CHAPTER 9 : LUKA

1354 Kata
Di kamar yang cukup luas, tampak seorang perempuan yang masih gadis, walau sudah menikah seminggu lalu sedang bercermin memperhatikan wajahnya, dia adalah Starla Prameswari, istri kecil Aries. "Pantas wajah Aa' Aries kusut lihat mukaku. Hancur banget. Nanti cinta Aa' berkurang lagi." Starla bermonolog sendiri. Aries hanya bisa menggeleng mendengar ucapan sang istri dan dia segera masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan diri, begitu lelah karena kelakuan istri kecilnya hari ini. Starla sendiri memilih berbaring. Lama kelamaan kenapa wajahnya terasa sakit, mungkin timbul karena tidak melihat wajah suaminya. Memang melihat wajah Aa' bisa membuat sakit di wajah Eneng tidak terasa. Ahayyyy. Tidak lama, Aries keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk terlilit dari pinggang sampai atas lutut. Pemandangan yang terlalu aduhai menurut Starla. "Aa' kenapa enggak pakai baju?" Starla menutup wajahnya malu-malu, tapi malah lukanya tertekan, dia jadi mengaduh sendiri. Aries tidak menjawab, bergegas ke ruang ganti. Dia masih dalam mode diam, biarkanlah sekali-kali istrinya didiamkan. Baru saja ingin membuka handuk, tiba-tiba Aries merinding, ternyata sang istri yang wajah tak karuan itu sedang berusaha mengintipnya. "Hush … hush … pergi!" Aries melangkah ke pintu geser ruang ganti mengusir bak kucing istrinya yang sedang tersenyum genit. "Aa' memang aku kucing!" protesnya, tapi tatapannya tertuju pada perut kotak-kotak Aries yang menggoda. "Kamu ini benar-benar ya!" Beginilah nasib tidak bawa pakaian ganti ke kamar mandi. Diintip oleh istri sendiri. "Tunggu—" Starla melihat bekas aneh di tubuh sang suami, tepatnya di bagian perut sebelah kiri. "Ini luka kenapa, A'?" tanyanya serius, tapi tangannya mulai nakal mengusap-usap perut Aries, pipinya juga terlihat merona. Entah apa yang ada dalam pikiran gadis itu. Aries yang menyadari itu menepuk tangan nakal sang istri kecil. "Bekas luka biasa, sana pergi mandi," usirnya. Starla berubah cemberut, lalu melangkah menjauhi ruang ganti. Aries bercermin dan memegangi bekas lukanya. Wajahnya berubah sendu. Hari itu, hari terakhirnya bertemu sang bunda, setelahnya saat ia sadar bundanya telah pergi untuk selamanya. Sepertinya dia harus ziarah ke makam bunda dan kakaknya, sudah lama dia tidak berkunjung, sekalian memberitahu kalau dirinya telah menikah dengan gadis kecil dan kehilangan lima ratus juta rupiah. Aries menoleh kembali ke pintu ruang ganti, takut-takut sang istri mengintip, dirasa aman secepat kilat ia mengenakan pakaiannya. "Sepertinya dia sedang mandi." Aries memilih keluar dari kamar untuk menemani si kembar. Malas jika harus menunggui istrinya selesai mandi. Sementara Starla, di kamar mandi mematut dirinya di depan cermin, tubuhnya sudah ia lilit dengan handuk. "Walau wajah hancur, tapi badan masih oke, siapa tau Aa' pujaan hati mau lihat." Dia bermonolog sendiri. Starla tampak malu-malu keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk "Aa' ini aku mau tunjukkan pemandangan indah—loh, si Aa' ke mana?" Starla mencari suaminya di ruang ganti, siapa tau ngumpet, tapi suaminya yang tampan itu tidak ketemu. "Bukan rezeki Aa' berarti melihat pemandangan indah." Starla berlenggak-lenggok bak model. "Hacimmm!!!" Tiba-tiba ia bersin dan ia bergegas mengenakan pakaiannya takut masuk angin. Keluarga Aries bersiap untuk makan malam. Starla memanggil Selina beberapa kali, cukup lama gadis itu baru keluar dari kamar. "Kok lama, Sel?" tanya Starla, tangannya bergerak lincah mengambilkan nasi dan lauk untuk Aries. Begitu pun dilanjut untuk si kembar. "Tadi nelpon bundaku, pas ngobrol malah panggilannya terputus. Aku coba nelpon lagi enggak diangkat," jawab Selina, sembari tangannya mengambil nasi dan lauk. "Bagaimana kabarnya Bunda Astrid? Sudah lama enggak ketemu," tanya Starla seingatnya setelah ada kejadian keluarganya punya hutang dan pamannya sering ke rumah, bunda dari Selina itu tidak pernah terlihat. Mendengar nama Astrid, Aries menoleh pada Starla dan Selina yang sedang mengobrol. "Bunda kamu namanya Astrid, Sel?" tanya Aries sambil menyuapkan makanannya. "Iya, Kak, memang kenapa?" tanya balik Selina penasaran, Starla pun ikut menoleh pada suaminya. "Almarhumah bunda saya juga bernama Astrid," jawab Aries, tersenyum tipis. "Kok bisa sama, apa jangan-jangan Aa' Aries dan Selina adalah saudara yang terpisah belasan tahun lamanya—Aawww." Aries menekan luka di wajah sang istri, bisa-bisanya dia mengarang bebas seperti itu. Starla mengaduh sakit, suaminya kejam juga, sedangkan Selina dengan santai melanjutkan makannya, malas melihat drama yang dibuat sahabatnya. "Papa jangan jahatin Mama!" protes Venus. "Kacian Mama," Mars ikut membela. Mendengar pembelaan itu Starla terharu merasa sangat disayang oleh si kembar. "Nanti Mama tambah enggak cakep," lanjut Venus tanpa rasa bersalah. "Betul, betul, betul," sahut Mars. Starla menggeleng, kenapa pada durhaka sama emak, nanti ia kutuk jadi bola bekel baru tau rasa, tapi mana tega ia main kutuk, Starla terlalu bucin dengan anak kembarnya. Salahkan wajahnya yang babak belur sehingga dibilang jèlek, kalau sudah normal pasti mereka memujinya cantik kembali. Aries sendiri terkikik geli mendengarnya, apalagi melihat ekspresi cemberut Starla, sedangkan Selina sudah tertawa lepas karena ocehan si kembar planet. *** Di sebuah rumah sederhana tampak seorang pria dewasa sedang memijat kaki istrinya yang terlelap. Pria itu bernama Fandi Ikhsan Abraham, usianya sekarang lima puluh empat tahun, tiga tahun lebih mudah dari sang istri yang bernama Astrid Zaheera. Keduanya adalah orang tua dari Selina Aqilla. Fandi menatap sendu sang istri, setelah tadi sempat tak sadarkan diri, kemudian sadar dan hanya memakan tiga suap makan malamnya, Astrid terlelap dengan ekspresi begitu tertekan penuh kesedihan. Fandi pun merasakan kesedihan sang istri. Pria itu sudah mengira cepat atau lambat pasti akan terbongkar juga semuanya. Aries, putra Astrid dari pernikahan pertama wanita itu, ternyata menjadi suami Starla sahabat dekat Selina dan berakhir sekarang Selina malah tinggal dengan kakaknya itu. Semua memang kuasa Tuhan. Mau seperti apa kita bersembunyi, tapi jika Tuhan sudah berkehendak untuk mempertemukan, maka terjadilah. Fandi sudah tahu karena telah mendengar cerita dari Pandu, bapak Starla, tentang kejadian di hari pernikahan gadis itu. Tadi dia juga menghubungi Selina dan ternyata putrinya itu menyebutkan nama Aries yang membuat Astrid histeris. Tentu Fandi merahasiakan ini pada Selina. "Saat hatimu kuat nanti, mari kita bertemu Aries dan juga cucu-cucumu, Sayang." Fandi mengecup kening sang istri dan tertidur di sebelahnya. Sementara di kamar pengantin baru yang memang baru seminggu, Starla sedang memijat pundak Aries. Ternyata kecil-kecil tenaga istrinya itu cukup besar. Aries memuji dalam hati pijatan sang istri. Tidak ia lontarkan karena takut berakhir menjadi ajang gombal. "Hari Senin Venus dan Mars sudah mulai masuk TK kecil, kira-kira ada keperluan lain lagi?" tanya Aries. "Sepertinya sudah cukup A'," jawab Starla sambil berpikir, dia tiba-tiba terbelalak. "Aduh A'!" pekiknya, membuat Aries terkejut dan menoleh padanya. "Kenapa?" "Mukaku bonyok malu sama guru-guru dan ibu-ibu lain." "Salah sendiri, saya juga takut kalau dikira KDRT." Saat Starla babak belur untuk pertama kalinya, istrinya itu bahkan ditanyai oleh tetangga dan Bu RT. Mereka kira Aries melakukan kekerasan dalam rumah tangga. "Maaf, Aa'." Aries menghela nafas panjang, dia juga tidak bisa marah pada Starla, mana tega dia, lihatlah tampang istrinya itu seperti yang paling teraniaya di dunia. Keduanya memilih berbaring sekarang, sudah sama-sama lelah melewati hari yang panjang. "Oh iya, Sabtu depan akan ada acara ulang tahun Om Wildan, papanya Leo. Kamu dan anak-anak juga harus datang." "Acaranya di mana, A'?" "Di kantor. Saya yakin keluarga mantan kamu juga diundang." Starla yang mendengar ucapan sang suami mengernyitkan keningnya. "Mantan?" Gadis itu bingung, dia tidak pernah pacaran. "Mantan calon suami," terang Aries. "Lebih tepatnya mantan majikan, A'. Aku tiga minggu di rumah itu jadi pembantu, bahkan pembantu juga nyuruh aku. Kastaku lebih rendah lagi di sana, Aa'," keluh Starla menceritakan pengalaman menjadi pembantu di rumah tiga lantai yang begitu mewah. Aries pun mendengarkan dengan setia keluh kesah sang istri kecil. Kadang tercengang dengan kekuatan istri kecilnya yang bisa melakukan segala pekerjaan rumah. "Tapi, makasih Aa' sudah menyelamatkanku dan keluargaku. Aku hanya bisa membalas dengan cinta. Saranghae Aa'." Starla membentuk tanda hati dengan jarinya. Aries terkekeh pelan melihatnya. "Aku udah mirip cewek Korea belum, A'?" tanya gadis itu. "Kamu mirip cewek Korea yang habis digebukin masa." Tawa Aries pecah. "Walaupun Aa' menertawaiku, tapi cintaku pada Aa' tidak akan pernah luntur—" Gadis itu mulai lagi menggombal. "Sudah malam, mending tidur." Aries menghentikan itu. Starla dengan cepat mendekatkan kepalanya ingin diusap-usap. "Dasar manja." Tangan Aries terulur mengusap kepala sang istri kecil. Aktivitas yang tidak terlewatkan sebelum tidur oleh pria itu seminggu terakhir. "Aku memang istri manja kesayangan Aa' Paduka Raja Aries." "Malas banget sayang sama kamu." "Ngaku sajalah, jangan malu-malu." "Sudah tidur, baca doa dulu." Beginilah aktivitas obrolan pengantin baru itu sebelum tidur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN