Dalam gelap dan kesunyian malam, Ivander Izekiel Carsein de Bloich menjadi satu-satunya siswa yang bercengkrama di balkon asramanya. Tak ada siapa pun, manik merahnya mengedar ke seluruh jangkauan pandangan. Berhubung balkon asramanya menghadap ke pemandangan luar akademi, maka perkotaan menjadi pemandangan sehari-hari yang dia lihat di asrama. Malam ini, kota Oxford masih sama, gegap gempita dipenuhi cahaya lampu perkotaan. Keramaian di sana tidak terdengar ke akademi berhubung cukup berjarak. Jadi, Ian hanya mampu mengamati gemerlapnya, tidak gegap keramaiannya. Tak masalah, Ian juga tidak mengharapkannya. Jarum jam telah melewati pukul dua belas, tengah malam telah terlewat, namun Ian masih bugar karena pengaruh teh hitam. Maka wajar baginya untuk tetap terjaga. Ini sudah biasa terj

