CHAPTER 8 : BABAK BELUR LAGI

1773 Kata
Starla sedang bersenda gurau dengan Selina di pantri lantai dua. Beberapa pasang mata heran melihat Starla karena biasanya yang mengunjungi pekerja di sini jarang yang bisa masuk. Apalagi hanya mengunjungi seorang office girl. Tidak tahu saja mereka kalau Starla, istri dari pria yang ditakuti di kantor ini, asisten CEO Yogaswara cosmetics, yang ketegasannya sudah sangat terkenal seantero kantor. Tiba-tiba salah satu karyawan pria mendekati mereka. "Saya mau kopi," perintahnya. Selina pun segera membuatkan pesanan karyawan tersebut. Karyawan itu duduk di hadapan Starla. "Mbaknya bukan karyawan sini, kan?" tanya pria itu, matanya menatap genit Starla. Starla sendiri yang melihat, sudah memasang alarm waspada bahwa pria di hadapannya adalah pria genit. "Bukan, saya tadi mengantarkan berkas suami saya yang ketinggalan," jawab Starla menekankan kata suami, tapi terlihat pria itu tak percaya, malah tersenyum genit. Dia bergerak cepat duduk di samping Starla, wanita itu segera bangkit, tapi tangannya malah ditarik oleh sang karyawan. "Lepaskan!!!" Starla geram. Dia sudah punya suami bagaimana nanti kalau Aries tau tangannya dipegang lelaki lain, bahkan sekarang lelaki itu menarik pinggangnya agar dapat duduk di pangkuannya. Selina yang mendengar langsung menoleh. "Lepaskan dia!" serunya. "Kamu berani sama saya!" Pria itu menatap rendah Selina. Jiwa preman Selina mulai bangkit, seketika ia mengambil ancang-ancang menyiramkan kopi hangat kepada pria itu sebagai ancaman, tapi pria itu tetap mencengkeram tangan Starla. "Panasssss!!!" teriak pria itu karena kopi tersiram ke area bahu dan sedikit terkena wajah. Berlebih sekali! batin Selina. Padahal kopinya hangat tidak panas. "Ada apa ini?!" Tiga orang masuk ke dalam ruangan. Salah satu wanita segera berlari ke arah pria yang tadi kepanasan. "Dia menyiramku dengan kopi panas." Tunjuknya kepada Selina. "Dan dia menggodaku, Sayang." Tunjuknya lagi kepada Starla. Sepertinya keduanya berpacaran. Sang wanita berwajah merah padam menatap Selina dan Starla. "Beraninya kalian!!!" geram karyawan wanita. "Itu fitnah," balas Starla dan Selina bersamaan, tapi dalam hati tahu, penjelasan mereka tak akan dipercaya. Sang wanita langsung mengambil gelas dan menyiramkan air panas ke wajah Selina untunglah dihalangi oleh tangannya. Selina meringis karena punggung tangannya terasa terbakar terkena air panas, bahkan wanita itu hendak memukulnya dengan nampan. Starla yang punya rasa solidaritas tinggi menahan tangan si wanita yang menurutnya sudah kelewatan. "Kamu juga, dasar jalang!!!" Sekarang Starlalah yang jadi korban kebrutalan wanita itu. Selina cepat-cepat menuju keran untuk membasuh tangannya. Namun, tiba-tiba saja seseorang menarik rambutnya. Ternyata pria tadi yang ia siram kopi. Perkelahian pun terjadi, Starla versus karyawan wanita dan Selina versus karyawan pria. Saling pukul dan jambak tidak terelakkan. Karyawan lain yang berusaha memisahkan ada pula yang terkena pukulan. Beberapa dari mereka memilih agar menunggu manajer marketing untuk melerai mereka. Beliau sendiri sedang izin keluar sebentar. Namun, bukan manajer yang datang, tapi malah pemimpin perusahaan ini, beserta asistennya yang terkenal galak. "Starla!" Suara tegas Aries terdengar di telinga Starla. Dia langsung melepas tangannya pada rambut si karyawan wanita. Alamak bisa kena pecat jadi istri nih, batin Starla melihat wajah suaminya yang kaku. Tiba-tiba hidungnya mendapat serangan mendadak dari karyawan wanita hingga mengeluarkan darah. Aries yang melihat segera berlari ke arah istrinya. "Aa' sakit," keluh Starla sambil memeluk Aries. Pria itu pun dengan cepat mengambil sapu tangannya membersihkan hidung Starla dari noda darah. Aries dibuat cemas, tampak wajah sang istri yang memar dan rambutnya berantakan, baru seminggu menikah istrinya dua kali babak belur. Bisa jadi ada yang mengira dia KDRT. "Apa-apaan kamu?!!!" bentak Aries ke arah karyawan wanita yang menunduk, wanita itu tak mau menjawab dan heran apa hubungan Starla dan Aries. Selina mendekati Aries dan mengadu memperlihatkan tangannya yang tersiram air panas. "Coba ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?!" Wajah Aries tampak menahan amarah menatap kedua karyawan marketing tersebut. Dia memeluk Starla yang sedang mengaduh sakit, tidak tahu kalau istrinya itu memang modus. "Tadi pria ini meminta dibuatkan kopi, terus dia malah mengganggu Starla, menarik tangannya dan merangkul pinggangnya. Aku sebagai sahabat marah. Aku ancam siram pakai kopi hangat, dia tetap enggak mau lepasin Starla, ya sudah aku siram bahunya …," terang Selina menggebu-gebu. "Terus mbak yang itu datang, si masnya fitnah kalau aku menggodanya, ngapain aku menggoda cowok lain 'kan aku punya Aa' Aries. Mbaknya marah nyiram tangan Selina pakai air panas, aku nolong Selina dan kami berkelahi …," lanjut Starla sambil tangannya masih setia melingkar indah di pinggang suaminya. "Benar begitu? Aryo?! Hani?!" Aries tahu nama mereka karena pernah menegur keduanya. Aries memergoki mereka berciuman kala itu, di perusahaan memang tidak melarang berpacaran antar pegawai, tapi bukan berarti bisa bermesra-mesraan kelewatan seperti itu. Hani melirik tajam kekasihnya, sedangkan Aryo tampak gugup. Apa mungkin gadis itu istri Aries? Melihat keduanya diam, Aries meminta salah satu karyawan lain untuk mengambil rekaman CCTV pantri dan setelah Aries melihatnya, tangannya terkepal menonjok wajah Aryo. "Ini untuk kamu yang berani mengganggu istri saya!" seru Aries menekankan kata istri agar semua yang di sana tau. Ia kembali menonjok wajah Aryo. "Ini untuk kekasihmu yang melukai istri saya!" Kemudian untuk ketiga kalinya dia menonjok Aryo. Sekarang sasarannya bagian perut. "Ini untuk kamu dan kekasihmu yang melukai sahabat istri saya!" Aryo hanya bisa pasrah memegangi wajah dan perutnya. Aries menoleh ke arah Leo yang sedang asyik menikmati drama suami bela istri kali ini. "Hukuman lainnya saya serahkan kepada Bos Leo." Aries segera pergi dari sana mengajak Starla dan Selina serta Pak Sur juga mengikuti mereka. Leo menghela nafas dan memanggil manajer marketing. Pria tua itu tampak gugup, departemennya terlihat buruk di mata bos besar. "Turunkan jabatan mereka dan jangan lupa minta bagian keuangan untuk memotong gaji mereka setengahnya selama tiga bulan, nanti saya yang akan periksa," perintahnya santai. "Baik, Pak." Sang manajer menunduk hormat. "Jangan, Pak." Keduanya memohon. "Siapa suruh kalian membuat masalah, apalagi dengan istri Aries, ini masih tidak seberapa karena sebagai peringatan. Kalau ada yang melakukannya lagi pasti saya pecat. Camkan itu buat semua. Ingat, yang tadi berbaju pink, istri Aries namanya Starla dan yang memakai baju OG sahabat istrinya. Hati-hati saja kalau berurusan dengan mereka kalian tidak ingin bukan Aries mengamuk?" ungkap Leo. Kalau Aries mengamuk apalagi sampai mogok kerja, sudah pasti Leo terkena imbasnya, ciri-ciri bos takut asisten yang seperti Leo ini. "Baik, Pak. Kami akan ingat pesan bapak," jawab karyawan yang berkumpul serempak. Semua memang tak menyangka Aries telah menikah, bahkan Mang OB yang tadi bertemu Starla di lift menjadi ketar-ketir karena telah lancang mengatakan Starla halu. Semoga dirinya tidak mendapat hukuman. Aryo dan Hani sendiri hanya bisa pasrah daripada dipecat, Hani pun beberapa kali memukul kekasihnya karena ini. *** "Aaaaw … pelan-pelan Aa'." Starla mengaduh beberapa kali ketika wajahnya diobati oleh Aries disertai ekspresi datar suaminya itu. "Kalau ada apa-apa harusnya jangan bertindak gegabah. Bilang kalau saya suami kamu dan langsung hubungi saya." Aries tampak kesal. Sebenarnya dia cemas dengan kondisi sang istri. Padahal dulu saat menikahi Starla, gadis itu sendiri seperti perempuan lemah, siapa sangka setelah bertemu dengan sohibnya terlihat sifat asli sang istri yang suka berkelahi. "Aa' 'kan rapat," balas Starla. "Dijawab lagi." Aries tambah kesal. "Selina sih pakai nyiram si masnya segala." Starla menyalah sahabatnya yang sedang mengobati lukanya sendiri dibantu oleh Pak Sur. "Aku 'kan bantu kamu, Oneng," balas Selina kesal kenapa jadi dia yang salah. "Iya juga ya." Starla mengangguk. "Aku awalnya enggak mau berkelahi, yang duluan nyerang Selina itu mbaknya terus aku sebagai sahabat dengan solidaritas tinggi balik menyerang mbaknya." Dia membela diri menatap suaminya yang masih menatapnya datar. "Aa' kalau kesal aja ketampanannya luar biasa, apalagi kalau senyum, ketampanannya tanpa batas." Perempuan itu mulai mengeluarkan jurus gombalnya. "Dasar, di saat seperti ini masih bisa gombal." Aries menekan luka di sudut bibir Starla sampai istrinya itu minta ampun. "Selina juga, kamu baru tiga hari kerja di sini, kalau ada apa-apa jangan main hakim sendiri. Besok kamu pindah jadi OG di lantai ini!" Selina tidak lepas dari omelan Aries. "Maaf, Kak. Baiklah," jawab Selina sambil menunduk, tapi malah ditertawakan Starla karena kena omel suaminya. Tidak lama, perempuan itu kembali mengaduh sakit karena Aries menekan lukanya. Leo tiba di ruangannya dan menghela nafas panjang, mengapa mereka justru berkumpul di sini. Apalagi setelahnya, Aries izin dia ingin memeriksakan Starla dan Selina, takut ada cedera parah. Maklum keduanya sudah dua kali babak belur dalam waktu berdekatan. Leo hanya bisa menyetujui, dia memang bos yang murah hati, bukan? Setelah mereka pergi, Leo kembali merenungkan tentang kejomloannya. Starla dan Selina dinyatakan tidak mengalami cedera parah, hanya luka-luka di bagian luar dan sudah diresepkan obat. Starla keluar dari rumah sakit sambil merangkul lengan Aries. Menoleh pada suaminya beberapa kali dengan senyuman semanis madu. "Tidak usah tersenyum seperti itu, tidak ada manis-manisnya kalau muka kamu babak belur!" ketus Aries. Starla berubah cemberut, apalagi terdengar tawa Selina di belakang. Aa' walau bikin Eneng kesal, tapi kalau sudah cinta sama orangnya, sindiran juga terdengar merdu, batin Starla dan ia kembali tersenyum. Ketika sampai di rumah seperti biasa mereka disambut oleh si kembar planet. "Mama sama Tante kok bonyok lagi!" sorak mereka bersamaan. Venus dan Mars menggeleng seperti orang dewasa melihat tingkah laku mama dan tantenya yang kata sang papa berantem dengan orang jahat. "Pusing deh," celetuk mereka sambil menepuk jidat yang membuat orang dewasa di sana tertawa. Selina sedang berada di kamarnya, setelah sholat magrib dia bergegas menghubungi sang bunda. "Assalamu'alaikum, Anak bunda." "Wa'alaikumsalam, Bunda. Lagi apa?" "Ini mau makan malam, tapi tunggu ayahmu dulu lagi keluar sebentar. Kamu sudah makan, Sayang?" "Belum, Bun, sebentar lagi." Mereka pun mengobrol banyak hal, tadinya sang bunda mau mengirim uang untuk biaya kos putrinya di sana sebelum dapat gaji karena tidak enak dengan Starla dan suaminya, tapi Selina menolak karena memang dipaksa sahabatnya itu untuk tinggal di sana. "Kak Aries juga orangnya baik banget, Bun, sudah nganggap aku adik sendiri. Jadi, dia enggak masalah aku tinggal di sini, lagi pula aku juga sekalian jagain si kembar," terang Selina. Mendengar nama Aries, tangan sang bunda di seberang telepon tiba-tiba gemetar. "Nama suami Starla, Aries …? Nama panjangnya siapa ...?" tanya Bunda Selina yang bernama Astrid itu dengan nada gugup. "Iya, Bun. Namanya Aries Antoine Kavindra. Kedua anak kembarnya namanya Venus dan Mars," ungkap Selina semangat. Dia baru ingat belum pernah menceritakan ini pada bundanya. Namun, tidak ada lagi sahutan dari Astrid. "Loh, kok mati teleponnya." Selina berusaha menghubungi kembali, tapi tidak diangkat. Dia berpikir mungkin kendala sinyal di sana. Nanti saja ia coba hubungi lagi setelah makan malam karena sudah terdengar suara Starla memanggilnya. Di tempat lain, seorang wanita paruh baya sedang gemetar memegangi selembar foto di tangannya. Ia bergumam maaf beberapa kali dan mengatakan ia ibu yang jahat. "Maaf Nak … maaf … maaf …," lirihnya sambil menangis. Tidak lama ia melihat darah membasahi kedua telapak tangannya. Wanita paruh baya itu menjadi histeris. Untunglah suaminya segera datang. "Bun, tenang. Istighfar." Sang suami memeluk istrinya berusaha menenangkan. "Aries … maafkan Bunda ...," lirihnya kembali. Tidak lama wanita paruh baya itu pun tak sadarkan diri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN