Bab 1. Pertemuan

820 Kata
Masih banyak kue kue dagangan Karina yang belum laku. Ia terus melajukan motornya berkeliling di kompleks perumahan, Karina memiliki beberapa pelanggan disini. Karena jalanan kompleks tidak begitu ramai Karina hanya melajukan motornya dengan lambat dan sesekali membunyikan terompet dagangan nya untuk memberitahu pelanggan bahwa dia sedang berkeliling. Tiba tiba mobil sport dengan kecepatan kencang melaju dan menabrak Karina beserta kue dagangannya. Stealing dagangan nya pecah, kuenya berserakan. begitu juga dengan Karina, ia terjatuh dari motornya dengan luka lecet di tangan. Mobil sport itu berhenti karena pemiliknya mengeremnya mendadak, seorang pria tampan memakai kacamata hitam keluar dari mobil itu. Pria itu membuka kacamatanya lalu berjalan menghampiri Karina, ternyata ada seorang pria lagi yang keluar dari mobil itu namun dia hanya berdiri saja di depan mobil sambil memperhatikan Karina. Bukannya menolong Karina pria yang menghampirinya itu bahkan marah pada nya. "Hei. Kenapa kau jalan lama sekali, kau mau mati ya. Bukannya minggir mobilku mau lewat!" bentak pria tampan ke wajah Karina. Karina mencebik kesal bukannya di tolong tetapi dia malah di marahi. "Kau jalan yang tidak hati hati. Lihat dagangan ku semuanya jatuh. Lihat motorku dan juga tangan ku luka karena ulah mu!" jawab Karina tak kalah kesal. "Itu semua salahmu mengapa jalan begitu lambat di depanku. Kau sangat menyusahkan!" ujar pria itu hendak pergi meninggalkan Karina. "Kau yang menyusahkan. sekarang kau harus mengganti dagangan ku. Motor dan luka ditangan ku!" teriak Karina berjalan tertatih kehadapan pria itu sambil memandang nanar kue nya yang terjatuh. "Apa kau bilang. Aku nggak salah dengar," jawab pria itu tak acuh. "Oh, kau mau jadi orang yang tak bertanggung jawab ya. Setelah menabrak, kamu lari begitu saja atau jangan jangan kau tidak punya uang. Huh, percuma naik mobil mahal kalau mengganti dagangan ku saja kau gak mampu. Mungkin kamu cuma sales yang meminjam mobil majikannya!" ejek Karina ketus dan pria yang berdiri diujung mobil tertawa mendengar penuturan Karina. Pria angkuh di depannya memperhatikan temannya dengan wajah sebal lalu beralih memandang Karina dengan tajam. "Jaga ucapan mu!" "Kalau kau tak mau bertanggung jawab aku laporkan kalian ke Polisi. Aku sudah hapal B mobilmu!" ucap Karina tajam. "Udah lah, Bro, bayar aja. Ngapain sih di perpanjang," sahut pria yang tak lain teman pria angkuh tersebut. "Baiklah. berapa harus ku bayar?" ucap pria arrogant tersebut akhirnya mengalah. "Lima juta!" seru Karina. "Gila. kau mau menipuku ya. Lagian mana ada harga kue murahan seperti itu!" ucap pria tersebut mendengkus kesal. "Aku rugi karena ulah mu. Lihat stealing dagangan ku pecah karena perbuatanmu. Belum lagi luka di tanganku ditambah motorku yang juga rusak karena ulah mu," sahut Karina sebal. "Tapi kan tidak semahal itu. Ini namanya penipuan. Berapa sih dagangan begitu, hanya recehan lakunya. dan kau juga gadis recehan menyusahkan ku saja!" "Apa kau bilang. Bilang aja kalau tidak punya uang. Jangan ngaku ngaku mampu kalau sebenarnya situ kere!" ucap Karina ketus, teman dari lelaki sombong ini tertawa lepas. Pria di depannya memandang dengan rahang mengeras karena kesal. "Udahlah Andrew beri saja apa yang dia mau," sela temannya ke pria arrogant yang dipanggil Andrew. "Baiklah tetapi aku nggak punya uang tunai." jawab Andrew datar. "Terus bagaimana? Aku mau kamu bayar segitu ganti rugi ku. Jangan berkilah karena aku yakin kamu ada uang!" sergah Karina mencibir. Andrew jengah melihat perempuan yang dianggapnya gadis recehan itu. Kemudian, Ia pergi ke temannya untuk berbicara. Karina mendongakkan kepalanya berharap bisa mendengar percakapan mereka Andrew masuk ke mobilnya dan membawa sejumlah uang ke hadapan Karina. Ia lalu melemparkan uang tersebut ke wajah Karina lalu berkata, "Ini uang yang kau mau gadis recehan. setelah ini aku harap tidak akan bertemu dengan mu. menyusahkan!" seru Andrew ketus dan berjalan ke mobil sambil menggunakan kembali kacamata hitamnya. Teman Andrew hanya melempar senyum ke Karina yang memandangnya takjub karena berani melawan pria seperti Andrew. Beberapa warga kompleks mulai memperhatikan mereka. Andrew kemudian melajukan mobil nya dengan kencang dan berlalu meninggalkan Karina dan warga yang mulai memperhatikan mereka. Karina mengerucutkan bibirnya lalu memunguti uang yang diberi Andrew, batin Karina berbicara. 'Dasar pria angkuh namun tak apalah aku bisa mengganti kerusakan motor, stealing dan dagangan ku. Lumayan uang nya walaupun tanganku sedikit sakit. hari ini tidak terlalu buruk. Aku berharap juga tidak akan bertemu denganmu pria angkuh.' Karina kemudian pergi membawa uang dan menuntun motornya ke bengkel. Karina tersenyum simpul walaupun Andrew tampan namun Karina tetap tak terpengaruh oleh ketampanannya. Dia sudah menutup hatinya untuk pria manapun. *** Andrew kesal bukan kepalang dibuat Karina. Ia terus mengoceh di mobilnya. selama hidupnya tidak pernah ada yang berani melawan seorang Andrew Pradipta Anggara. Seorang perempuan berkerudung yang jelek ternyata berani padanya. "Berani juga dia, Drew," sahut Miko temannya. "Seumur hidup gue gak mau berjumpa gadis recehan macam dia. Melihat wajahnya saja sudah jijik," ucap Andrew kesal. "Hei, hati-hati bisa jodoh lu," gurau Miko terkekeh. "b******k lu!" Andrew protes. "Hahaha. Bisa jadi, Sob." "Amit-amit, jelek begitu, hitam, bau dan menjijikan pedagang keliling yang hanya mengais recehan!" hina Andrew. Miko hanya tertawa mendengar ocehan sahabatnya. Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN