mencoba menghubungi Olivier. Kantor Olivier pasti sudah tutup jam delapan malam, sehingga Julie langsung menghubunginya ke nomor ponsel. Ia duduk bersandar di kursi dalam kamarnya. Jeda sejenak, sebelum Olivier menjawab panggilannya. “Halo, Julie?” kata Olivier kaku di ujung sana. “Oh, halo Olivier. Aku mohon maaf mengganggumu malam- malam begini.” “No problem. Ada apa?” tanya Olivier tanpa basa- basi. “Ah, begini. Aku ingin bertanya padamu, apa aku masih berkesempatan bekerjasama lagi denganmu, sebagai model? Apa... tawaranmu masih berlaku?” Dari ujung telepon terdengar Olivier menghembuskan napasnya cukup keras. Hening beberapa detik sebelum ia bicara lagi. “Dengar ya, Julie. I want this to be clear. Aku sudah membaca berita tentangmu, dan a

