MWCB2.Ancaman Mama

1044 Kata
Sedari tadi, Elena melamun akibat ucapan Ariana tadi. Sampa dirinya tidak mendengar panggilan sang papa dan bibinya. "Non, Non Elena kenapa?" Tanya Bi Inah sambil melambaikan tangan di depan wajah Elena. "Eh Bi Inah. Ada apa bi, maaf Elena gak denger," ucap Elena dengan cengirannya. Bi Inah pun hanya menggelengkan kepalanya sambil tertawa. "Non dipanggil tuang daritadi. Katanya di suruh ke ruang tamu," ucap Bi Inah. Elena pun menganggukan kepalanya pertanda paham. "Oh gitu, makasih ya bi," ucap Elena dan segera pergi menuju ruang tamu. Di ruang tamu, ada mama, papa, Alisha, dan laki-laki tersebut. Elena berusaha menguatkan hati untuk berjalan ke arah mereka, karena dirinya masih saja kepikiran dengan ucapan Ariana. "Sayang, sini duduk," panggil Eryk sang papa. Terlihat di mata Ariana, tatapan tidak suka mengarah pada Elena. Dirinya pun berusaha untuk terlihat baik-baik saja di depan sang papa. "Elena, dua hari yang lalu papa bilang akan membantu kamu mencari pekerjaan kan? Papa sudah dapet, kamu kenalan gih sama calon bos kamu," ucap Eryk membuat Ariana dan Alisha melotot tidak suka. "Kebetulan perusahaan kamu mencari sekertaris kan? Anak saya dulu juga pernah bekerja menjadi sekertaris. Tetapi, dia memutuskan berhenti karena ada problem. Anak saya memutuskan untuk menjadi designer, tapi sekarang berhenti karena saya menyuruhnya untuk kembali ke Indonesia," ucap Eryk untuk memberi penjelasan pada Arsen. Arsen pun hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya. Dirinya sangat bahagia, bisa bertemu dengan perempuan yang menabrak dirinya waktu di bandara. Elena memang tidak mengenali Arsen, karena Arsen waktu itu memakai kacamata hitam. "Elena, perkenalkan dirimu," ucap Eryk. Elena pun menganggukan kepalanya dan mengulurkan tangannya ke hadapan Arsen. "Perkenalkan saya Elena Caroline, biasa dipanggil Elena," ucap Elena. Arsen pun membalas jabatan tangan Elena dengan senyuman yang sangat tipis di bibirnya. "Saya Arsen Emililano, senang bertemu dengamu," ucap Arsen. "Apakah kamu sudah pernah bekerja menjadi sekertaris?" tanya Arsen. "Sudah om, saya sudah pernah bekerja menjadi sekertaris. Dua tahun saya menjadi sekertaris dan memutuskan untuk berhenti karena ada problem dan saya memulai karir saya lagi menjadi seorang designer. Tetapi, sekarang saya sudah berhenti karena papa menyuruh saya untuk kembali ke Indonesia," ucap Elena panjang lebar. "Menjadi designer di Indonesia bukannya juga bisa ya? Kenapa harus berhenti?" Tanya Arsen. "Saya orangnya susah nyaman dengan pekerjaan baru. Setelah saya berhenti menjadi designer, saya mendalami bidang pemotretan dan membuat novel. Jadi, sekarang saya sudah mulai nyaman dengan dua pekerjaan itu," ucap Elena. "Jika kamu bekerja menjadi sekertaris saya. Apakah kamu mau?" Tanya Arsen. "Saya tergantung om percaya dengan saya atau tidak. Karena kerja sama yang lancar dimulai dari kepercayaan," ucap Elena dengan senyum tipisnya. "Oke, kalah begitu besok kamu pergi ke Emiliano Company pukul sembilan pagi. Jangan sampai terlambat dan jangan lupa membawa dokumen penting yang saya butuhkan," ucap Arsen. "Dokumen?" Tanya Elena. "Oh iya, dokumennya akan saya berikan pada Pak Eryk. Silahkan kamu isi dan bawa besok ke Emiliano Company," ucap Arsen. "Baik om." Ucap Elena dan dirinya segera pamit ke belakang. "Pak Eryk, Bu Ariana, Alisha, saya pamit pergi dulu. Karena saya ada rapat penting," ucap Arsen dan segera bangkit dari duduknya. "Baik Pak Arsen. Terima kasih telah memberi kesempatan bagi putri saya untuk melamar menjadi sekertaris Pak Arsen," ucap Eryk sambil menjabat tangan Eryk. "Sama-sama. Mari." Ucap Arsen dan segera masuk kedalam mkbilnya untuk bergegas pergi ke kantor. Setelah Arsen pergi, Eryk pun juga berangkat bekerja setelah sarapan pagi bersama. Elena yang susah selesai membantu Bi Inah dirinya pun bersantai di pinggir kolam sambil bermain air kolam dengan kakinya. Tanpa Elena sadari, Alisha sudah berada dibelakangnya dengan smirk di wajahnya. Alisha pun mendorong Elena sampai tercebur ke dalam kolam renang. "Tolongghh," ucap Elena yang terkejut dan kakinya kram mengakibatkan dirinya tidak bisa berenang. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang mencebur ke dalam kolam renang. Mengejutkan Alisha saat mengetahui laki-laki tersebut. Arsen lah yang menolong Elena yang hampir tenggelam di dalam air. Dengan cepat, Arsen membawa Elena ke pinggir kolam dan melakukan pertolongan pertama yaitu CPR atau bisa disebut resusitasi jantung paru. Akhirnya, Elena pun memuntahkan air yang ada di dalam tubuhnya. Uhuk...Uhuk...Uhuk Elena pun segera bangkit dari tidurnya dan berusaha mengembalikkan kesadarannya. Arsen yang melihat kejadian Alisha mendorong Elena pun bangkit dari duduknya. "Bodoh!" Bentak Arsen tepat di depan wajah Alisha. Ariana yang mendengar suara bariton di kolam renang pun segera berlari kesana. Terlihat Arsen dan Elena basah kuyup. Sedangkan Alisha menangis tersedu-sedu. "Ada apa ini?" Tanya Ariana. "Mohon maaf Ibu Ariana Jolanka Ferdinand. Anak ibu, Alisha dengan teganya mendorong Elena sampai tercebur ke dalam kolam renang," ucap Arsen. Arian yang terkejut pun menatap Alisha dengan tatapan yang tidak bisa dipercaya. "Kamu ngelakuin itu Alisha?" Tanya Ariana dengan lembut. "Enggak ma, aku enggak ngelakuin itu. Tadi Elena mau dorong aku, terus aku ngelek. Kaki dia yang kepleset sampai akhirnya kecebur kedalam kolam ma," bohong Alisha dengan air mata yang banjir. Arsen pun mendengus dan menertawakan ucapan Alisha. Sedangkan Elena bangkit dari duduknya dan segera berpamitan untuk masuk ke dalam rumah. "Enggak kok ma, yang salah Elena. Benar yang dibilang Alisha. Elena minta maaf ma, Elena pamit masuk rumah dulu," ucap Elena yang berusaha menahan air matanya yang akan turun. "Dengar sendiri kan? Alisha gak mungkin ngelakuin itu. Terus kamu kenapa balik lagi kesini?" Tanya Ariana. "Saya kembali kesini mengambil ponsel saya yang ketinggalan. Untung saja saya datang kemari disaat yang tepat, jika tidak Elena akan mati dan putri ibu akan dipenjara," ucap Arsen dan segera meninggalkan Ariana dan Alisha di pinggir kolam dengan perasaan gondok. Arsen tidak menggubris panggilan Ariana, dirinya bergegas masuk ke dalam mobilnya. Perasaannya sangat gondok. Perempuan yang baru saja mengobrak-abrik hatinya, hampir mati. Tetapi, pelakunya tidak mau mengaku. "Alisha, kamu tadi ngapain Elena bisa sampai basah kuyup seperti itu?" Tanya Ariana. "Alisha kesel sama Elena ma. Dia bisa jadi sekertaris Pak Arsen, sedangkan aku kemarin di tolak mentah-mentah," kesal Alisha. "Tidak apa-apa sayang. Ada mama disini, mama akan membantu kamu untuk membuat Elena sengsara di rumah ini," ucap Ariana. "Alisha sayang mama," ucap Alisha sambil memeluk Ariana. "Mama sayang Alisha juga. Yaudah yuk masuk, kita beri pelajaran pada perempuan itu." Ucap Ariana dengan tatapan liciknya. Mereka berdua pun masuk ke dalam rumah. Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang menguping pembicaraan mereka dibelakang pintu. "Nyonya Ariana sama Nona Alisha jahat sekali. Aku akan membantu Nona Elena dengan diam-diam." Ucap seorang wanita paruh baya, yang tak lain adalah Bi Inah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN