bc

Married With Crazy Boss

book_age16+
12.6K
IKUTI
59.5K
BACA
friends to lovers
powerful
CEO
comedy
bxg
icy
ambitious
female lead
office/work place
stubborn
like
intro-logo
Uraian

Gadis cantik dengan sejuta rahasia dibalik cantik dan diamnya. Dipaksa oleh keadaan untuk menjadi gadis yang kuat. Awalnya, dia hidup tenang. Tetapi, sang ayah memaksanya untuk kembali ke negaranya. Saat dirinya kembali, banyak masalah yang datang menghampirinya. Dimulai dari ibu dan adik tiri yang membenci dirinya. Mereka selalu mengatakan bahwa dirinya adalah anak yang tidak diinginkan. Masalah semakin rumit, saat dirinya bekerja sebagai sekertaris di sebuah perusahaan yang terkenal dengan CEO-nya yang sangat dingin dan galak. Tetapi, bosnya itu akan menjadi hangat dan sangat menyebalkan jika bersama dengan dirinya.

"Pak Arsen yang terhormat, tolong jangan di buat mainan itunya," ucap Elena.

"Habisnya lucu gantungan squisy kamu," ucap Arsen sambil menoel-noel squisy milik Elena.

"Bapak kan banyak duit, mending bapak beli sendiri aja deh," ucap Elena.

"Saya beli punya kamu aja, boleh gak?" tanya Arsen.

"Jangan pak. Squisy ini penting bagi hidup saya. Mendingan bapak keluar dari ruangan saya dan kembali menyelesaikan pekerjaan bapak. Karena nanti siang akan ada meeting penting bagi perusahaan kita," usir Elena.

"Bosnya itu saya. Kenapa kamu malah ngusir saya?" sungut Arsen.

"Karena bapak menganggu pekerjaan saya!" Sarkas Elena.

Arsen pun bangkit dari kursinya dan berjalan kembali menuju ruangannya. "Lihat saja nanti, kamh akan jatuh ke dalam pesona saya. Elena Caroline." Lirih Arsen dengan smriknya.

#officeromance

chap-preview
Pratinjau gratis
MWCB1.Pulang ke Indonesia
Seorang gadis cantik dan pendiam sedang duduk di taman kota. Dia adalah Elena Caroline. Elena, sangat suka duduk di taman karena bisa melihat bunga-bunga yang sangat indah. Elena juga seorang gadis penyuka squisy. Banyak squisy yang telah ia koleksi. Saat Elena sedang asik memotret salah satu bunga. Ponselnya bergetar menandakan ada panggilan masuk. "Papa," beo Elena. Elena pun segera mengangkat panggilan dari sang papa. "Hallo papa, ada apa ya telpon Elena?" tanya Elena. "Hallo sayang, bagaimana kabarmu di LA? Papa dan mama sangat merindukanmu disini," ucap Eryk, papa Elena. "Kabar Elena baik pa. Bagaimana kabar papa dan mama disana?" Tanya Elena. "Kabar kami baik. Papa mau bicara penting sama kamu sayang," ucap Eryk. "Silahkan pa," ucap Elena. "Begini sayang, papa minta kamu pulang ke Indonesia ya. Papa sangat merindukanmu. Oh iya, jangan khawatir, papa akan membantu kamu mencari pekerjaan di Indo," ucap Eryk. Elena yang mendengar ucapan sang papa pun terkejut. "Kapan Elena harus kembali ke Indonesia?" tanya Elena. "Lusa sayang. Sekalian surrprise untuk adikmu yang akan ulang tahun ke dua puluh tahun sayang," ucap Eryk. "Okelah kalau begitu. Nanti Elena izin sama oma opa dulu," ucap Elena dengan perasaan berat. "Yasudah kalau begitu sayang. Jaga kesehatanmu Elena, papa sayang kamu," ucap Eryk. "Baik papa, jaga juga kesehatan papa. Elena sayang papa juga." ucap Elena dan sambungan telepon pun terputus. Elena segera melangkahkan kakinya untuk kembali ke rumah oma dan opanya. Elena akan menceritakan permintaan sang papa pasa oma dan opanya. "Elena pulang," ucap Elena saat memasuki rumah. "Cucu oma, sudah pulang. Bagaiamana di taman?" Tanya sang oma. "Bunga-bunganya banyak yang bermekaran oma. Opa dimana?" Tanya Elena. "Ada apa cucu kesayangan opa?" Tanya opa yang tiba-tiba datang. Elena memberanikan diri untuk membicarakan kepulangannya ke Indonesia. Entah oma dan opanya akan mengizinkannya atau tidak nanti. "Oma, opa. Elena mau bilang, kalau lusa Elena akan pulang ke Indonesia. Elena izin pulang ya oma, opa," ucap Elena sambil menundukkan kepalanya. Oma dan opa Elena sangat terkejut karena perkataan sang cucu. "Kenapa sangat mendadak Elena?" Tanya sang opa. "Ini permintaan papa. Elena gak bisa bantah permintaan papa. Toh, Elena juga rindu ke Indonesia. Rindu mama, papa, dan adik," ucap Elena sambil tersenyum. "Cucuku, jika kamu memang niat sekali kembali ke Indonesia. Oma dan opa akan mengizinkan kamu," ucap sang opa. "Jangan lupa kabarin oma dan opa selalu. Ceritakan keluh kesah mu pada kami. Dengan senang hati, kami akan membantumu, Elena," ucap sang oma. Elena pun hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum dan mengenggam erat tangan oma dan opanya. "Oma, opa, makasih udah izinin Elena pulang ke Indonesia. Elena janji, Elena akan selalu memberi kabar oma sama opa. Kalau begitu, Elena keatas dulu ya, mau beberes," pamit Elena dengan senyuman manisnya. Oma dan opa pun saling berpandangan karena mendengar ucapan sang cucu ingin kembali ke Indonesia. "Aku tidak percaya pada putramu," ucap sang oma. "Tenang saja ma, papa akan suruh orang untuk menjaga dan membuntuti Elena. Papa masih kecewa dengan perbuatan Eryk dan papa tidak akan pernah menganggap Ariana menantu papa," ucap sang opa. "Rahasiakan ini pa. Jangan sampai Elena tau, dia pasti akan sangat membenci kita. Terutama Eryk." Ucap sang oma. Sang opa pun hanya membalas dengan senyuman manisnya. Mereka berdua pun pamit pada Elena ingin pergi keluar. Mereka ingin membelikan sesuatu untuk Elena bawa pulang ke Indonesia. *** Hari ini, adalah hari keberangkatan Elena ke Indonesia. Saat ini Elena, oma, dan opa berada di Los Angeles International Airport. "Hati-hati sayang, jangan lupa kabari kami jika sudah sampai," ucap sang oma. "Jangan lupa, jika sudah di Indonesia sering memberi kabar pada kami," ucap sang opa. Elena pun tersenyum kearah oma dan opanya. Elena senang mereka sangat menyayangi dirinya. "Elena akan selalu kasih kabar pada kalian. Oma dan opa jaga kesehatan ya. Elena masuk dulu ke pesawat. Sampai jumpa," ucap Elena sambil melambaikan tangannya kearah mereka berdua. "Jaga kesehatanmu Elena." Ucap sang oma sambil membalas lambain tangan Elena. Dengan cepat, Elena masuk ke dalam pesawat. Karena sebentar lagi, pesawat akan terbang menuju ke Indonesia. Di dalam hati, tiba-tiba perasaan Elena tidak enak. Tetapi, Elena berusaha berpikir positif sampai pesawat mendarat dengan selamat. Dua puluh jam lebih empat puluh lima menit, akhirnya pesawat yang ditumpangi Elena mendarat demgan selamat di Bandara Soekarno-Hatta. Elena pun segera turun dari pesawat dan berjalan mencari keberadaan sang papa. Tanpa sengaja, dirinya menabrak seseorang. Hampir saja dirinya terjatuh, orang itu sudah menangkap tubuhnya. Dia seorang laki-laki berjas putih, sangat tampan dengan kacamata hitam yang bertengger di batang hidungnya. Elena pun segera bangkit dari pelukan laki-laki tersebut. "Maaf sir. Saya tidak sengaja," ucap Elena sambil menundukkan kepalanya dan merapikan bajunya. "No problem. Lain kali hati-hati," ucap laki-laki tersebut dam segera pergi meninggalkan Elena. Tiba-tiba, ada seorang laki-laki paruh baya melambaikan tangannya kearah Elena. Dia adalah Eryk, papa Elena. Demgan cepat, Elena pun berjalan menuju ke arah Eryk. "Papa! Aku merindukanmu!" ucap Elena dengan sangat bahagianya sambil memeluk sang papa. "Papa juga merindukanmu sayang. Bagaimana perjalananmu?" tanya Eryk. "Lancar pa," jawab Elena dengan senyuman manisnya. "Anak papa udah gede ya. Yaudah yuk, kita pulang. Adikmu sedang merayakan ulang tahunnya, apakah kamu membawa hadiahmu?" tanya Eryk. Elena pun memganggukan kepalanya dengan antusias. Eryk yang gemas pun mengacak-acak rambut sang putri. Mereka berdua pun segera berjalan ke parkiran. Di dalam mobil, sedari tadi sang papa tidak berhenti tentang keadaan Elena di LA. "Apakah kamu disana mempunyai teman sayang?" tanya Eryk. "Aku hanya mempunyai satu teman di LA. Semoga di Indonesia nanti aku mempunyai teman baru," ucap Elena dengan santainya. "Kenapa hanya mempunyai satu teman Elena?" tanya Eryk. "Tidak apa-apa pa, Elena hanya susah bergaul disana. Semoga saja, Elena bisa ketemu dengan sahabat Elena waktu SMA," ucap Elena sambil tersenyum. "Pasti dong sayang. Papa akan bantu kamu bertemu dengan mereka. Pasti mereka juga merindukanmu Elena," ucap Eryk. Elena pun hanya mengangguk sambil tersenyum ke arah Eryk. Tak lama kemudian, mobil yang ditumpangi Elena dan Eryk berhenti di pekarangan rumah mewah yang sudah ramai dengan mobil-mobil mewah yang berjejer. "Ramai sekali," ucap Elena. "Adikmu yang merengek minta. Papa bisa apa," ucap Eryk sambil tersenyum. Elena pun hanya terkekeh mendengar ucapan sang papa. Mereka berdua pun masuk ke dalam rumah. Saat mereka masuk, ternyata sedang acara tiup lilin. Acara itu pun dihentikan sejenak saat melihat kedatangan Eryk dengan perempuan bule berparas cantik. "Papa," ucap seorang perempuan dan seger berhambur ke pelukan Eryk. "Happy birthday sayang. Semoga tuhan memberikan berkah di usiamu yang bertambah," ucap Eryk sambil mengecup kening perempuan itu, yang tak lain adalah Alisha Jolanka. Adik Elena. "Papa, dia siapa?" tanya Alisha. "Dia kakakmu Alisha," jawab Eryk dengan senyumannya. "Kakak?" beo Alisha. "Ya. Saat dia SMA, dia berada di Bandung. Dia adlah teman kecilmu dulu sayang," ucap Eryk. "Dia, kaka ini kah papa?" tanya Alisha. Eryk pun menganggukan kepalanya sambil tersneyum kepada Alisha. "Hai kakak. Aku sangat merindukanmu," ucap Alisha di depan Elena. "Happy birthday adik. Semoga tuhan memberikan berkah di usiamu yang bertambah," ucap Elena sambil memeluk Alisha. "Makasih kakak. Apakah kau tidak membawakan hadiah lada adikmu yang cantik ini?" tanya Alisha dengan kekehannya. Elena pun segera mengambil kotak hadiah yang berada di dalam tasnya dan memberikan kotak hadiah tersebut pada Alisha. "Ini hadiahmu. Semoga kamu suka," ucap Elena sambil memberikan kotak hadiah pada Alisha. "Terima kasih kakak. Mari ikut aku meniup lilin." Ucap Alisha sambil menarik lengan Elena menuju meja yang berisi kue dan beberapa kado. Acara pun berlanjut, tetapi ada salah satu tatapan tak suka yang mengarah pada Elena. Dia berada tepat di samping Alisha. Tatapan itu berasal dari wanita paruh baya yang masih saja terlihat cantik. Dia adalah Ariana Jolanka, mama Alisha sekaligus mama Elena. *** Seorang laki-laki dewasa, sedang bergelut dengan dokumen dan layar laptop di depannya. Dia adalah laki-laki pekerja keras, bekerja tanpa berhenti. Bisa dibilang dia adalah laki-laki worlaholic. Tok...Tok...Tok Terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangannya. Laki-laki tersebut pun mempersilahkan masuk. "Silahkan masuk," ucap laki-laki tersebut. "Permisi pak Arsen. Saya ingin melaporkan keuangan Emiliano Company dan belum ada orang yang mendaftar menjadi sekertaris. Ralat, tapi semua kena tolak karena kurangnya skill dalam berbahasa asing dan kurang cekatan," ucap seorang perempuan yang membantu Arsen disaat sekertarisnya yang dulu memutuskan untuk mengundurkan diri, karena akan melahirkan. "Oke. Dokumennya, silahkan taruh di situ. Lusa, buatlah pengumuman jika Emiliano Company mencari sekertaris. Entah dari daerah mana dan negara mana pun," ucap Arsen yang masih saja fokus dengan layar laptopnya. "Baik pak, kalau begitu saya permisi dulu." Ucap perempuan tersebut dan segera keluar dari ruangan Arsen. Saat Arsen sedang fokus dengan layar laptopnya. Terlintas bayang gadis berwajah bule dan cantik yang menabrak dirinya tadi. Arsen pun menghentikkan sejenak pekerjaannya. "Siapa perempuan tadi ya? Kenapa bayangannya memenuhi pikiranku. Aku haru mencari tau dia siapa," ucap Arsen dan kembali fokus pada pekerjaannya. Drt...Drt...Drt Tiba-tiba ponsel Arsen bergetar menandakan ada panggilan masuk. Arsen pun segera mengangkat panggilan tersebut. "Hallo, ada apa?" tanya Arsen. "Lo kok gak hadir di acara ulang tahun anaknya Pak Eryk?" Tanya James, sahabat Arsen. "Gue lupa. Sekarang lo ada dimana?" tanya Arsen. "Gue sama Gavin udah balik lah. Lo daritadi ditelpon enggak diangkat-angkat," kesal James dari balik telepon. "Sorry. Gue ke rumah Pak Eryk sekarang aja," ucap Arsen. "Besok aja Ryk. Lagian udah tengah malem ini. Mereka pada udah tidur paling," ucap James. "Oke. Makasih udah dibilangin." Ucap Arsen dan segera menutup teleponnya. Arsen pun melihat jam di pergelangan tangannya. Ternyata jam sudah menunjukkan pukul satu pagi. Memang, masih ada beberapa pegawai yang lembur di kantor Arsen. Salah satunya perempuan tadi yang membawakan laporan keuangan pada Arsen. Dengan cepat, Arsen pun membereskan barang-barangnya dan bergegas untuk pulang. *** Pagi hari yanga cerah, Elena sudah berada di dapur membantu asisten rumah tangga memasak. Memang, Elena sudah terbiasa mandiri semenjak dirinya dipindahkan oleh sang papa tanpa alasan yang jelas. "Nona, biar bibi saja yang mengerjakan. Nona, istirahat saja. Sudah dari jam empat pagi nona membantu bibi di dapur," ucap sang bibi. "Tidak apa-apa bi. Elena sudah terbiasa juga membantu oma di LA," ucap Elena dengan senyumannya. Tiba-tiba bel rumah berbunyi. Elena dan Bi Inah saling pandang. Pagi-pagi seperti ini sudah ada tamu yang datang. "Biar Elena saja yang buka bi," ucap Elena sambil tersenyum. "Baik non," ucap Bi Inah. "Non Elena beda sama Non Alisha. Udah cantik, ramah, baik lagi," ucap Bi Inah dengan suara pelan. Elena pun bergegas membukakan pintu rumahnya untuk mempersilahkan tamu masuk. Cklek "Silahkan masuk om," ucap Elena. Laki-laki tersebut yang berdiri di depan pintu terpaku melihat Elena. Ternyata perempuan yang menabrak dirinya ada dihadapannya. "Apa dia anak Pak Eryk? Setau gue anak Pak Eryk satu," batin Arsen. Ya, laki-laki yang bertamu sangat pagi adalah Arsen. Dia sengaja datang pagi-pagi sekali hanya ingin memberikan kado ulang tahun pada Alisha. Sebenarnya Arsen sangat malas untuk datang. Jika bukan karena menghargai rekan bisnis, Arsen malas untuk datang. "Om? Om kenapa bengong? Silahkan masuk, saya panggilkan papa dulu," ucap Elena sambil melambaikan tangan di depan wajah Arsen. "Eh-eh, maaf. Terima kasih." Ucap Arsen dan segera masuk ke dalam rumah sambil membuntuti Elena. "Silahkan duduk, om mau minum apa?" tanya Elena. "Tidak usah repot-repot. Saya hanya sebentar kesini dan akan segera pergi rapat," ucap Arsen. "Tidak apa-apa om, tidak baik jika tamu datang tidak diberi minum," ucap Elena. "Yasudah, bikinkan saya saya kopi saja," ucap Arsen. Elena pun segera melenggang pergi menuju dapur dan menyuruh Bi Inah membuat kopi untuk tamu. Sedangkan Elena pergi ke kamar sang papa untuk memberitahu jika ada tamu. Tok...Tok...Tok Elena menunggu beberapa menit di depan pintu dan akhirnya pintu pun terbuka menampilkan sang papa yang sudah rapi dengan setelan jas kerjanya. "Ada apa Elena?" tanya Eryk. "Ada tamu yang mencari papa. Cowok," ucap Elena. "Oke. Makasih Elena," ucap sang papa dan segera pergi menuju ruang tamu. Belum saja Elena melangkahkan kaki untuk pergi ke dapur. Sang mama memanggil menghentikkan langkahnya. "Elena!" Panggil sang mama dengan raut wajah tak suka. "Iya ma, ada apa?" tanya Elena. Ariana pun mendekat ke arah Elena dengan smirk di bibirnya dan membisikkan sesuatu di telinga Elena. "Jangan pernah berharap, kamu bisa mendapatkan kasih sayang dari saya dan papa kamu dan saya peringatkan jangan mengambil kebahagiaan Alisha. Kebahagiaan Alisha adalah perhatian papanya. Saya lihat, semenjak kamu datang ke rumah ini, perhatian Eryk berkurang kepada Alisha. Saya tekankan, jika kamu ingin hidup tenang jangan mengambil kebahagiaan Alisha dan turutilah permintaan Alisha!" Ucap Arian penuh penekanan. "Kenapa mama bilang seperti itu? Papa itu orangnya adil dalam menyayangi anak-anaknya," ucap Elena dengan tatapan santainya. "Kamu belum tau kan alasan kamu dipindahkan ke Bandung?" tanya Ariana dengan smirknya. Elena hanya menggelengkan kepalanya karena tidak paham dengan ucapan Ariana. "Karena papa kamu tidak ingin kamu ada di rumah ini! Karena kamu adalah anak yang tidak diinginkan di keluarga ini. Satu-satu pewaris Ferdinand adalah Alisha. Camkan itu Elena Caroline!" Ucap Ariana dan segera pergi meninggalkan Elena di depan kamarnya. "Apakah papa benar seperti itu? Apakah benar aku anak yang diinginkan di keluarga ini?" Tanya Elena pada dirinya sendiri, sampai-sampai bulir air matanya jatuh di pipi putih dan mulusnya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.2K
bc

My Secret Little Wife

read
95.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.9K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook