Dua hari sudah berlalu, sejak kepulangan Arga, Bella selalu murung. Ia sengaja mengurung diri di dalam kamar. Papah dan Mamahnya juga beberapa hari ini sedang sibuk di toko milik Papah Delon. Sebuah toko toserba yang terbilang cukup besar, selalu saja ramai dikunjungi pembeli setiap harinya. Bukan Bella tidak mau membantu orang tuanya, namun Papah Delon selalu saja menolak jika Bella ingin ikut membantu.
"Sudah dua hari ini Om itu juga tidak kembali. Mungkin dia tidak siap dengan pernikahan ini. Hemm, jika aku terus seperti ini. Mau jadi apa aku nantinya? hanya uring-uringan didalam kamar tanpa kegiatan. Lebih baik aku memasak saja. Sebentar lagi Papah dan Mamah juga pasti pulang," gumam Bella sambil melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul 19.00.
Dengan segera Bella keluar dari kamarnya dan melangkah menuju dapur. Sesampainya Bella di dapur, dengan cekatan Bella menyiapkan semua bahan dan peralatan masaknya.
"Sepertinya memasak nasi liwet ,ayam goreng dan sambel terasi enak. Aku bikin itu saja," gumamnya.
Bella mulai mengupas bawang merah dan putih, kemudian mulai mengiris nya. Tidak lupa juga Bella memotong cabai rawit dan merah besarnya. Setelah semua bahan sudah Bella iris dan potong. Kini Bella mulai mengambil dua batang sereh, lengkuas dan daun salam.
Saat Bella menggeprek batang sereh dan lengkuas, aroma khas dari rempah tersebut keluar. Membuat Bella semakin tidak sabar untuk memasaknya.
"Semua bahan sudah siap, sekarang aku tinggal cuci berasnya dan menumis semua bahan tadi saja," gumamnya.
Beberapa menit berlalu kini Nasi liwet buatan Bella sudah dalam mode memasak. Sambil menunggu nasinya matang, Bella melanjutkannya dengan menggoreng ayam dan membuat sambal nya. Menu masakan Bella kali ini membuat Bella bersemangat sekali, pasalnya nasi liwet adalah makanan kesukaan Mamah dan Papahnya.
***
Kini semua masakan Bella sudah tersaji semua di meja makan. Aroma masakan mulai menyeruak kesegala penjuru rumah. Membuat siapa saja yang menciumnya menjadi lapar. Setelah semua masakannya selesai tertata, Bella langsung bergegas ke kamarnya untuk membersihkan diri.
Lima belas menit berlalu, Bella sudah tampil cantik dengan baju rumahannya. Piyama berwarna pink dan rambut yang dikuncir kuda membuat penampilan Bella sangat cantik. Meskipun tanpa make up tebal atau berlebihan, itu saja sudah membuat Bella terlihat segar.
Tok...Tok...Tok...
Suara ketukan pintu terdengar dari luar, mendengar suara ketukan. Bella langsung berlari kearah pintu. Bella mengira orang tuanya sudah datang. Namun saat Bella membukakan pintu, Bella terdiam sejenak. Dilihatnya sosok yang selama ini dia rindukan dalam diam, sedang berdiri tegak menatap Bella intens.
"Suami datang itu harusnya disuruh masuk. Bukannya malah melamun," tegur Arga, membuyarkan lamunan Bella.
"Om..." panggil Bella.
"Iya ini aku, kenapa?" tanya Arga datar.
"Om kembali? Aku kira Om sudah lupa jalan pulang," sahut Bella asal.
Arga terkekeh mendengar penuturan Bella yang dirasanya aneh. "Kamu itu aneh, bagaimana mungkin aku lupa jalan pulang. Cepatlah masuk! kakiku sudah sangat pegal berdiri seperti ini," ucap Arga, lalu mulai merangkul pundak Bella.
Bella yang dirangkul mendadak seperti itu, menjadi malu. Bella hanya diam tanpa penolakan, rona merah mulai terlihat dikedua pipi Bella. Keduanya mulai berjalan memasuki rumah. Namun, langkah Arga terhenti, saat mereka berdiri tidak jauh dari ruang makan. Aroma Nasi liwet buatan Bella, sukses membuat Arga yang dari perjalanan jauh menjadi lapar.
"Mamah dan Papah mana?" tanya Arga .
" Mereka masih di toko," sahut Bella.
"Lalu siapa yang memasak itu?" tanya Arga menunjuk kearah meja makan.
"Ya, aku lah Om. Terus siapa lagi?" sahut Bella.
"Kamu? Kamu bisa memasak?" tanya Arga, merasa tidak percaya.
"Ya, iyalah aku bisa. Memang Om kira aku tidak bisa memasak di dapur?" tanya Bella balik.
"Iya, kamu bisa memasak. Aku mau ke kamar dulu, badanku sudah terasa lengket," sahut Arga, lalu melangkah pergi. Meninggalkan Bella sendirian yang masih berdiri ditempatnya.
"Dasar Om aneh, tadi dia merangkulku. Sekarang dia meninggalkanku disini. Dasar Om tidak jelas, lebih baik aku menunggu Mamah dan Papah saja," batin Bella sangat kesal.
***
Jam sudah menunjukan pukul 9 malam. Namun Papah dan Mamah Bella belum juga pulang, membuat Bella gelisah. Karena cemas, Bella berlari menaiki tangga rumahnya dan langsung menuju kamarnya.
Sesampainya Bella didalam kamar, Arga sedang sibuk membereskan pakaian yang baru saja dia bawa ke rumah Bella. Arga heran melihat Bella yang sibuk kesana kemari.
"Kamu sedang mencari apa?" tanya Arga heran.
"Aku sedang mencari ponselku," sahut Bella seadanya dan terus saja sibuk mencari benda pipih itu.
"Ini ponselmu," ucap Arga, sambil menunjukkan benda pipih yang sedang Bella cari.
"Ah, itu dia. Sini Om, aku mau menghubungi Papah dulu," sahut Bella, dengan segera mengambil ponselnya.
Bella mulai mencari nomor Papahnya, setelah menemukannya. Bella langsung menghubungi Papah Delon.
Terdengar suara panggilan tersambung dari seberang sana. "Assalamu'alaikum Pah..."
"Wa'alaikummussalam sayang. Ada apa Bell?" tanya Papah Delon.
"Papah sama Mamah dimana? kenapa masih belum pulang?" tanya Bella khawatir.
"Oh, ini Papah sama Mamah sedang dalam perjalanan ke rumah Nenek kamu. Katanya Nenek kamu sakit. Maaf ya, Papah tidak sempat memberitahu kamu. Habisnya mendadak Bell," sahut Papah Delon.
"Nenek sakit? kenapa Bella tidak diajak Pah? Bella juga sudah memasak banyak buat makan malam kita," ucap Bella dengan nada sedih.
"Maaf ya, sayang. Seperti yang Papah bilang. Ini mendadak, kamu makan saja. Jangan tunggu Papah dan Mamah. Rencananya dua hari lagi kami akan pulang. Kamu baik-baik di rumah, ya, " sahut Papah Delon, juga merasa cemas meninggalkan putrinya seorang diri di rumah.
"Baiklah Pah, Papah jangan khawatir. Bella di rumah bersama Mas Arga," sahut Bella.
"Nak Arga pulang? Kapan? " tanya Papah Delon mulai penasaran.
"Sekitar pukul 7 malam tadi Pah," sahut Bella, lalu melirik kearah Arga.
"Baiklah, kalian baik-baik di rumah. Kalau ada apa-apa, kalian langsung hubungi Papah atau Mamah, ya," ucap Papah Delon, merasa lega saat mengetahui menantunya sudah pulang.
"Baik Pah, salam buat Nenek, ya, Pah. Papah sama Mamah hati-hati dijalan."
"Iya, sayang. Sudah dulu, ya, sayang. Nanti Papah hubungi lagi. Assalamu'alaikum.." ucap Papah Delon.
"Iya, Pah. Wa'alaikummussalam Pah," sahut Bella, kemudian mematikan sambungan teleponnya.
Arga yang sedari tadi hanya menyimak obrolan Bella, kini mulai mendekati Bella.
"Nenek kamu sakit?" tanya Arga.
"Iya, Om, kata Papah sih begitu. Kata Papah, mereka juga akan dua hari disana. Apa Om lama berada disini? " tanya Bella.
"Hem, rencananya sih besok aku sudah harus pulang. Tapi jika Papah dan Mamah dua hari lagi baru pulang. Aku akan menunggu Mamah dan Papah pulang ke rumah dulu," sahut Arga berniat menggoda Bella.
Mendengar kata-kata Arga,entah mengapa hati Bella merasa sakit. "Entahlah, apa perasaanku saja yang seperti ini. Kenapa aku merasa seperti istri simpanan, ya? Om aneh itu datang dan pergi sesuka dia. Memangnya aku apa?" batin Bella, dengan menampilkan mimik kesalnya.
Arga yang mengetahui Bella sedang menggerutu didalam hatinya mulai mengerti. Jika istri kecilnya itu sedang memaki dirinya.
"Jangan berpikir yang aneh-aneh. Aku hanya menggoda mu. Aku cuma bercanda, kamu tenanglah. Setelah Mamah dan Papah pulang, aku akan mengajak kamu pulang bersamaku," sahut Arga, lalu mengacak-acak pelan rambut Bella.
"Ayo makan! Suamimu ini sudah sangat lapar," sambungnya lagi, kemudian menggandeng Bella keluar dari kamar.