3. Tiba - Tiba Menikah

2029 Kata
Hari demi hari terus berganti, setiap pertemuan selalu menghasilkan gejolak asmara yang indah. Kendrick merasa benar-benar jatuh hati terhadap Freya, pembantunya. Sejujurnya Freya tidak pantas menjadi seorang pembantu, mungkin karena nasibnya saja yang kurang beruntung. Kalau saja Freya terlahir dari keluarga kaya, dia pasti lebih anggun dari biasanya. Jadi pembantu saja, Kendrick terpesona, bagaimana jika Freya didandani dengan dipolesi make up? Pasti Kendrick tak akan tahan melihat kecantikan Freya. Pagi ini Freya akan pergi ke pasar. Seperti biasa Kendrick menawarkan untuk mengantarnya. Freya menolak dengan halus, tetapi Kendrick tetap memaksa hingga Freya tak mau membantah lagi. Jaraknya tak terlalu jauh, hanya menghabiskan waktu sekitar 20 menit saja Freya sudah selesai berbelanja. Saat mereka pulang, Kendrick malah menepi menghentikan mobilnya sebentar. "Tuan, kenapa berhenti di sini? Kita harus segera pulang," tutur Freya sedikit menolehkan kepalanya ke samping--melihat Kendrick. Kendrick mematikan mesin mobilnya. "Sebentar, ada yang ingin kubicarakan sama kamu, Freya," balas Kendrick menghadap ke arah Freya. Kedua matanya menatap wajah Freya dengan saksama. Freya memfokuskan perhatiannya pada Kendrick. Penasaran dengan apa yang ingin Kendrick katakan. "Freya, sebenarnya aku suka sama kamu. Apa kamu memiliki perasaan yang sama denganku?" tanya Kendrick menatap serius ke arah Freya. Freya terkejut mendengarnya, benarkah apa yang dia dengar? Sungguh tak menyangka, ternyata cinta yang dia pendam terbalas. "Ma-maaf, Tuan. Sejak kapan?" tanya Freya dengan penasaran. "Entahlah. Apa kamu percaya cinta pada pandangan pertama?" tanya Kendrick mendapati anggukan dari Freya. Kemudian melanjutkan, "Itulah yang kini kurasakan. Sejak awal mengenalmu, aku selalu ingin melihatmu." Seketika rona merah muncul di kedua pipi Freya. Hatinya berbunga mendengarnya, seakan ada banyak kupu-kupu terbang di dalam perutnya. Kendrick yang menyadari Freya blushing pun tersenyum melihatnya. "Kamu tersipu?" goda Kendrick. "Ah, nggak, Tuan." Freya menutupi kedua pipi dengan kedua tangannya. Malu sekali rasanya. "Jadi gimana, apa kamu memiliki perasaan yang sama?" lanjut Kendrick tak sabar ingin mengetahui perasaan Freya. "Hm, aku pun sama, Tuan," balas Freya dengan malu-malu. Seulas senyum terukir di wajah Kendrick, rasanya berbalas. "Tapi, aku tidak ingin pacaran, Freya. Aku ingin segera menikah," tutur Kendrick memberi tahu keinginannya. "Tapi Tuan, gimana dengan Ibu? Apa dia akan merestui kita?" tutur Freya khawatir jika Bu Sukma tidak merestuinya. "Kamu tenang saja. Aku jamin Ibu akan merestui kita, yang penting kamu bersedia menjadi istriku atau tidak?" ucap Kendrick lebih ke bertanya, memastikan jawaban dari Freya. "Bismillah iya, Tuan. Saya bersedia menjadi istri Tuan," jawab Freya dengan mantap. Semoga ini pilihan yang benar. "Baguslah. Terima kasih ya, sudah mau menerimaku," ucap Kendrick seraya tersenyum penuh arti. Freya balas memberi senyum dan menganggukkan kepalanya. Dalam hati dia terus mengucap syukur sebanyak-banyaknya karena sebentar lagi dia akan menikah, melepas masa lajangnya. *** "Saya terima nikah dan kawinnya Freya Kirana binti Abdullah dengan maskawin seperangkat alat salat dan emas 20 gram dibayar tunai!" suara lantang Kendrick terdengar nyaring dan lancar saat mengucapkannya. "Sah?" "Sah!" Serempak orang-orang terdengar nyaring di telinga. Sebagian besar ekspresi semua orang terlihat bahagia menyaksikan pernikahan yang mereka hadiri. Ada banyak orang-orang yang menghadiri pernikahannya dengan Freya. Pernikahan mereka dilakukan di kota Cianjur, tempat di mana Freya dilahirkan. Bapak Abdullah dan Ibu Ranti selaku kedua orang tua Freya pun turut senang menyaksikan putrinya menikah. Sementara Bu Sukma pun duduk ditemani oleh Bi Ros dan Pak Sukri, pembantu di rumahnya. Sedangkan suami Bu Sukma sudah meninggal. Bu Sukma tersenyum penuh haru menyaksikan Kendrick menikah dengan wanita pilihannya. Walaupun Freya seorang pembantu, tetapi Freya adalah gadis yang baik dan tulus karena itulah Bu Sukma merestuinya. Semoga saja Freya dan Kendrick menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah. “Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jamaa bainakumaa fii khoir." Semuanya ikut mengaminkan agar pernikahan Freya dan Kendrick diberkati oleh Allah. Freya dan Kendrick melakukan sungkeman kepada kedua orang tua mereka. Dilanjut dengan sesi foto-foto, terakhir mereka menyalami para tamu yang memberinya selamat. Pernikahan ini dilakukan secara sederhana, tidak terlalu mewah. Terpenting berjalan dengan lancar dan khidmat. Usai acara selesai, Freya masuk ke dalam kamarnya. Tubuhnya terasa sangat lelah, dia mengganti pakaiannya dan melepas semua aksesoris yang menempel di kepalanya. Freya masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, usai itu dia berganti pakaian tetapi yang tersedia di lemarinya hanya piyama tipis. Freya menelan ludah seketika membayangkan dirinya memakai piyama itu, bisa jadi dia akan masuk angin. Freya tidak terbiasa memakai pakaian tipis untuk tidur, walaupun dirinya memang sering merasakan gerah, tetapi minimal dia memakai pakaian yang lebih panjang seperti sesiku dengan bahan kain yang lebih tebal. Yang ada di hadapan Freya, piyama berenda dengan bahan kain satin tipis. Di bawahnya juga tidak ada celana piyamanya. Bagaimana ini? Freya kebingungan mencari pakaian yang lain, tapi tak kunjung menemukan. Dengan terpaksa, Freya memakai piyama yang ada. Setelahnya, dia segera berbaring di atas tempat tidur yang ditaburi kelopak-kelopak bunga mawar. Harum, indah sekali. Freya menarik selimut untuk menutupi sebagian tubuhnya yang terekspos. Untung saja, Kendrick yang sudah jadi suaminya belum masuk ke kamar. Ceklek! Suara pintu terbuka, nampak sosok suaminya masuk ke dalam kamar. Freya menutup matanya, pura-pura tertidur. Dia malu harus berhadapan langsung, apalagi kini status mereka sudah menjadi suami istri. Tentu saja Freya gugup, apa yang harus dia lakukan jika sudah menjadi istrinya di malam pertama begini? Freya tahu sekilas dari omongan teman-temannya yang sudah menikah, bahwa biasanya di malam pertama sepasang pengantin baru akan melakukan hubungan yang seharusnya dilakukan. Freya belum pengalaman, ini pertama kali baginya. Malu sekali jika harus memulai, karena itu lebih baik dia pura-pura tidur. "Freya, kamu sudah tidur?" tanya Kendrick sudah tahu jika Freya terpejam, masih juga bertanya memastikan. Kendrick sebenarnya curiga Freya belum tidur, karena melihat kedua bola mata Freya bergerak-gerak walau sedang terpejam. Kendrick menahan senyumnya melihat itu, lalu dia punya cara untuk membangunkannya. Cup! Satu kecupan mendarat di bibir Freya, singkat tapi mampu membuat Freya terkejut dan membuka kedua matanya secara langsung. Kendrick terkekeh menyaksikan keterkejutan istrinya. Berhasil 'kan cara membangunkannya? "Tuan, kau--" ucap Freya setelah kesadaran menguasainya. Freya menyentuh bibirnya dengan tangan kirinya, ini ciuman pertamanya. Kenapa Kendrick melakukannya sesingkat itu? Padahal Freya ingin lebih lama. Bohong jika Freya tak ingin dicium, apapun jika yang melakukannya adalah Kendrick, dia akan menerima karena Kendrick sudah jadi suaminya sekarang. Kendrick meletakkan telunjuk kanannya di depan bibir Freya, menghentikan ucapannya. "Mulai sekarang panggil aku dengan sebutan Mas, jangan Tuan. Okay?" "Baiklah, Tu--Mas," ucap Freya meralat sebutan baru untuk suaminya. Freya tersenyum manis hingga menampilkan gigi-gigi putihnya. "Bismillah. Allahumma jannibnaassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa," gumam Kendrick dengan suara pelan. Meskipun dia bukan seorang ahli agama, tetapi Kendrick tahu beberapa doa jika ingin melakukan sesuatu, apapun itu hendaknya berdoa terlebih dahulu. Freya terpaku mendengar suaminya mengucap doa untuk memulai berhubungan. Selanjutnya Kendrick mencium bibir Freya, hingga berubah menjadi pagutan. Dengan sabar Kendrick mengajari istrinya untuk membalas ciumannya dengan menggigit kecil bibir bawah Freya, membuat Freya otomatis membuka mulutnya. Kendrick memasukkan lidahnya, mengabsen deretan gigi, melumat bibir istrinya dengan puas. Kendrick mendorong sedikit tubuh Freya, menindihnya tanpa melepaskan ciuman mereka hingga keduanya bersatu dalam selimut yang sama. Mempersatukan cinta mereka yang selama ini diidamkan *** Keesokan harinya. Kendrick dan Freya pamit kepada kedua orang tua Freya untuk kembali ke Jakarta. Kedua orang tua Freya berpesan, untuk sering-sering main ke rumah mereka jika sedang tak sibuk. Kendrick pun mengiyakan, lalu menyalami mertuanya disusul oleh Freya. Diakhiri dengan pelukan Freya kepada ibu dan ayahnya. "Titip Freya ya, Nak. Jaga dia baik-baik," ucap ayah Freya--Abdullah. "Pasti, Pak. Kami pamit dulu, assalamu'alaikum," ucap Kendrick sebelum dirinya masuk ke dalam mobil. Freya pun mengikuti masuk dan duduk di samping suaminya--yang mengemudi. "Wa'alaikumussalam warrahmatullah," jawab ayah dan ibu Freya. Ibu Freya melambaikan tangannya hingga mobil menantu dan anaknya kian menjauh. Selama dalam perjalanan tak hentinya Freya tersenyum karena statusnya kini sudah jadi istri dari anak majikannya. Sungguh tak disangka. Grung ... grung ... grung.... Nampak segerombolan anak muda dengan menaiki sepeda motor mengintai mobil yang Freya dan Kendrick naiki atau lebih dikenal dengan sekelompok pembegal. Seketika raut berseri itu berubah menjadi kekhawatiran teramat yang nampak di wajah Freya. "Mas, bagaimana ini?" Freya panik melihat jumlah sekelompok anak muda yang berjumlah 6 orang, sedang dirinya dan Kendrick hanya berdua. Mereka kalah jumlah. Salah satu motor melaju cepat mendahului laju mobil Kendrick, dia menghentikan motornya di depan mobil Kendrick. Sementara Kendrick pun mengerem dan berhenti karena jalannya dihalangi. Mau tak mau dia turun dari mobil. "Kamu tetap di dalam saja," pesan Kendrick sebelum dirinya benar-benar keluar untuk menghadapi sekelompok pembegal. Freya hanya mengangguk menyaksikan suaminya akan menghadapi sekelompok pembegal seorang diri. "Mau apa kalian?" tanya Kendrick dengan tegas, menatap tajam ke arah keenam orang yang menghalangi jalannya. "Serahkan barang berharga kalian, atau nggak, tau sendiri akibatnya!" seru salah satu dari pembegal. "Jangan harap, hadapi dulu saya!" tegas Kendrick, menggulung lengan kemejanya hingga sebatas sikut. Salah satu dari pembegal maju hendak meninju Kendrick, namun dengan cepat Kendrick menangkisnya dan balas memukul wajah si pembegal. Dilanjut dengan teman pembegal lainnya ikut menghajar Kendrick, satu teman lainnya ikut mengeroyok dengan memegangi kedua tangan Kendrick dari belakang. Dengan leluasa pembegal yang tadi sempat tertonjok menghajar Kendrick habis-habisan. Jeda sebentar, pembegal tersebut mengambil sebuah kayu. Freya tahu, kayu tersebut akan dipukulkan ke Kendrick. Sebelum itu terjadi, Freya keluar dari mobil berlari menghalangi tubuh Kendrick dengan membentangkan kedua tangannya memunggungi tubuh Kendrick. Kayu tersebut bukannya dipukulkan ke kepala Kendrick, melainkan target si pembegal adalah memukul perut Kendrick hingga dengan tiba-tiba Freya hadir menghalanginya. "Arkhh!" Refleks Freya mengaduh kesakitan, perut bagian bawahnya terasa sangat sakit sekali. Freya khawatir, karena perut bagian bawah itu adalah bagian sensitif wanita. Rahim. Freya mengkhawatirkan rahimnya. Pandangan Freya memburam, hingga tubuhnya ambruk tak sadarkan diri. "Freya!" teriak Kendrick panik melihat istrinya yak sadarkan diri. "Kalian semua, akan saya laporkan ke polisi!" ancam Kendrick menunjuk ke arah semua pembegal. "Bagaimana ini?" panik pembegal yang memukul perut Freya. Dia merasa sedikit khawatir karena salah target, tujuannya untuk memukul Kendrick, siapa sangka istrinya malah menolongnya. "Udah, cabut aja. Daripada kena masalah. Ayo!" ajak salah satu teman pembegal tersebut. Tanpa membawa barang berharga apapun, sekelompok pembegal tersebut memilih kabur daripada harus berurusan dengan polisi. Lebih rumit lagi nanti. "Hei, mau ke mana kalian? Tanggung jawab sini!" teriak Kendrick melihat sekelompok pembegal yang kabur. "Freya, Freya, bangunlah. Bertahan ya, aku akan segera membawamu ke rumah sakit," ucap Kendrick panik membopong tubuh Freya masuk ke dalam mobil bagian belakang. Dibaringkan tubuh Freya, lalu Kendrick masuk ke dalam mobil, bagian kursi kemudi. Mulai melakukannya dengan kecepatan lebih cepat dari biasanya. Kendrick takut jika terjadi apa-apa dengan istrinya. "Ya Allah, lindungi istriku, kumohon," panjat Kendrick sambil mengemudi. Lima belas menit kemudian mereka telah sampai di rumah sakit. Kendrick memarkirkan mobilnya di area parkiran rumah sakit. Kemudian membuka pintu mobil bagian belakang, dan menggendong tubuh istrinya masuk ke dalam rumah sakit. "Suster, Suster, tolong istriku!" teriak Kendrick mencari-cari keberadaan Suster saat baru sampai di depan resepsionis. Beberapa suster yang mendengar teriakan Kendrick pun segera mengambilkan brankar untuk Freya. Tubuh Freya diletakkan di atas brankar, para suster mendorongnya masuk ke dalam ruangan UGD yang masih kosong. Sementara Kendrick disuruh menunggu di luar ruangan. Selama diperiksa, Freya sempat tersadar tetapi mulutnya terus saja bergumam mengeluh sakit perut bagian bawah. Sang dokter pun segera memeriksanya, dan ternyata sakit ini merupakan efek pukulan terlalu keras pada bagian perutnya hingga menyebabkan endometriosis. Salah satu cara untuk menghentikan rasa sakitnya adalah dengan cara operasi pengangkatan 1 indung telur bagian kanan, karena yang indung telur bagian kiri masih berfungsi. Tetapi operasi ini harus dengan persetujuan dari pihak keluarga pasien. Sang dokter pun keluar dari ruang UGD, Kendrick langsung menghampirinya. "Bagaimana Dok keadaan istri saya?" tanya Kendrick dengan terburu-buru. "Jadi begini, Pak, istri Bapak mengalami pukulan yang sangat keras di perut bagian bawahnya hingga menyebabkan istri Bapak mengeluh kesakitan terus-menerus. Satu-satunya cara untuk menghentikan rasa sakitnya itu adalah dengan operasi pengangkatan indung telur," tutur sang Dokter menjelaskan agar mudah dipahami. "Lalu bagaimana, Dok, apakah istri saya masih bisa hamil?" tanya Kendrick dengan penasaran. "Bapak tenang saja, istri Bapak masih bisa hamil walau kecil kemungkinan sekitar 30% untuk berhasil hamil. Semua jumlah ovum itu terdiri dari dua yaitu bagian kanan dan kiri. Yang harus diangkat itu adalah ovum bagian kanan, sementara yang kiri masih berfungsi," tambah sang Dokter memperjelas. "Ya sudah, segera lakukan yang terbaik untuk istri saya, Dok," pungkas Kendrick pada akhirnya menyetujui usulan Dokter untuk melakukan operasi pengangkatan indung telur. "Baik, Pak. Akan segera kami lakukan," jawab Dokter mengakhiri. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN