Pov yuni
Akhirnya setelah satu bulan berkirim pesan pada sang pujaan hatiku, kami pun jadian walau LDR tak apalah yang penting dia jadi kekasihku. Sebenarnya bukan mas deni yang mengungkapkan perasaannya tetapi aku dulu, biar lah sekarang kan udah jaman emasipasi wanita kalau aq nunggu dia yang ngajakin pacaran biasa bisa lebaran kuda juga belum di ungkapin daripada di embat orang ya tak tembak aja biar apa kata orang yang penting aku dapatin dia.
Aku sebenarnya udah tak tahan kepengen cepat cepat balik ke ja*a tapi kata mas deni suruh di sini dulu sampai dia wisuda, ya aku manut aja wong juga aku di sini juga di suruh dua atau tiga tahun.
Akupun berusaha mendekati saudara saudara mas deni supaya bisa nerima aku, ya kali aku udah dapatin dia tapi aku engak bisa nikah sama dia wah jangan sampai deh. Dan aku pun tanya tanya ke mas deni tentang saudaranya dan mencari di f* mau tak deketin. Biar bisa mulus hubunganku dengan pujaan hatiku.
Di akun f* aku ngechat kakak nya
"hy mas, lam knal q yuni pcrny ms deni," ku kirim pesan namun tak di balas sama dia sombong batin ku. Ah apa mungkin dia tipe suami takut istri hehehehe wah harus atur stretegi aku, ku dekati aja kakak ipar mas deni. Dan binggo ketemu akun f* nya.
"hy mbk il,,q yuni pcarnya ms deni lam kenal ya". dan benar saja pesan q di balasnya.
"hy juga,,oh ya deni udh pnya cwek ya? alhmdulilah sejak kpn kok q bru tau".
ehh ternyata welcome juga nih kakak ipar mas deni.
"hahaha lumayan mbk, la mmng mas deni g pernh pny cwk y mbk".
" wah setahu q kyaknya g d deh gmn mau pny cwek dy wong pendiamnya masya allah, klo g di colek mana bunyi dy...nah yg aq anh tu qm kok bsa ngluluhin hati batunya hal yg langka lo" balas mbk ilfi. What yang benar saja baru aku hahahaha jadi tersadung aku.
Gimana aku gak ngluluhin hatinya dia wong di sini aja aku sama rini temanku di sini di ajak kerumah datok. Ya datok disini dia orang pintar saat sama rini aku di ajak ku sebutkan mauku aku ingin dapatkan mas deni, dan datok pun bilang "sekarang bisa kamu tali dari sini nanti kalau kamu udah bisa ketemu dengan dia cepat di gembok biar engak bisa lepas dari kamu". " Ya tuk " jawabku sembari mengangguk.
Dan akupun di beri minuman dan minyak suruh mengolesi di pay****a ku sama v****a ku. Akupun manut saja yang penting nanti aku bisa memiliki mas deni. Cuma itu saja di pikiranku.
"ya enggak tak apa apain lo mbak wong qta aja blm pernah ktmu" balasku
"la mmngnya qmu iku ndk mana??masak iya pcran g pernah ktmu" balas mbak ilfi. Oh jadi mbk ilfi belum tau aku masih di kali*****n.
" masih merantau mbk plngnya nunggu mas deni lulus, klo skrng plng bsa marah dia katanya aq bisa ganggu" jawabku
"oh pantes ya udh hati2 klo jauh2 an godaanya banyak jaga hati ya". balasnya
wah baik banget ternyata calon kakak iparku ini hehehe tenang mbak aku pasti jaga hati buat adik kamu, batinku.
Hari berlalu bulan berganti dan saatnya aku balik ke ja*a ya sebulan sebelum bulan puasa aku terbang balik kampung, dengan membawa sejuta impian yang akan aku lalui dengan mas deni ku sayang.
Sesampai di rumah mas deni belum bertandang kerumahku secara belum tau rumahku juga aku mau mempersiapkan diri.Saat lagi santai sama ibu dan mbak ku aku pun bercerita tentang mas deni siapa orang tuanya dan semua. Juga tentang ketakutanku kalau mas deni bakal tidak menerimaku dengan masalalu yang sangat buruk.
" Wes gini ae yun, kita cari orang pinter supaya deni mau luluh sama kamu". saran ibuku "huuh yun eman kan kalau kamu bisa jadi mantunya pak makmur enak hidup mu" tambah mbak asih
"Aku manut aja buk, mbak, yang penting aku bisa dapatin mas deni". ucapku pasrah ya mau gimana lagi memang masalaluku terlalu rumit. "Ya wes besuk aku tak ngajak adikmu ae sih, retno besuk apa ya ke ladang ya sih?". "Ya gak tau to mak nanti asih tak bicara sama retno biar nganter mamak". sambung mbk asih " yo wes nanti bilangno retno suruh ngantar mamak ke bon sinyo ya!!" ucap ibu ku pada mbak asih.
Aku yang notabene engak tau menahu soal seperti itu akhirnya manut aja, wong ya nanti untuk kebaikanku juga.
Dan benar saja besuknya ibuku di antar mas retno ketempat orang pintar, aku di rumah saja membantu mbak asih jemur padi yang baru di panen beberapa hari yang lalu.
Menjelang sore ibukku pulang langsung di sambut pertanyaan dari mbak asih " mak gimana?" mbak asih yang begitu penasarannya langsung bertanya aku yang mengekori mbak asih juga sama oenasaran sebenarnya.
" Ya mbok sek to sih aku tak duduk dulu, yun itu mas mu retno buatno kopi dulu marah marah ae dari tadi". Aku sama mbak asih saling pandang "marah kenapa mak?" tanya mbak asih, yang aku dengar sambil membuat kopi buat mas retno. "Gimana gak marah lo mbak katanya di bon sinyo eh inj masih naek lagi sampai gunung nangka mana jalannya kayak kali mati lagi" ucapnya sambil bersungut sungut. "Hah yang bener sampek kaki gunung nangka?" tanya mbak asih. Aku yang ngak tau menahu tempat itu ya diam aja sambil naruh kopi buat mas retno. " la iyalah mbak mana batunya guede guede kyak ball sepak lagi, dan lagi mamak di bonceng bukannya dia duduk ngadep ke depan malah duduk ngadep nyamping untung tuh kaki mamak engak kecantol akar pohon". grutu mas retno. "Hust retno jangan ngedumel aja ini demi adikmu juga". Ibu mengomel kepada mas seno. Aku dan mbak asih memandang ibu ingin tau hasil dari orang pinter tersebut. "Gimana buk hasilnya" tanyaku Ibu melihatku sambil tersenyum padaku "udah kamu memang bisa berjodoh dengan deni dari weton aja udah bagus, wes gini nanti kalau deni pulang suruh pulang kesini dulu jangan sampai dia pulang kerumahnya kalau bisa dia makan dan minum dulu di sini, tadi ibu di kasih jampi jampi dari mbah brewok".
Aku mengangguk tanda meyetujui usul ibu.