Bab 2. Kecelakaan

1174 Kata
Dua minggu berlalu begitu saja. Karina kembali disibukkan dengan aktivitas sehari harinya. Ia berdagang keliling seperti biasa. Disela sela istirahatnya, Ia berhenti di tempat berkumpulnya para mahasiswa di universitas negeri di ibukota yang terkenal. Beberapa mahasiswa membeli dagangannya. Berjualan di kampus sangat laris. banyak mahasiswa yang suka dengan kue-kue nya. Walaupun sebagian memandangnya aneh dan jijik, namun banyak juga yang membeli dagangannya. Di samping kampus ini adalah universitas favoritnya untuk mendaftar sebagai mahasiswa S2, tetapi Karina masih berharap karena uang kuliah yang mahal untuk mahasiswa S2 di Universitas tersebut. Karina mengelap peluh yang bercucuran di dahinya dengan saputangan. Membuka kembali buku harian nya yang selama ini menjadi tempat curhatnya. Karena Karina tidak punya teman akrab atau sahabat yang bisa dia percaya. Perasaan Karina lebih rendah diri setelah di tolak beberapa pria berkali kali. Dear Diary ... aku bingung sekali. ibuku selalu menyuruhku untuk pulang padahal aku sudah betah di sini. Hidup merantau dan memiliki cita cita kuliah kembali walaupun sampai sekarang belum tercapai. Ibu selalu bilang akan menjodohkan ku dengan pria pilihan mereka bagaimana ini aku tidak mau menikah. Walaupun usia ku sudah sangat cukup sih tapi tetap saja aku belum siap untuk membuka hatiku kembali. Lebih enak begini tak ada seorang pria pun disisi ku. Aku lebih bahagia. Buat apa ada pasangan kalau hanya menipumu dan memanfaatkan mu. Benarkan diary? "Kak beli dong kuenya." Suara pembeli kembali membuyarkan lamunan Karina dari curhatannya. Dia menghampiri pembeli itu dan melayaninya. *** Karina melajukan kembali motor matic nya untuk berkeliling menjajakan dagangannya. Panas yang terik tak menyurutkan langkah Karina untuk menjemput rezeki nya. Sesekali Karina menekan-nekan terompet dagangannya memberitahu pelanggannya bahwasanya dia sedang berkeliling. Karina melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Langkah Karina terhenti ketika sebagian jalan di tutup. Karina memarkirkan motornya bersama beberapa motor lainnya. Setelah mengunci stealing dagangannya. Karina berjalan melihat kejadian apa yang menghebohkan. Pemandangan yang mengerikan sebuah mobil sport menabrak pembatas jalan dan seorang pria keluar dengan darah yang mengucur di kepala dan di mana-mana ditubuhnya. Pria itu merintih kepada siapapun disitu. Meminta pertolongan agar membawa dia kerumah sakit. "Tolong bawa aku ke rumah sakit. sakit sekali," ujar pria tersebut kesakitan. Namun tidak ada warga yang bergeming. Warga terlihat takut. Mereka hanya berkata. "Sudah dipanggil ambulans, dan sebentar lagi Polisi datang." Karina yang melihat pemandangan tersebut bergidik ngeri. Dia mendekati pria tersebut lebih dekat, sepertinya ia mengenal orang tersebut. Benar pria itu orang yang sama yang menabrak dirinya beberapa waktu yang lalu. Pria angkuh yang melempar uang ke wajahnya. Pria tersebut roboh tak berdaya. Warga memilih hanya mengerumuninya tanpa berniat membawanya. Beberapa warga berkata lebih memilih menunggu Polisi dari pada membawa pria itu. Mereka takut nantinya berurusan dengan Polisi, naluri Karina berkata bahwa ia harus membawa pria itu ke rumah sakit. Pria itu membutuhkan pertolongan segera kalau tidak nyawanya bisa melayang. Apapun yang pria itu pernah lakukan ke Karina. sekarang ia harus melupakannya, lebih memilih membawa pria itu sekarang juga untuk menyelamatkan nyawanya. "Tolong, Pak, Bu, bawa segera dia ke rumah sakit bila tidak ia bisa mati!" seru karina ke segala arah. "Sebentar lagi ambulans datang, Dek. Polisi juga sabar saja ya." Warga berkata dan memilih melihat pria tak berdaya itu. Karina lalu berlari dan membuka stealing dagangannya, ia menitipkannya di salah satu warung makan. Gadis itu berlari kembali ke arah pria itu. Dia meminta tolong pada warga agar mau membantu pria yang sudah pingsan tadi ke motornya lalu mengikatkan tubuhnya pada Karina agar tidak terjatuh saat karina mengendarai motornya. Setelah pria itu duduk di belakang kemudi motor dan Karina merasa aman untuk membawanya, barulah Karina melajukan motor matic nya ke rumah sakit dan meninggalkan warga yang masih takjub akan keberaniannya membawa pria yang tak di kenal namun sangat membutuhkan pertolongan. Sesampainya di rumah sakit pria itu langsung ditangani. Ia terlihat mengenaskan dan tak berdaya. "Mbak, silahkan urus administrasinya!" ujar suster di Rumah Sakit itu kepada Karina. Karina bingung lalu ia merogoh saku pria itu dan menemukan dompet serta gawai Andrew berharap keluarganya akan datang menolong setelah dihubungi. Untungnya Andrew memiliki asuransi yang mahal sehingga begitu dia kecelakaan asuransinya langsung aktif dan berfungsi. Usai mengurus administrasi Karina pergi ke ruang perawatan Andrew dan menanyakan ke Dokter bagaimana keadaannya. "Dia kehilangan banyak darah. dan golongan darahnya langka. sedangkan stok darah di PMI sedang kosong untuk golongan darahnya. dia harus segera ditolong," Dokter berkata dengan menghela napas membuat Karina panik. Gadis itu bingung harus apa. Gawai Andrew menggunakan sandi yang tidak bisa Karina buka. "Ambil saja darah saya Dokter. mana tahu cocok," ujar Karina karena ia sudah tidak tahu harus apalagi. "Baiklah, anda ikut suster untuk mengecek apakah darah anda cocok atau tidak," Dokter berlalu dan Karina mengikuti suster yang menuntunnya ke ruangan khusus untuk di cek sampel darahnya. Sangat ajaib karena golongan darah Karina sama dengan golongan darah pria yang Karina anggap angkuh. Andrew bisa diselamatkan karena Karina dengan sukarela mendonorkan darahnya pada nya. Sudah hampir malam Karina masih menunggui Andrew sampai sadar. Samar-samar Andrew membuka matanya. Lelaki itu siuman setelah tak sadarkan diri hampir satu hari. Alat bantu dan peralatan medis masih terpasang di mana-mana. Karina masuk keruangan Andrew lalu tersenyum melihatnya ketika ia sudah siuman. Karina segera memanggil Dokter. Sesaat kemudian Dokter datang dan memeriksa pria itu. Kemudian Dokter keluar dan mengatakan kondisi Andrew baik baik saja. Karina merasa lega. "Hei, Bagaimana keadaan kamu? kamu sudah siuman. Syukurlah," sapa Karina pada Andrew. "Siapa kau?" tanya Andrew dengan lemah. "Aku yang membawamu kesini," kata Karina ramah. Kepala Andrew rasanya sakit. Lelaki itu memegang kepalanya mencoba mengingat-ingat sesuatu. "Bukankah kau gadis recehan yang beberapa minggu lalu menyusahkan ku." "Kau sudah ingat syukurlah. Oh ya dimana keluargamu? Handphone mu pakai sandi dan aku tidak bisa menghubungi keluargamu. Suster melarang ku untuk pulang karena harus menjagamu," ujar Karina tersenyum. "Siapa yang menyuruhmu memegang Handphone ku. Jangan sok baik padaku. Sekarang aku sudah sadar. Pergi sana aku tidak butuh pertolonganmu!" Seru pria itu ketus. "Apa katamu? aku sudah susah payah menolong mu namun itu ucapan terima kasihmu!" "Aku tidak sudi ditolong gadis recehan sepertimu!" "Baiklah terserah mu jika begini caramu berterima kasih pada orang yang menolong mu aku terima." Karina sakit hati dengan perlakuan dan sikap angkuh Andrew. Dia lalu bangkit dari duduknya untuk pergi dari hadapan pria itu. "Hei, tunggu. Di mana Handphone ku beserta dompet ku. Kau pasti membawanya, cepat serahkan!" sela Andrew ketika Karina hendak melangkah pergi. "Apa maksudmu? Dengar ya tuan yang terhormat. Aku memang miskin namun aku bukan pencuri yang membawa barang milik orang lain!" protes Karina marah dengan mulut berbisa pria itu. Karina ingin menampar mulut Andrew. "Siapa tahu kau kan cuma pedagang keliling yang mengais recehan di tengah jalan. Belum tentu bisa melihat uang berwarna merah dan biru setiap hari!" hina pria itu sadis membuat karina sangat marah ingin segera memukul wajahnya namun kondisi nya sedang di rawat dan tak berdaya membuat Karina mengurungkan niatnya. "Kalau aku tahu begini perlakuanmu. Seharusnya aku tidak membawamu ke sini dan membiarkanmu saja. Semua barang-barang mu ada di laci. Terima kasih atas perlakuanmu padaku!" Karina pergi meninggalkan Andrew dengan bulir air mata membasahi pipinya. Hinaan dari Andrew yang sudah ditolongnya sangat menyakitkan baginya. Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN