*GEDUNG LANTAI 3*
Boy terus berlari menghindari pertarungan keras melawan para monster serangga, namun terkadang dia mencoba menendang dan memberikan pukulan ke monster-monster yang hampir melukainya. Perubahan fisiknya yang meningkat drastis mempermudahnya melarikan diri dan menghindari serangan-serangan yang berbahaya.
Untungnya monster serangga merupakan monster kelas F atau monster paling rendah yang ada di dalam dungeon ini.
“Tubuh ku terasa ringan dari biasanya untuk berlari dan menghindari serangan. Karena aku tidak mempunyai pengalaman bertarung, jadinya banyak pergerakan yang terasa kaku, ini seperti ada pergesekan antara pikiran dan tubuh yang tidak selaras.”
“Hal ini sangat mengganggu, jadinya banyak pergerakan yang membuang-buang energi dan ini tidak efektif. Apalagi aku harus menjaga stamina untuk menyelesaikan quest di setiap lantai dalam dungeon ini.”
“Setelah quest ini selesai, aku akan banyak berlatih dan menguatkan fisik ku agar bisa memaksimalkan potensi dari aplikasi The Superpower ini.” Gumam Boy sambil berlari mencari boss dugeon lantai tiga.
“KYAAAA!” Suara jeritan seorang wanita terdengar dari dalam salah satu ruangan di gedung lantai tiga ini.
“Terdengar suara jeritan perempuan?! Apa ada manusia di sini?!” Boy segera berlari mengarah ke sumber suara teriakan itu.
Ketika Boy memasuki sebuah ruangan yang seharusnya ruangan tersebut merupakan kamar studio apartemen, namun ketika melewati pintu ruangan suasana menjadi berubah drastis menjadi lorong goa yang mengingatkannya dengan tempat wisata Goa Jepang di Kota Bandung..
“Baru tau gue kalau di gedung apartemen bisa nembus ke goa.” Boy terkejut karena perubahan lingkungan disekitarnya.
“Kalau seperti ini sih rasanya seperti berada di dalam dungeon beneran, bukan gedung terbengkalai lagi.”
“AAARRRGGHHH!” Suara teriakan keras terdengar dari ujung lorong goa ini.
“Gobu gob gob!” Sebanyak delapan monster Goblin berwarna hijau yang memiliki tubuh cebol dengan daun telinga yang panjang dan gigi yang tajam terlihat tengah menyiksa beberapa manusia yang pakaiannya sudah compang-camping dan ada ikatan leher dari besi yang memiliki rantai yang panjang yang ujung rantainya berada di tangan salah satu goblin tersebut.
Boy merasa geram dan marah melihat penyiksaan manusia oleh sekumpulan Goblin ini dan dia pun khawatir kalau Lucky pun bernasib sama seperti mereka.
Melihat kehadiran manusia diwilayahnya, sekumpulan Goblin itu mengeluarkan senjata pisau dan siap menyerang Boy.
Boy memberikan serangan tebasan dengan sehelai lidi ditangannya dan hasilnya dua monster Goblin yang menyerangnya tewas bersimbah darah karena tebasannya itu. Lalu Boy mengambil sebilah pisau dari tangan Goblin yang sudah tergeletak di atas tanah tersebut.
*Sisa pemakaian Sapu Pengusir Kecoa tinggal delapan kali lagi*
“Aku harus menahan diri untuk menggunakan lidi ini, jadi aku akan menggunakan pisau ini untuk menyerang enam Goblin yang tersisa.” Boy mencoba terus menyerang dengan kecepatannya dia bisa menghindari serangan lawan dan melakukan serangan balasan ketika monster hijau itu lengah. Hasilnya, Boy berhasil membunuh dua Goblin dengan pisau dan empat Goblin dengan dua kali serangan menggunakan senjata lidi ajaibnya.
*Sisa pemakaian Sapu Pengusir Kecoa tinggal enam kali lagi*
*Poin Exp Anda telah bertambah karena telah melawan delapan monster goblin dan lima monster serangga*
*Level Anda naik dari level 5 ke level 7*
Kekuatan : 15
Kelincahan : 21
Kepekaan : 10
Daya Tahan : 23
Kecerdasan : 35
Poin Tersisa : 11 pts
“Wow, aku naik level!?” Boy memperhatikan status yang muncul di layar digital yang melayang dihadapannya.
*Anda telah menyelamatkan 6 manusia dari 7 manusia yang di culik oleh kelompok monster Goblin Hijau*
“Ada enam orang di sini dan mereka tiba-tiba menghilang ketika aku mengalahkan para Goblin itu. Apakah mereka sudah dipindahkan ke dunia nyata?”
“Tinggal satu orang lagi, itu pasti Lucky dan aku harus menemukannya segera.” Boy pun mulai berlari ke arah lorong lainnya di dalam dungeon ini.
“Ampun... zrrwwghh!” Samar-samar Boy mendengar suara seseorang mengatakan ampun, namun suaranya tidak jelas. Dia pun segera berlari ke arah sumber suara tersebut.
“Ampun...!” Suara itu terdengar kembali.
“Itu suara Lucky!?” Boy mulai mengenal suara sahabatnya itu, dia pun melesat dengan keadaan yang cemas dan berpikir kalau Lucky tengah di siksa dan meminta ampun. Semakin lama suaranya semakin jelas terdengar.
“Ampun...!”
“Ampun Bang...!”
“KY! KAMU GA AP...!” Akhirnya Boy pun menemukan Lucky yang ternyata...
“Ampun Bang Jago!Ampun Bang Jago! Ampun Bang Jaago! Tretetet tet Tretetetet tet! Tretetetet tet Tretetetet!” Siapa sangka ternyata Lucky sedang main t****k dengan seorang Goblin disampingnya.
KEDUBRAG! Boy langsung terkejut jatuh setelah melihat kelakuan sahabatnya malah bikin konten t****k dengan monster hijau yang cebol itu. Dia tahu kalau Lucky itu seorang b***k konten, tapi yah ngga gitu juga kali, bisa-bisanya nge-dance t****k Challenge di dalam sarang monster.
“Oy Boy! Lo ada di sini juga toh, udah sehat loh?” Seru Lucky menyapa sahabatnya yang sebenarnya datang untuk menyelamatkannya dengan mempertaruhkan nyawanya memasuki dungeon ini.
“Ampas! Udah Gila Lu Yah?! Gue cari-cari lo malah tiktokan di sini!?” Bentak Boy dengan kesal.
“Hahaha kenali ini temen baru gue, namanya Gobi. Dia sudah nyelamatin gue dari penyiksaan monster Goblin yang ada di goa ini.” Terang Lucky dengan santai sambil mengenalkan Goblin yang berada disampingnya.
“Ngga nyangka gue, ternyata di gedung apartemen ini ada goa dan para monster macam di game-game RPG.” Kata Lucky yang mengingat kembali awal mula dia terjebak dalam situasi ini.
Sebenarnya dia ingin pergi menjelajah gedung apartemen yang terbengkalai ini bersama dengan kelompok yang akan dibuatnya, tetapi teman-temannya menolaknya karena menganggap kalau kontennya itu settingan dan tidak tertarik membuat konten yang menipu. Makanya dia nekat pergi sendiri, masuk ke dalam gedung dan berakhir di culik Goblin bersama orang-orang asing yang penasaran dengan keangkeran gedung ini.
“Bener bener dah lu! Sekarang kita harus segera keluar dari sini Ky! Keberadaan lo di luar sana sudah mulai dilupakan, bahkan kakek dan nenek lo jadi lupa punya cucu elo!”
“Kalau lama-lama di sini, lo bakal di anggap hilang di dunia nyata!” Kata Boy mencoba menjelaskan situasinya.
“Hah! Apa?! Kok bisa gitu Boy?!” Lucky terkejut mendengarnya.
“Saat ini kita berada di dimensi lain, kalau lama-lama berada di sini, efeknya keberadaan kita akan dilupakan di dunia nyata. Makanya kita harus cepat-cepat keluar dari sini!” Boy mendesak Lucky untuk keluar dari dungeon ini.
BAM! BAM! BAM!
Belum sempat keluar, suara langkah kaki yang besar dan kuat menggetarkan lorong goa ini.
WAAAAARRRGGGHHH!
“Apa itu Boy? Apa Frankenstein muncul lagi?” Lucky gemetar ketakutan mendengar langkah kaki yang besar dan teriakan monster yang kuat di sisi lorong goa lainnya.
“Sial! Sepertinya kita akan berhadapan dengan boss dungeon lantai tiga ini.” Boy mulai memahami keadaannya saat ini dan apa yang akan dia hadapi sebentar lagi.
BAM! BAM! BAM!
Sosok monster Goblin berukuran raksasa dan berwarna gelap keluar dari lorong yang ada di depan Boy dan Lucky yang berdiri mematung, setelah melihat monster yang tingginya tiga meter lebih.
PING!
*Dark Goblin, Boss Dungeon Lantai 3. Level 15*
Kekuatan : 50
Kelincahan : 15
Kepekaan : 21
Daya Tahan : 45
Kecerdasan : 19
“Gila! Status monster ini lebih besar dari gue. Kekuatannya ngga bisa di anggap enteng, sekali kena serangan bisa ko’id gue! Dan daya tahannya juga tinggi. Entahlah, apa senjata lidi ku ini bisa mengatasinya atau tidak?” Gumam Boy setelah melihat pemberitahuan status monster yang harus dihadapinya agar bisa keluar dari dungeon ini dan mengeluarkan sahabatnya dari goa ini dengan selamat.