Gadis berambut panjang gelombang itu berdiri diam di depan pintu rumah, memandanginya dengan tatapan sendu. Kepalanya makin merunduk dalam seakan tidak ada kekuatan untuk berdiri tegak. Tangannya sampai meremas celana kainnya sembari menarik napas dalam lalu menghembuskannya panjang. Setelah menimbang-nimban, akhirnya ia membuka pintu di depannya melangkah masuk dengan sepatu lembab beraroma tidak enak itu yang jadi memenuhi ruang tamu. Beberapa orang yang duduk di ruang tamu tengah mengobrol seru itu jadi menoleh cepat merasa terusik, mereka secara naluri menutup hidung dengan ekspresi tidak bersahabatnya. “Telur busuk lagi?” Ayana melanjutkan saja langkahnya, mengacuhkan pertanyaan salah satu orang di ruang tamu. “Sampai kapan lo mau hidup menyedihkan begini? Kenapa gak bisa jaga d

