Roftop...
Bram menghembuskan asap rokok ke awan.
Mengusap bahunya merasa sangat dingin malam itu.
"Lo ada hati sama Fene?"
Adrian memulai pembicaraan.
"Jujur YA." jawab Bram tegas.
"Fene sahabat gue." ketus Adrian.
"Sahabat!!! hemm, sahabat yang bisa lo tidurin gitu?" geram Bram.
Adrian terdiam, menatap Bram sinis.
"Maksud lo?"
"Lo paham maksud gue Adrian." sarkas Bram.
"Gue hmmm."
Adrian bingung menahan emosi.
"Lo adik gue Adrian." jelas Bram sarkas.
"Gue tau semua tentang lo, dan Fene, dalam diam lo memanfaatkan Fene, beda sama gue." tegas Bram.
"Apa kalian saling mencintai tanpa sepengetahuan gue?" Adrian tenang.
"Lo licik Adrian, selalu mencuri waktu, lo anggap gue apa Adrian? lo mempermainkan Fene, tanpa lo sadar lo nyakitin Veni." jelas Bram.
"Heeeeeiiii, itu kecelakaan Bram."
Adrian memanas melihat Bram seolah-olah memojokkannya.
"Oya,,, tapi apa!! lo udah nyakitin dua wanita dalam waktu bersamaan, lo nyakitin sahabat, lo nyakitin Veni jelas-jelas dia kekasih lo, lo lupa, malam itu Fene tidak normal dri."
Bram mengingatkan kejadian mereka.
"Kevin menghubungi gue, segera ke apartemen Fene, tapi diloby gue lihat lo naik kerumah Fene." kenang Bram.
"Fene yang meminta." Adrian membela diri.
"Gue nggak tau sama sekali kondisi Fene malam itu." Adrian menjelaskan.
"Sekarang! apa rencanamu?" tanya Bram.
"Gue akan membawa Fene pulang."
Bram bertepuk tangan.
"Pulang kemana? Swiss, atau Jakarta?"
Adrian terdiam.
"Fene urusan gue, silahkan lo tinggalkan Netherland, jangan pernah ganggu Fene lagi." sarkas Bram.
"Ooooogh, karena Fene kita begini Bram?" sinis Adrian.
"Ingat dri, lo gagal menjaga Fene, ingat itu."
Adrian merasa tertampar karena ucapan Bram.
"Silahkan pergi."
Bram meninggalkan Adrian.
"Tapi Bram, apa Fene tau tentang Mami dan Daddy?"
Bram terhenti.
"Udah gue kasih tau." sahut Bram berlalu meninggalkan Adrian.
Adrian berteriak diroftop menangis kesal, mengacak rambutnya, pergi meninggalkan rumah sakit.
Adrian Moreno Lim...
Adrian mengirim pesan pada Fene.
'gue balik ke Jakarta, maaf telah menyakiti lo.
Kabari gue kalau ada apa-apa.
I love you fen.'
Adrian kebandara pagi itu, setiba dibandara Adrian menukar keberangkatannya terbang ke Paris.
Bagi Adrian kenyamanan Fene sangat utama.
Adrian menunggu seseorang agar menemaninya.
Veni Smith, yah Veni akan menemani Adrian selama di Paris.
"Adrian."
Veni memanggil Adrian.
Adrian memeluk tubuh Veni.
"I miss you girl." rangkul Adrian.
Mengecup bibir Veni.
"Miss you too."
"Kita ke ruang tunggu sekarang." Veni tampak sumringah setelah perseteruan mereka beberapa waktu lalu.
"Oke..."
Hp Adrian berdering.
Drrrrt... drrrrt....
"Sebentar, Bram menelfon." Adrian menjauh dari Veni.
"Ya..."
"Hebat lo mengalihkan keberangkatan ke Paris, apa lo lupa omongan gue tadi malam dri?" tanya Bram.
"Gue mau liburan sama Veni, tidak ada urusan sama lo." kesal Adrian berbisik.
"Oke, gue akan menikahi Fene secepatnya."
Bram mengakhiri percakan mereka.
Adrian menarik nafas dalam.
Veni mengelus punggung Adrian dari belakang.
"Adrian, kamu kenapa?"
sentuhan tangan Veni yang lembut, membuat Adrian kaget.
"Hmmmm, nggak apa-apa." senyum Adrian merangkul bahu Veni.
Adrian ingin menghabiskan waktu bersama Fene, kondisi saat ini sangat berbeda.
Mereka harus berpisah.
Selain masalah pribadi, orang-orang Jack sudah mengetahui keberadaan mereka, agar menghabisi mereka satu persatu.
'Lebih baik begini, situasi makin mengancam keselamatan semuanya.' batin Adrian.
Bram Lincoln...
"Bram, Adrian udah berangkat?" tanya Fene dari tadi tidak melihat Adrian.
Bram kaget akan pertanyaan Fene, mengambil hp Fene memasukkan ke kantong jacket, tanpa sepengetahuan Fene, mengalihkan perhatian Fene.
"Hmmmm, kita segera meninggalkan Netherland, Jack mengetahui keberadaan kita, cepat, sebelum mereka menemukan kita."
Bram segera meninggalkan ruangan.
Bram berlari kecil menggenggam jemari Fene membawa keparkiran.
Kevin menunggu dimobil.
"Move, move." teriak Kevin.
Mereka berlari cepat memasuki mobil berlalu menuju Paris.
Bram menarik nafas lega, setidaknya mereka aman.
Drrrrrt... drrrrt...
'Alberth'
"Bram... saya sudah menyiapkan segala fasilitas kalian di Paris, selamat berlibur, semua aman, dana sudah masuk kerekening."
Alberth menutup telfon.
Bram berteriak bahagia, memeriksa M-Banking.
"Ooooooh.... yeeees... sweety.... money money money..." Bram melihatkan isi rekening, memperlihatkan jumlah nilai sangat fantastis, mata Kevin dan Fene berbinar-binar.
"Gue segera mengirim ke rekening Adrian dan lo."
Bram membagi rata kerekening sahabatnya, tidak dengan Fene.
'Fene sangat spesial' bisik Bram. tersenyum sinis.
Fene menikmati perjalanan mereka menuju Paris, tidak terasa sudah larut malam, Fene terjaga.
"Vin, lo bawa barang spesial kemaren?"
Fene mengusap pelan mata indahnya, cuaca dingin membuat Fene mengusap-ngusap tangan kepipinya.
"Gue nggak mau ngeracunin lagi, inget kata Adrian, jangan jadi pencandu biar kaya, hahaha..."
Kevin terkekeh lepas.
Fene melihat sebuah supermaket, meminta Bram agar menghentikan mobilnya.
"Bram, aku lapar."
Fene mengelus d**a Bram dari belakang.
Bram menepi, memarkirkan mobil didepan supermarket untuk beristirahat sejenak.
Fene berlari kedalam, merasa sangat dingin,
'semoga didalam pemanasnya menyala.' batin Fene.
Bram meminta Kevin membelikan expreso agar tetap segar mengendarai mobil.
Tanpa sengaja Bram mengeluarkan hp Fene, melihat beberapa pesan.
Adrian beberapa kali menelfon dan mengirim pesan dengan kata-kata love.
'Sialan tu bocah, masih saja mengirim cinta-cinta.' batin Bram.
Bram sendiri tidak mengerti akan pribadi Fene, kenapa dia tidak peka terhadap lawan jenis, kenapa dia tidak peduli akan perasaan aku.
"Heeeeeiii, melamun mister?"
goda Kevin memberi kopi pesanannya.
Bram tertawa, membuka kursi agar Kevin duduk disebelahnya.
"Fene dimana?"
"Toilet, mau nyusul?" ledek Kevin.
"Gila lo."
Bram terkekeh.
Tak lama mereka ngobrol, Fene berlari mendekati Bram dan Kevin sambil terengah, Fene menunjuk situasi dalam supermarket.
Bram dan Kevin bertindak cepat agar segera meninggalkan supermarket, tanpa disadari Bram meninggalkan hp Fene diatas meja.
Orang-orang Jack kehilangan Bram, Fene dan Kevin, tapi tidak untuk hp Fene.***