PART 6

1199 Kata
"HAH ASISTEN BAPAK??!" "Ya, terserah sih kamu mau jadi asisten saya atau saya skorsing?" Tephie menghela nafasnya menyerah, "baiklah, berapa lama?" "1 minggu" Seharian ini Tephie membuat masalah di kampus yang membuat dirinya berakhir di ruang rektor, seharusnya sih ngga perlu kesana namun karena masalahnya dengan si Bapak Rektor jadilah Tephie berakhir disini, ruangan Bp. Ardiansyah Conner. Masalah pertama, Tephie terlambat di mata kuliah sang rektor, sebenarnya bukan Ardi yang mengajar namun karena pertukaran dosen maka Ardi lah yang memegang mata kuliah tersebut, Kedua, Tephie tidak mengumpulkan makalah tugas dari sang rektor, karena kesiangan sehingga makalahnya tertinggal, Ketiga, Tephie tertangkap basah seperti biasa menghajar seorang mahasiswa, dan sialnya yang menangkap itu sang rektor, lebih sialnya lagi, si mahasiswa dengan tenang membalikan fakta sukses membuat Tephie menyesal tidak mengirimnya ke UGD sekalian saat itu juga. "Apes bin sial gue hari ini, sumfeh" sungut Tephie setelah mendudukan dirinya di salah satu kursi kantin tepat dihadapan Lea, sahabatnya. Lea terkekeh geli melihat raut wajah Tephie yang kusut, "mungkin emang lo lagi ngga beruntung Phie, lo belum mandi kali makanya sial" Lea kembali terkekeh, "Suwe lo, udah mandi gue, yah walau lima menit tapi bersih tau!" Lea masih terkekeh geli, "Tuh pangeran lo muncul" Lea menunjuk ke arah lain dengan dagunya, refleks Tephie langsung menengok ke arah yang ditunjuk Lea dan ternyata Dimas lah yang ditunjuk Lea, langsung saja wajah Tephie memerah, "Tuh kan langsung blushing" goda Lea sambil menoel jahil pipi Tephie, "Hai Phie, hai Lea" sapa Dimas langsung ikut duduk bersama dua sohib ini, "Hai kak Dimas" sapa Lea, "Hai kak" lanjut Tephie, "Lea pamit dulu ya kak mau ketemu pujaan hati" tanpa izin Tephie, Lea langsung kabur dari kantin meninggalkan Tephie dan Dimas. "Phie" Dimas menyentuh punggung tangan kanan Tephie, Tephie tersipu menatap Dimas yang juga menatapnya intens, "Nanti malam ada acara?" "Ngga kak, ada apa?" "Kakak mau ajak dinner, bagaimana?" Tephie nampak berpikir sebentar, sepertinya belum ada tugas apapun dari rektornya, "oke kak, nanti ketemuan aja disana ya?" "Ngga usah Phie, kakak jemput aja" "Tapi nanti Tephie di rumah Lea kak, atau nanti Tephie kirim alamat Lea yah" usul Tephie, "Oke deh" ..... "Nah cantik deh lo, good luck yah say" ucap Lea usai membantu Tephie berdandan, lima menit kemudian Dimas sudah tiba di depan rumah Lea, setelah pamit dengan Lea yang kebetulan sendirian di rumah, Tephie dan Dimas berangkat ke tempat yang akan mereka tuju. "Cantik banget kak kafenya, tapi kok sepi?" Tephie menyapukan pandangan ke seluruh kafe yang nampak didesain romantis namun sepi. Dimas memegang kedua bahu Tephie dari belakang, menuntunnya menuju salah satu tempat duduk di tengah kafe, "sengaja aku pesan hanya untuk kita" bisik Dimas lembut membuat Tephie merona, 'So sweet banget sih' Beberapa menit berlalu, mereka asik dengan obrolan ringan sembari menikmati makan malam yang telah disiapkan. "Phie kakak terima telepon dulu yah" Tephie mengangguk dan tersenyum lalu Dimas pergi meninggalkannya sendirian, "Duh sendirian gini bikin gue kebelet pula" mencoba menunggu namun keadaan sedang tidak bisa ditolerir, akhirnya Tephie memutuskan mencari toilet sebentar. "Iya sabar gue jamin malam ini" Sebuah suara tertangkap telinga Tephie saat baru keluar dari toilet, berasal dari sebelah, lebih tepatnya toilet pria. ------- "Maaf yah Phie kelamaan" Dimas kembali duduk si kursinya, "Iya ngga apa kok kak" Tephie tersenyum tipis, Dimas memulai aksi manisnya, mengenggam kedua tangan Tephie yang diletakkan diatas meja, "Phie" Tephie menatap Dimas, "kakak boleh minta jawaban kamu malam ini? Kakak ngga bisa nunggu lagi, kakak benar-benar serius--" "Serius mainin aku? Iya?" Jawab Tephie tiba-tiba membuat Dimas terkejut, "Mainin apaan?" Dimas mulai bingung, "Udahlah kak ngga usah pura-pura, Tephie udah tahu kok, makasih kak, Tephie pamit" Tephie langsung berdiri dari kursinya dan melangkah keluar kafe. Dimas tidak tinggal diam, ia berusaha mencekal tangan Tephie saat diluar kafe namun Tephie berhasil menepis, "Phie! Oke kalau mau pulang ayo kakak antar" pinta Dimas mencoba membujuk Tephie, "Ngga usah kak, aku bisa sendiri" Tephie kembali berjalan namun kali ini Dimas berhasil mencekal tangannya dan memegangnya cukup erat hingga Tephie meringis sakit namun Dimas bukannya melonggarkan pegangannya justru menyeretnya ke arah mobil miliknya, Sekali hentakan, Tephie disandarkan di sisi kiri mobil Dimas, Dimas mengurung Tephie dengan mengunci kedua pergelangan tangannya. 'Gue ngga boleh nangis didepan cowo b******k ini' "Lepas kak!" "Ngga sebelum kamu ikut kakak pulang!" Dimas menaikan suaranya sempat membuat Tephie gentar namun berhasil ditutupinya karena Tephie tidak ingin terlihat lemah, "Aku ngga mau, aku mau pulang sendiri!" Tephie ngga kalah meninggikan suaranya, "Keras kepala banget sih!" Bentak Dimas, "Jangan kasar sama wanita mas" sebuah suara mengintruksikan Dimas berpaling dari Tephie, "Pak Ardi" gumam Tephie yang sempat terdengar oleh Dimas, Dimas melepas cengkramannya di pergelangan tangan Tephie yang sudah memerah, Ardi melihat sekilas pergelangan tangan Tephie lalu kembali menatap Dimas, "Maaf Pak tapi ini bukan kampus, jadi bapak ngga bisa ikut campur urusan saya" "Kamu salah" jawab Ardi dengan ekapresi tenang, "Pertama, ini kafe saya, dan kedua, gadis itu adalah asisten saya jadi saya berhak ikut campur" nada bicara Ardi mulai terdengar dingin, "pulanglah kalau kamu masih ingin jadi mahasiswa saya" ancam Ardi, Dimas berbalik ke mobilnya meninggalkan Tephie dan berlalu meninggalkan area kafe. "Terima kasih pak" ucap Tephie lemah, lalu berbalik untuk meninggalkan kafe, namun baru beberapa langkah berjalan, panggilan Ardi membuat Tephie kembali membalikan badannya, "Kita searah, aku akan mengantarmu, ini sudah larut tidak baik seorang gadis pulang sendirian" "Tapi pak-" "Atau mau hukumanmu ditambah nona asisten?" Tephie menyerah tidak ingin berdebat, dan mengikuti langkah Ardi menuju sebuah Range Rover yang terparkir tidak jauh dari mereka. Hening, Ardi fokus menyetir sedangkan Tephie asik dengan pikirannya, hanya suara radio yang mengisi kesunyian hingga sampai di apartemen mereka. "Terima kasih pak" ucap Tephie sebelum masuk ke apartemennya, "Kompres pergelangan tanganmu dengan es agar lebih cepat hilang memarnya" saran Ardi, Tephie hanya mengangguk dan masuk ke apartemennya begitu pula Ardi. -------- Esoknya pagi-pagi Tephie datang ke rumah Lea sebelum ke kampus karena mobilnya masih diparkirkan di rumah Lea. "Hah? Tapi lo ngga apa kan Phie? Lo ngga diapa-apain kan?" Lea yang cemas memberondong Tephie dengan pertanyaan, Tephie tersenyum tipis, "gue ngga apa kok, yuk berangkat nanti telat" Lea tidak mau banyak komentar, ia tahu sahabatnya sedang kecewa berat jadi lebih baik jika menghiburnya dari pada menanyakan hal yang bisa membuatnya semakin sedih. ... Siangnya Tephie mendapat pesan dari Ardi untuk ke ruangannya, karena pekerjaannya sebagai asisten sudah dimulai. "Semangat yah Phie" hibur Lea sebelum Tephie pergi, "Makasih Lea" ucap Tephie lesu, Tephie berjalan menuju ruang rektor berjarak beberapa meter dari ruang kelasnya tadi. Namun ditengah jalan, Tephie harus berhadapan dengan Dimas. "Phie" panggil Dimas, Tephie berusaha mengacuhkan namun saat melewati Dimas, tangannya dicekal. "Apa sih kak!" Bentak Tephie dengan nada kesal, "Please maafin kakak Phie, kakak ngga bermaksud--" "Udah lah kak, ngga usah dibahas lagi, dan ngga usah temui Tephie lagi" Tephie menepis tangan Dimas dan kembali berjalan, "AWww!!" Dimas kembali mencengkram pergelangan tangan Tephie seperti semalam membuatnya meringis sakit, "le-pas kak!" "Ngga sebelum kamu mau bicara dengan kakak!" Nada bicara Dimas naik satu oktaf, "Ngga ada yang harus dibicarain, aku benci dengan cowo kasar kayak kakak!" Tephie berusaha menepis tangan Dimas namun gagal, ia yakin tangannya lebih merah dari semalam karena cengkramannya lebih sakit. "Saya sudah bilang kan mas untuk tidak mengasari wanita" Tephie dan Dimas terdiam di tempatnya. ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN