PART 5

1453 Kata
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA" Tenang itu bukan Tephie, tapi Lea, iya Lea, baru juga setannya lewat Lea udah jerit kayak diinjak gajah. "Ampun Le, kuping gue ngga selamat ini" keluh Richard yang duduk disamping Lea dan sialnya kupingnya pas dideket mulut Lea saat Lea jerit nyaring, "Jeritan lo merdu banget Le, sumpah" timpal Tephie yang gagal jerit karena udah keduluan Lea, untunglah Tephie ngga jadi mempermalukan diri di depan rektornya. Ardi hanya geleng kepala sambil bersyukur dalam hati ngga duduk disamping mahasiswi ajaibnya itu karena mungkin saja tidak hanya telinga tapi jantung, paru-paru bahkan ginjalnya ngga selamat gara-gara getaran yang dihasilkan teriakan Lea. "Ish jahatnya kalian, kan gue kaget tadi setannya tiba-tiba lewat" Lea membela diri tak terima disalahkan, "Elah cape deh, baru juga bayangan setannya lewat lo udah teriak gitu gimana setannya nongol paling lo lompat dari balkon" lanjut Tephie, Richard hanya terkekeh, padahal tadinya Tephie udah hampir khilaf mau teriak tapi langsung sadar berkat Lea. "Udah ah diem, kalau mau teriak gigit aja bantal sana, biar ngga hancur suasana gara-gara teriakan nyaring lo itu" protes Richard, Tephie menyetujui dalam hati dan langsung memeluk bantalnya. Akhirnya Lea benar-benar tidak mengeluarkan teriakannya lagi atas usul Richard, begitu pula Tephie. "Kalau takut jangan dipaksa" bisik Ardi ditelinga Tephie, Tephie hanya melirik Ardi sedikit lalu kembali fokus pada filmnya, 'tau aja gue takut' batinnya. Dua film sudah ditonton, menjelang film ketiga suasana nampak sunyi, Richard masih fokus nonton begitu pula Ardi namun tidak kedua gadis diantara mereka, Lea dan Tephie, sudah melayang ke alam mimpi. Richard tidak memperhatikan Lea yang bersandar disampingnya, Ardi justru sulit konsentrasi melihat Tephie yang tidur tanpa bersandar pada siapapun, sesekali Tephie nampak akan menjatuhkan kepalanya entah kedepan atau ke sisi kiri dan kanan, hal itulah yang mengalihkan fokus Ardi dari film yang sedang diputar. Akhirnya Ardi mengarahkan Tephie untuk bersandar dipundaknya. Ditengah film ketiga, Richard dan Ardi akhirnya ikut terlelap hingga pagi menjelang. "Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing" Dering weker dari kamar Tephie menggema ke seluruh apartemen milik putri Pradipta ini, membuat keempat manusia yang tengah tertidur didepan tv terbangun. "Pagi semua" sapa Lea dengan wajah ngantuk karena kurang tidur, "pagi" jawab Tephie dengan wajah yang sama, "Astaga Tephie weker lo buat gue kurang tidur" protes Richard. Setelah tersadar, Ardi berpamitan untuk kembali ke apartemennya, Tephie dan Lea masuk ke kamar Tephie untuk melanjutkan tidur setelah Ardi pergi sedangkan Richard melanjutkan tidur di sofa karena masih sangat ngantuk untuk berjalan ke kamar tamu. . . Menjelang siang barulah mereka bangun dan membereskan sisa karya mereka semalam. "Untung aja gue ngga ada jam kuliah hari ini" ucap Tephie sambil membersihkan piring kotor, "Iya gue juga free hari ini" sambung Lea yang juga ikut membantu beres-beres. Setelah beres, Lea dan Richard pamit pulang karena hari sudah menjelang sore. Tinggalah Tephie sendiri di apartemennya, bingung tidak ada yang dikerjakan akhirnya Tephie memutuskan untuk pergi ke supermarket karena bahan makanannya sudah dihabiskan semalam. Tephie langsung mandi dan mengganti bajunya dengan kaos oblong dan celana pendek dan flat shoes yang biasa ia pakai untuk jalan. Diambilnya kunci mobil dan beranjak keluar apartemennya "Sayur checklist, daging checklist, buah checklist, sekarang cari s**u dan snack" Guman Tephie sambil mendorong troli belanjaannya dan mengecek catatannya. "Tephie?" Sebuah suara yang sudah tak asing menghentikan langkah Tephie, "Eh kak Dimas" "Belanja bulanan ya?" Tanya Dimas begitu sudah berdiri disamping Tephie, "Hehe iya nih kak, kakak sendiri?" Tephie balik bertanya, "Oh itu cuma mampir aja beli beberapa keperluan, kamu sendirian?" Tephie mengangguk dan tersenyum, keduanya kembali berjalan, "Mau mampir dulu ngga? Ke kafe deket sini" tawar Dimas setelah Tephie selesai membayar belanjaannya, "Boleh deh" Tephie dan Dimas berjalan ke tempat parkir supermarket menuju mobil masing-masing. "Phie, kamu udah punya pacar?" Tanya Dimas setelah keduanya duduk beberapa menit di salah satu bangku di kafe yang saat ini mereka kunjungi, Tephie menggeleng, "belum kak" jawabnya polos, "Jadi ngga ada yang marah ya kalau kita berdua gini?" Tephie terkekeh pelan, "ngga kok kak, tenang aja" Tephie menyeruput jus jeruknya yang baru datang. "Jadi aku boleh daftar dong?" "Uhuuk uhuukk..." Tephie tersedak jusnya saat mendengar pertanyaan Dimas, "Ehh ehh pelan pelan Phie" Dimas menepuk pelan punggung Tephie, Tephie hanya memberikan isyarat bahwa dirinya baik-baik saja, "Maksud kakak apaan?" Tanya Tephie setelah menstabilkan tersedaknya, Dimas meraih tangan Tephie membuat Tephie gugup, "kakak mau jujur sama Tephie" Dimas menatap intens Tephie, yang ditatap semakin gugup, "sejak pertama ketemu di perpus waktu itu, kakak udah tertarik sama kamu, kamu beda dari cewe lain dan kamu yang bikin kakak nyaman" Sepertinya Tephie paham arah pembicaraan Dimas, "kakak suka kamu, kamu mau jadi pacar kakak?" Tanya Dimas to the point, Tephie menatap Dimas sejenak, bingung harus jawab apa, Tephie merasa tiba-tiba, tidak menyangka bahwa Dimas akan menyatakan perasaannya. "Phie?" Panggilan Dimas membuyarkan lamunan Tephie, "E-Eh i-iya kak" Tephie jadi gugup tiba-tiba, Dimas tersenyum hangat, mengusap punggung tangan Tephie, "ngga apa kok, kakak ngga minta jawaban kamu sekarang, kakak cuma mau Tephie tau kalau kakak serius sama perasaan kakak" Tephie mengangguk pelan, Dimas kembali tersenyum melihat kegugupan gadis dihadapannya, "kakak pulang dulu yah, ada yang mau kakak kerjain" pamit Dimas, Tephie kembali mengangguk. Dimas mengusap puncak kepala Tephie sebelum pergi membuat Tephie tersipu, Tephie mengusap puncak kepalanya setelah Dimas menghilang dari kafe, dan tersenyum sendiri. ----- "Kenapa lo senyam senyum gitu? Kesambet yak?" Lea menatap horor sahabatnya, dosen hari ini sedang tidak masuk jadi Lea dan Tephie menghabiskan jam kosong di kantin kampus, "Enak aja" Tephie menoyor lengan Lea pelan masih dengan senyum yang belum lepas membuat Lea semakin takut, "Ish horor lo, udah ah gue mau samperin laki gue dulu, bhay!" Lea langsung lari meninggalkan Tephie yang masih melamun di kantin. "Phie" sebuah panggilan membuyarkan lamunan Tephie, "E-Eh kak Dimas" Tephie nampak salah tingkah, dalam hati dirinya merutuki Lea yang pergi meninggalkannya hingga harus berdua dengan Dimas saat ini. Kejadian sore kemarin membuat Tephie salah tingkah jika bertemu dengan Dimas seperti saat ini. Dimas terkekeh melihat tingkah Tephie yang sedikit gelagapan, "hei kenapa?" Tanya Dimas dengan nada perhatian membuat Tephie makin gugup, Tephie tertawa garing, "ngga apa kok kak" menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Kamu ini ada ada aja" Dimas mengusap puncak kepala Tephie, wajah Tephie menghangat mendapat perlakuan manis dari Dimas, Ditengah suasana canggung antara Tephie dan Dimas, tiba-tiba ponsel milik Tephie berbunyi, "Kak, Tephie pulang dulu yah ada urusan" pamit Tephie setelah menutup percakapan di telepon. "Ok Phie, hati-hati" ucap Dimas memasang senyum manisnya, membuat Tephie semakin gugup menatap lama kakak seniornya ini, langsung saja setelah pamit Tephie ngeluyur pergi meninggalkan Dimas menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari kantin kampusnya. ... "WHAT? KAK DIMAS NEMBAK LO?!!" Toa Lea, untung saat ini mereka ada di apartemen Tephie, sorenya setelah Tephie menyelesaikan urusannya, Lea langsung mampir ke apartemen Tephie. Tapi walau di apartemen, Tephie hampir menyumpal mulut toa Lea dengan kaus kakinya. "Lo serius Phie? Kapan? Di mana?" "Kemarin Le waktu gue lagi belanja di supermarket ketemu kak Dimas, doi ngajak gue mampir di kafe" jelas Tephie, "Udah lo jawab?" Tephie menggeleng lemah. Lea menepuk jidatnya, "kok belum sih? Kapan lo mau jawab?" Tephie hanya menggidikan bahunya dan kembali menggeleng. Lea menatap heran sahabatnya yang sedang galau ini, "orang mah ditembak gebetan seneng, langsung terima, ini ngga, atau jangan-jangan lo nunggu Mr. Conner ya?" Terka Lea di akhir ucapannya, Tephie langsung menjitak jidat mulus Lea yang sempat membuat sohib koplaknya ini meringis sedikit, "Dari pada lo ngurusin gue mending lo urus tuh laki lo yang lagi ngambek" ya alasan Lea sebenarnya mampir ke apartemen Tephie karena ribut sama pacarnya tapi jadinya menghebohkan soal Dimas dan Tephie. "Ish lo mah menghancurkan mood gue, tahu dari mana lo gue ke sini gara-gara itu?" Lea mulai menekuk wajahnya, "Noh terpampang dijidat lo tulisan LEA LAGI BAPER AKUT! Udah ah gue mau mandi dulu" Tephie langsung meninggalkan Lea yang masih belum kelar menekuk wajahnya, "Ihh Tephie jahat, hueeeee" ----- "Lo belum balik?" "Lo ngusir gue?" "Iya kali" "Hueeeeeeeee Phie jahat sama gue" rengek Lea dengan wajah dibuat semewek mungkin, "cup cup cup, adek Lea jangan nangis ntar dipanggilin akang Jaka deh" Lea berhenti mewek namun memasang wajah sebalnya, "Ish nama laki gue Jack, Phie, Jack! Bukan Jaka!" Sewot Lea sambil berkacak pinggang, "Iya deh Jack ayanknya neng Lea" sahut Tephie sambil menyalakan tvnya, "Gue ngga betah Phie marahan sama Jack, gimana yah" mulai deh curhatnya, Tephie memutar bola matanya, "ya maafan lah kalian, anak tk aja bisa maafan masa mahasiswa gengsian buat maafan" Lea nampak berpikir sebentar, lalu mengambil ponsel dari tasnya yang sejak tadi diletakkan disampingnya, mendial nomor yang sepertinya sudah diingatnya, Tephie hanya melirik sekilas sahabatnya lalu kembali fokus pada tvnya. "HUEEEEE SAYAAAANG MAAFIIIIN AKUUUUUU HUEEEEE..." Tephie sempat terlonjak kaget karena Lea tiba-tiba memekik tepat disampingnya, sambil mengelus dadanya Tephie langsung ngeluyur ke dapur menghindari hal buruk lainnya jika disamping Lea saat ini. 'Ribet banget kayaknya pacaran' ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN