Satria melajukan motornya kuat, ingin segera sampai ke rumah sakit. Ia tidak bisa duduk diam saja di kelas setelah mendengar kabar kalau ada seseorang yang ingin membunuh Ilham. Mau itu hanya berupa ancaman semata atau memang kenyataan, pastinya Satria ingin siaga. Selain karena rasa bersalahnya kemarin, ia juga tidak mau kalau teman-temannya dalam bahaya. Ia tidak ingin lagi merasakan kehilangan orang-orang di sekitarnya, walau mereka sering tidak akur. Setelah beberapa menit berkendara, akhirnya ia sampai di area rumah sakit. Melewati gerbang depan lalu berbelok menuju parkiran untuk memarkir motornya. Banyak kendaraan di sana, terlebih kendaraan beroda empat. Satria melepas helm hitamnya, menyampirkannya pada spion kiri motor. Melangkah turun sembari merapikan rambut dengan tangan. I

