Seperti biasanya. Cantika terbangun di waktu subuh. Gadis itu pun segera membuka kelopak matanya. Kemudian membalikkan tubuhnya untuk menatap Sang kakak yang tidur di sampingnya. Wajah damai Kak Liana membuat Cantika tersenyum. Gadis itu sadar, biar bagaimana pun Kak Liana adalah malaikat tak bersayap yang menyelamatkan dirinya. Kakak yang selalu menyayanginya sepanjang waktu. Bahkan rela berkorban demi dirinya. Namun sesaat kemudian hatinya dirundung duka. Jika benar pria yang dicintainya adalah pria yang menikmati dan membayar tubuh kakaknya. Sungguh miris nasib nya. Cantika tak tahu harus bersikap seperti apa jika dugaannya benar-benar terjadi. Air mata pun kembali mengalir di sudut mata gadis itu. Menikmati rasa perih yang menyayat hati. Bahkan rasa perih itu sampai meninggalkan