BAB 9. PACAR BOHONGAN

1260 Kata
CEO TAMPAN DAN GADIS MISKIN 9. ** Karina menghembuskan nafasnya perlahan. Ia mengingat satu nama yang akan menolongnya. DODI, Laki laki asli Jawa Timur, yang juga teman sekampusnya. Laki laki lucu dan berpendirian tetap untuk mengejar Silvia pujaan hatinya. Padahal ketika itu Silvia masih SMA. Karena kampus mereka bersebelahan dengan sekolah Silvia sehingga memudahkan Dodi untuk mendatangi Silvia setiap hari. Awalnya Dodi ditolak tetapi ia bersungguh sungguh memperjuangkan cinta Silvia hingga akhirnya ia diterima Silvia menjadi pacarnya kala itu. Sekarang entah bagaimana hubungan Dodi dengan Silvia? Karina tidak terlalu tahu, yang ia tahu Dodi harus membantunya. Karina meraih gawai nya dan mencari nama Dodi di list panggilan. Semoga nomornya belum ganti dan Dodi bersedia membantunya. Karina mulai menghubungi Dodi dan ternyata masih tersambung. Karina menarik nafas lega karena nomor teleponnya belum diganti. Berkali kali Karina menghubungi Dodi namun tidak diangkat. Karina mulai kesal, kemana sih orang Jawa satu ini? Karina membatin. Hingga akhirnya panggilan yang kesepuluh barulah diangkatnya. "Halo " Sapa Dodi diseberang "Dodi kemana saja sih kamu, kok panggilan ku nggak diangkat angkat aku capek tau menghubungimu terus." Kesal Karina. "Hehehe. biasa baru pulang nga-pelin pacar. Ada apa sih kok banyak panggilan, tumben telepon?" "Kamu masih jadian sama Silvia Dod?" tanya Karina "Ya ialah dia kan kesayanganku, ada apa sih, Karin?" "Dodi aku mau minta bantuanmu, tolong ya aku mohon." Karina memelas. "Bantuan apa sih? Kok kayaknya penting banget sampe nelpon aku malam malam." "Dodi kamu mau ya pura pura jadi pacar bohongan ku, please." Karina memohon. "Apa? Karin aku nggak salah dengar. Aku udah punya pacar masa sih kamu nembak aku." "Dodi cuma pura pura sebentar aja. Paling lama dua jam aja kok. Ya Dod tolong ya. Aku nggak tau lagi mau minta tolong sama siapa?" Karina memohon dengan berharap. "Emangnya ada masalah apa sih, Rin. Kok harus pura pura? Makanya kamu cari pacar beneran." "Dodi masalahnya genting tolong ya." "Kalau Silvia tahu bagaimana bisa diputusin aku, Rin. Nggak mau ah." Mendengar ucapan Dodi Karina frustasi pasalnya ia tidak punya teman pria lain selain Dodi. "Aku bayar deh Dod, sebentar aja kok lagian Silvia kan siang pasti kuliah jadi dia nggak akan tahu Dod. Ayolah tolong ya. Btw kamu masih kerja di pabrik, 'kan, Dod? Lumayan aku bayar kamu." Mohon Karin "hmmm. Ya sih, Rin aku masih kerja di Pabrik sulit sih cari kerja di kota besar ini. Banyak sarjana menganggur apalagi tidak punya koneksi. sebenarnya aku lagi pusing nih. Silvia sebentar lagi ulang tahun. Aku nggak ada uang buat beliin dia kado. Emang kamu mau bayar aku, Rin?" Dodi mulai curhat dan melunak dan hal itu tidak di sia siakan Karin. "Ia Dod, tapi jangan mahal mahal ya, kamu kan tahu aku cuma pedagang keliling." "Pedagang Keliling?" "Ya!" Karina menyahut dengan malas tentang status pekerjaannya. "Ya deh dua juta gimana, Rin." "Gila! Mahal amat, Dodi. Cuma sebentar aja kok. Jangan, Dod, satu juta ya. Kamu nggak kasihan sama aku." Karina memelas. "Jangan dong Rin, di kota ini apa apa mahal. Tambahin dong satu juta sembilan ratus deh ya." "Busyet deh Dodi cuma kurang seratus, Ya udah deh satu juta lima ratus deal ya. Kamu juga makan siang di Resto mahal kok sekalian aku bantu kamu buat kado untuk Silvia. Oke kan, Dod?" "Hmmm ya baiklah, kapan Rin?" "Besok siang. Bisa, 'kan?" "Ya deh. Uang nya kapan?" "Ampun, Dodi kerja aja belum udah minta uang." "Heheh. Ia deh besok kamu hubungi aku ya biar cerita lebih panjang, dalam rangka apa kamu mau menjadikanku pacar bohongan." "Ya. ingat HP jangan ditinggal nanti aku susah menghubungimu. Pakai baju yang paling bagus Dodi, berdandan yang keren." Karina tak menjawab pertanyaan Dodi. "Ia cerewet." "Ya udah sampai jumpa besok. Dah …." "Eh, tapi Karin ….," Sudah terlanjur di matikan. Dodi heran dalam rangka apa dia di jadikan pacar bohongan? Tetapi, tak mengapa asal dapat uang lumayan. Sementara Karina lega akhirnya Dodi bersedia membantu walaupun ia harus membayarnya. Akhirnya majikan cerewet tidak akan mengejeknya lagi. ** Pagi hari Karina sudah kembali bekerja, Ia mulai memasak seadanya untuk majikannya. Andrew mungkin masih berada di kamarnya sedang bersiap siap ke kantornya. Karina yang memasak di dapur merasa bersemangat karena memasaknya diiringi mendengarkan lagu favoritnya. Lagu apalagi yang Karina senangi kalau bukan lagu dangdut, ia menyukai musik dangdut dan India, musik yang dianggap orang kampungan. Karina sedang mendengarkan lagu dangdut ketika Andrew yang tidak sengaja melintas geleng geleng kepala melihat Karina. Pasalnya Andrew merasa musik yang Karina dengar kampungan. Biasanya gadis lainnya menyukai musik pop, dan musik-musik luar lainnya seperti dirinya yang menyukai musik luar apalagi band Rock dan musik luar negeri yang paling disukai Andrew. Paling tidak gadis lainnya penggila Korea style. Lah, ini pecinta dangdut dan India. Benar-benar perempuan udik dan kampungan. Sangat cocok dengan profesinya sebagai pembantu. Di tambah wajah yang kusam. Andrew menghela napas karena membatin dalam hati "Ehem-hem." Andrew pura pura berdehem. Karina mendongak melihat andrew sudah dihadapannya, Pria tampan dengan kemeja hitam dan celana keper mahal yang bagus. "Ya, Tuan? Ada apa?" "Sudah siap? Aku mau sarapan!" "Ya sudah kok." Karina kemudian menyiapkan makanan untuk sarapan Andrew. Andrew duduk dan makan setelah Karina menyendok kan nasi goreng ke piring sang majikan. "Kenapa setiap hari mendengarkan lagu dangdut. apa enaknya?" tanya Andrew ketika Karina tengah mengisi gelas Andrew dengan air putih. "Memang nya kenapa kan saya mendengarnya lewat HP saya?" ujar Karina cuek. "Cocok sih penampilanmu dengan selera musikmu." kata Andrew mengejek. Karina kesal dengan majikannya. Masa pagi pagi sudah mengejek emang apa bagusnya dia? "Biarin toh tuan nggak di rugikan. Kalau nggak mau dengar juga nggak apa apa, 'kan." Kesal Karina. "Ya terserah deh. Siang nanti kita makan diluar ya. Jangan lupa ajak pacarmu. Aku penasaran seperti apa tampangnya." Andrew kembali tersenyum smirk. "Ya aku akan ajak tapi bila sudah bertemu, tuan janji ya tidak akan mengejek dan menghina saya lagi? Jangan lupa ajak juga pacar tuan," kata Karina yang masih kesal. "Baiklah, pacarku sangat cantik dan pasti kamu akan terpesona." cibir Andrew. ***** Andrew berangkat kerja dengan mobil sport kesayangannya. Karina kembali bekerja sebagai Pembantu. Kali ini ia harus cepat menyelesaikan pekerjaannya agar bisa segera bertemu Dodi dan melakukan gladi resik. Karina membatin jadi pacar bohongan saja pake gladi resik segala. tapi bila tidak dilakukan nanti Dodi si Jawa bisa bertindak aneh apalagi Karina dan Dodi sama sama orang desa yang tidak pernah makan di Resto mahal. Dodi harus bersikap baik dan santun agar tidak mempermalukan Karina pasalnya temannya yang satu itu terlalu berisik. Ia hanya bisa diam dan menjadi lelaki penurut dihadapan kekasihnya Silvia. Ketika sedang menyiram tanaman seperti yang biasa dilakukan bel gerbang mewah Andrew berbunyi Karina membukanya dan ternyata Kurir yang datang membawa kotak seperti biasa. Entah apa isi kotak itu setiap dua hari sekali selalu ada kurir yang datang memberikan sesuatu ke alamat Andrew dan parahnya lagi Karina selalu lupa memberitahu kalau sering ada pengantar barang yang datang. Karina berniat nanti malam akan memberitahu Andrew. Karina meletakkan barang tersebut di sebelah kamar Andrew. Karina sebenarnya tidak mau membukanya namun ia takut kalau isinya bom. Kalau benar bisa mati konyol dia. Kembali ada dress panjang dan hijab yang indah dengan sepatu heels cantik. Bukan sekali ini dia mendapatkan hadiah tersebut. kemarin ada seperangkat make up. Kemarin baju baju casual, hijab mukena dan baju baju serta aksesoris yang cantik cantik. Sungguh pengirim yang misterius. Namun, mana mungkin dikirim untuknya. siapa yang melakukannya? Tidak mungkin Andrew. Apalagi dia pria cerewet. Tidak menghina saja sudah syukur. Pasti untuk kekasih Andrew. Ya, setelah nanti dikenalkan di Resto mungkin Andrew akan memberikan semua barang barang ini ke kekasihnya. Karina membatin seraya menyusun kembali barang barang mahal di lemari. Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN