CHAPTER 11 : FITNAH

1649 Kata
Di sebuah aula perusahaan Yogaswara cosmetics, diadakan pesta megah ulang tahun pendiri perusahaan tersebut, Wildan Radian Yogaswara, papa dari Leo Hadrian Yogaswara. Sebenarnya Wildan ingin pesta kecil-kecilan saja, tapi putranya sudah menyiapkan ini semua untuknya tentu dia harus mensyukuri. Beberapa tamu yang diundang adalah karyawan, kolega, dan juga sahabat Wildan. Termasuk Danu dan keluarganya. Danu adalah sahabat Wildan sejak SMA. Mereka masih berhubungan baik, tapi memang Wildan tidak bisa menasihati sahabatnya yang keras kepala itu, yang sering melakukan hal-hal tidak terpuji. Sebuah keluarga kecil, tapi kelihatan besar memasuki aula tersebut. Mereka adalah Aries bersama pengikutnya yang antara lain Starla, Venus, Mars, ditambah Ria dan Tia, keduanya diajak untuk ikut mengawasi Venus dan Mars serta mama mereka yang ditakutkan membuat onar. "Perkenalkan, Om, ini istriku, Starla." Aries mengajak keluarganya langsung mendekati Wildan. "Halo, Om, saya Starla." Sebenarnya gadis itu canggung di hadapan orang hebat seperti Wildan. Namun, ia sungguh lega perkenalannya disambut hangat oleh Wildan. "Baru ketemu padahal sudah dua minggu nikah. Salam kenal, Nak." Wildan tersenyum tulus. Dia memang sudah mendengar cerita tentang istri Aries dari sang putra. Tega sekali keluarga Danu itu. Starla tersenyum, dia merasa dikelilingi orang-orang baik, meski kaya raya, tapi tidak ada kesombongan di dalamnya. Tiba-tiba senyuman itu hilang ketika melihat rombongan yang baru tiba. "A' ada keluarga demon," bisik Starla bersembunyi di balik punggung Aries sambil memeluk pinggang suaminya itu. Kesempatan bagus untuk modus. "Itu keluarga saya juga, berarti kamu anggap saya demon," balas Aries sengaja mengerjai sang istri. Lihatlah sekarang mata Starla terbelalak. "Bukan itu, kalau Aa' mah spesial. Paduka Raja baik hati dan tidak sombong," jawabnya masih setia memeluk suaminya dari belakang. "Pura-pura takut 'kan kamu, kemarin saja kamu berantem sama pria-pria besar dan karyawan sini tidak takut. Bilang saja mau peluk saya." "Aa' jangan buka kartu, ini namanya cerdik, biar bisa peluk suami, tapi aku benaran takut deh A' apalagi sama cewek yang baju biru, tamparannya pas nikahan dulu keras banget," terang Starla. Aries memperhatikan siapa yang dimaksud istrinya ternyata Mika, mantan Leo. "Dia itu Mika, mantannya Leo," bisik Aries. "Bang Leo kenapa dulu punya pacar kasar kayak gitu." Aries mengangkat bahunya. Entahlah kata orang cinta itu buta sampai sekarang meski tau busuknya si Mika, tapi Leo tetap susah move on. "Mama kenapa peluk Papa terus?" tanya Venus. "Itu ada orang jahat, Mama takut." Venus dan Mars langsung melihat ke arah keluarga Danu. "Papa, kita juga atut." Keduanya ikut memeluk kaki kanan dan kiri Aries. Ini kenapa pada nempel kayak cicak, batin Aries sambil menggeleng. Keluarga Danu tampak menuju ke arah Aries lebih tepatnya ke arah Wildan. Mereka menatap rendah dirinya. Untunglah Aries sudah siap suasana hatinya akan buruk hari ini. Lihatlah sekarang Fabian, Tavisha, dan Mika datang menghampirinya. "Malu banget punya saudara kayak lo, serasa tempat sampah yang nampung orang-orang buangan," hina Fabian dibalas dengan kekehan Tavisha dan Mika. Aries justru tersenyum miring. "Anda siapa ya, sok kenal sekali dengan saya, mau cari perhatian? Maaf saya tidak tertarik," sindirnya pura-pura tak kenal. Baru saja Fabian ingin membalas, Aries sudah lebih dulu melanjutkan ucapannya. "Ayo, jangan dekat-dekat dengan virus busuk tidak baik buat kalian yang bersih." Aries segera mengajak istri dan anak-anaknya untuk pergi. Starla bersama si kembar planet tampak mengejek ketiganya, sedangkan Ria dan Tia yang mengikuti majikannya menahan tawa. Makanya jangan sok-sok melawan paduka raja, kan malu sendiri. Fabian berusaha menahan amarahnya. Selalu saja berakhir seperti ini, mulut saudaranya itu terlalu tajam. Dia harus cari cara lain agar Aries menyesal. Sekarang dia lebih baik menyerah, memikirkan cara membalas Aries. Sementara keluarga kecil Aries sedang mengambil makanan dan segera mencari tempat duduk. Mereka memilih duduk di meja melingkar, lalu menyantap makanannya. Tidak lama Leo datang mengajak Aries menemaninya berbincang dengan tamu-tamu dari luar. Aries terpaksa menurut, namanya juga asisten. "Kalian tunggu di sini ya, Papa mau pergi sama Om Leo," pamit pria itu kepada si kembar. "Om Leo manja, ambil papa kita terus," kesal Venus. "Iya nih Om Leo penakut," tambah Mars yang mulutnya sudah berlepotan cokelat. Leo hanya bisa pasrah dibilang manja dan penakut sama bocah. Dia sungguh bos tersabar sedunia. Orang dewasa yang lain terkekeh mendengarnya. "Starla tunggu ya." Aries juga meminta izin pada istrinya. "Aku mah orangnya setia Aa' walau halangan rintangan membentang—" "Oke cukup, saya mengerti." Pria itu memotong ucapan sang istri, kalau dilanjutkan bisa panjang. Dia juga melirik pada Ria dan Tia untuk menjaga istri dan anak-anaknya. Saudara kembar itu melakukan gerakan hormat. Setelahnya Aries pergi bersama Leo. Tidak lama setelah kepergian Aries, padangan Mars jatuh pada seseorang yang memakai baju pelayan di sana. "Itu Tante Sel!" pekiknya. Mars segera berlari menuju tempat Selina diikuti oleh Venus. Starla yang kaget cepat-cepat mengejar keduanya. Begitu juga dengan Ria dan Tia. Untunglah si kembar sampai dengan selamat mendekati Selina yang sedang mengambil gelas-gelas kotor. "Tante Sel!!!" pekik keduanya. "Kalian di sini ternyata." Selina tersenyum melihat si kembar, padahal dia sangat letih mengurus persiapan dari pagi, tapi melihat senyum Venus dan Mars rasa lelahnya memudar. "Tante Sel, gi apa?" tanya Mars. "Ini lagi kerja, bersih-bersih." Mulut Mars dan Venus membentuk hidup O yang menggemaskan sambil mengangguk. Di belakang si kembar ada Starla yang ngos-ngosan dan Ria serta Tia yang tampak biasa saja. "Habis dikejar Satpol PP, La?" tanya Selina sambil terkekeh. "Ih malah ngeledek, bagi minum." "Ini pakai gelas bekas." "Selina yang baru!" protes Starla. Selina tersenyum sambil mengambilkan jus jeruk untuk sahabatnya itu dengan gelas baru. "Mama lemah nih, payah." Venus kembali menyindir sang mama yang sedang menyeruput jus jeruk begitu pun Venus dan Mars diberi jus yang sama. Starla mencubit pelan pipi Venus saking gemasnya. "Kayaknya kamu harus banyak olahraga deh, La," saran Selina. "Ngejar mereka aja udah kayak olahraga, Sel. Bikin ngos-ngosan, nih belum hilang-hilang kayaknya perlu nafas buatan Aa' suami," balas Starla sambil tersenyum genit. Rasanya Selina ingin menimpuk wajah itu dengan kain lap saking gelinya. Mereka pun mengobrol sambil sesekali terkekeh. Tidak ada yang memanggil Selina saat ini karena dia bersama istri dan anak-anak Aries. "Kamu tau enggak, Sel. Itu cewek yang paling gaun biru, pernah nampar aku di hari pernikahan yang aku cerita sakit banget," ungkap Starla sambil melirik Mika. "Loh, itu 'kan mantan pacarnya Pak Leo. Aku juga enggak suka sama dia, La." "Memang kamu pernah ketemu sebelumnya?" "Pernah dua hari yang lalu dia ke kantor …." Selina terbayang peristiwa dua hari lalu. Kala itu dia akan membersihkan ruangan Leo, sedangkan sang bos sedang rapat tentu mengajak Aries. Tadi pagi Selina tidak sempat membersihkan karena Leo keburu datang dan menyuruhnya untuk membeli sarapan. Saat Selina masuk, dia melihat seorang wanita berpakaian mini kurang bahan sedang duduk santai di singgasana bosnya sambil memandang foto dirinya sendiri yang terpajang di meja kerja Leo. "Maaf, Mbak siapa? Pak Leonya sedang rapat." Meskipun Selina tahu siapa itu, tapi dia tetap bertanya. Sungguh tidak sopan pikirnya langsung masuk ke ruangan Leo dan duduk di kursi kerja bosnya itu. Setidaknya wanita itu harus menunggu di sofa, tapi lebih baik di sofa luar. "Eh, Udik enggak usah tanya-tanya!" jawab wanita itu yang adalah Mika. Ditanya baik-baik malah sewot, batin Selina. Dia tetap bersih-bersih di ruangan itu sembari mengawasi Mika siapa tahu mencuri sesuatu. "Mending lo pergi deh bau banget jadinya di sini," hina Mika. Dia merasa risi saja Selina seperti mengawasinya. Padahal dia ada ide menjerat Leo dengan menyebarkan aroma di ruangan itu agar Leo tergoda nantinya. "Harusnya Mbak yang tunggu diluar karena yang punya ruangan sedang tidak ada!" kesal Selina. "Berani sekali, kamu enggak tau siapa saya!" geram Mika. "Tau, Mbak mantan pacarnya Pak Leo, tapi cuma mantan bukan istri atau pacarnya." "Sialan!!!" Mika bersiap ingin menyerang Selina, gadis itu pun tampak tidak mau kalah. Hanya saja adu jotos tak terjadi karena suara Leo menginterupsi dan Mika bermanja-manja dengan Leo mengeluh akan kelakuan tidak sopan Selina terhadapnya dan meminta Leo memecat. Itu semua tidak mungkin, bukan? Karena di belakang Leo ada Aries yang tatapannya tajam terhadap Mika, membuat wanita itu takut. Berakhir Mika yang pulang tanpa meloloskan rencananya. Starla yang mendengar itu hanya geleng-geleng. Dia juga salut akan suaminya yang berhasil membuat takut wanita jahat. "Bagaimana kalau kita kerjain dia?" Starla tersenyum Licik. "Boleh juga." Selina ikut tersenyum licik sekarang mereka ingin menjadi pemeran antagonis. Ria dan Tia yang mendengar itu sudah ketar-ketir takut sang majikan berbuat ulah. Sementara Aries yang sedang berbincang dengan tamu, sedikit panik ketika melirik meja tempat Starla dan lainnya tadi sudah kosong. Dia mengedarkan pandangannya mencari keberadaan istri serta anak-anaknya dan terlihat mereka sedang mengobrol dengan Selina. Mereka bergabung semoga tidak terjadi masalah dengan keduanya, batin Aries. Di sana Starla dan Selina yang sedang mempertahankan senyum liciknya, tiba-tiba terkekeh geli. "Mana mungkin aku berani berulah, takut dipecat jadi istri sama Aa'," ujar Starla. "Aku juga takut sama Kak Aries, kalau marah serem," balas Selina. Ria dan Tia yang mendengarnya bernafas lega ternyata Starla dan Selina hanya bercanda. "La, aku lanjut kerja dulu ya, enggak enak sama yang lain." "Oke, siap." Mereka pun berpisah. Tidak lama, Venus menarik-narik baju sang mama. "Kenapa Sayang?" tanya Starla. "Ma, pingin pipis," ungkap Venus dengan wajah memelas ingin diantar ke toilet. "Aku juga." Mars ikut-ikutan. "Enggak ada yang jual, Sayang," goda Starla. "Mama!!!" pekik mereka kesal. Starla tertawa geli dan segera menemani keduanya ke toilet tentu bersama Ria dan Tia sebagai pengikut setia. Setelah selesai mereka kembali ke aula, tapi di sana orang-orang sedang berkerumun di satu titik. Starla penasaran akan kerumunan, dia menitipkan si kembar planet pada Ria dan Tia, lalu melakukan jurus selap-selip demi bisa melihat apa yang terjadi. Starla terkejut ketika mendapati Mika yang pakaiannya ketumpahan jus berpegangan pada Leo sambil menangis dan mengeluh kakinya sakit, sedangkan ada Selina yang tampak sebagai tersangka. Di sebelah Selina ada Aries yang masih diam mendengar tuduhan Mika pada Selina. "Pasti dia yang menyuruh pelayan itu melukaiku. Aku melihat mereka tadi mengobrol!" Mika menunjuk Starla. Starla terbelalak tak percaya dirinya difitnah. Astaga, padahal cuma numpang makan doang di sini udah kena fitnah lagi, batinnya prihatin dengan nasibnya yang selalu ngenes di mana saja dan kapan saja.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN