TING TONG NING NONG!!
Suara bell pulang sekolah telah berbunyi, Boy sedari tadi mencari Lucky yang ternyata setelah bertanya kesana kemari dia sudah tidak masuk kelas dari kemarin tanpa pemberitahuan apa pun ke sekolah. Karena hal ini, wali kelas meminta Boy untuk mencarinya atau mengunjungi rumahnya untuk memastikan keadaannya.
Boy pun segera berangkat ke tempat tinggalnya Lucky, saat ini sahabatnya ini tinggal bersama kakek-neneknya karena orang tuanya tinggal di kota yang berbeda. Tepatnya, Lucky mengikuti Boy yang sekolah di luar kota kelahirannya. Dia benar-benar sahabat yang setia, setelah tahu kalau Boy di usir keluarganya, dia pun mengikutinya ke luar kota. Hanya bedanya kalau Boy dapat beasiswa di sekolah dan bisa hidup mandiri, kalau Lucky dia masih dalam asuhan orang tuanya dan memang otaknya juga pas-pasan sih.
....
Ting Tong! Boy membunyikan Bell rumah kakek dan neneknya Lucky.
“Iyah tunggu sebentar!”
Cklek Pintu rumah di buka oleh neneknya Lucky.
“Hallo nek, apa kabar? Lucky-nya ada nek?” Sapa Boy sambil menanyakan keadaan sahabatnnya pada nenek Lucky dengan ramah.
“Kamu siapa yah nak? Dan Lucky itu siapa? Mungkin kamu salah rumah.” Jawab neneknya Lucky dengan wajah kebingungan.
“Nenek lagi bercanda yah? Masa lupa, ini Boy nek, sahabatnya Lucky cucu-nya nenek.” Balas Boy yang menganggap kalau nenek ini sedang usil padanya.
“Cucu?” Nenek tampak kebingungan dengan perkataan Boy itu.
“Siapa itu Honey?” Tanya Kakek-nya Lucky dari dalam rumah ia melangkah mendekati nenek.
“Ini Beb, katanya ada temannya cucu kita, tapi nenek baru tahu cucu kita Niki yang masih kelas 6 SD punya teman anak SMA?” Terang Nenek menjelaskan ke Kakek, panggilan Honey dan Beb dari pasangan tua ini cukup membuat Boy geli mendengarnya.
“Hah? Kenapa temannya Niki ada di sini? Seharusnya kan dia bersama orang tuanya di Jakarta.” Kata kakek yang ikut kebingungan.
“Bukan Niki kek, tapi Lucky kakaknya Niki.” Boy mencoba menjelaskan, dia masih berpikir kalau kakek dan nenek ini masih mencoba usil kepadanya, akan tetapi raut wajah pasangan yang menua bersama ini terlihat benar-benar kebingungan.
“Mungkin kamu salah rumah nak, kami tidak punya cucu yang bernama Lucky.” Kata kakek yang lalu menutup pintu rumahnya.
KLEK Suara pintu rumah di kunci.
“Eh?!” Boy terkejut melihat sikap kakek dan nenek sahabatnya itu yang dengan aneh melupakan cucu kesayangan mereka itu.
“Ada apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Ini bukan prank kan? Atau mereka sudah terkena penyakit demensia atau alzheimer karena faktor usianya?” Boy mencoba memikirkan apa yang sebenarnya terjadi dan masih berdiri di depan pintu tempat tinggal Lucky.
PING! Suara notifikasi aplikasi The Superpower.
Quest baru telah di terima, sahabat Anda telang hilang dari dunia nyata. Kemungkinan besar dia berada di dimensi lain dan keberadaannya secara perlahan akan lenyap di dunia nyata. Segera temukan Lucky agar dia tidak benar-benar menghilang dan dilupakan di dunia nyata.
“Eh?! Apa?! Lucky menghilang dan dia ada di dimensi lain?” Boy mulai menganalisa keadaan dan kilas balik penjelajahannya di gedung apartemen terbengkalai tiba-tiba muncul dikepalanya.
“Dungeon?! Apartemen itu merupakan gerbang masuk ke dimensi lain? Ini artinya quest ini menyuruhku untuk kembali menjelajahi gedung tersebut.” Boy pun kini sudah mengetahui ke arah mana dia harus tuju.
*DI DEPAN GERBANG GEDUNG APARTEMEN TERBENGKALAI*
Di depan gerbang apartemen enam ini sudah didatangi beberapa orang youtuber bergenre horor yang juga tertarik menjelajahi gedung ini untuk memastikan kebenaran dari konten video viral yang di unggah oleh Lucky sebelumnya.
“Ayolah Pak, izinkan kami masuk Pak. Kami ingin membuat konten di sini.” Ucap salah satu orang konten kreator ke petugas keamanan gedung ini, yang sebelumnya tidak ada ketika Boy dan Lucky datang kesini. Karena video viral itu sepertinya ada seseorang yang menugaskan beberapa penjaga keamanan menjaga gedung ini agar tidak bebas dimasuki warga.
“UDAH GILA LU YAH!?” Bentak sang komandan petugas keamanan yang bernama Rio Ubunubun yang memiliki perawakan yang agak gempal, kulitnya sawo matang, rambutnya botak dan memiliki tatapan yang tajam dan cukup beringas mencoba memperingatkan orang-orang yang memaksa masuk gedung ini.
“Gedung ini bukan tempat umum! Kalian tidak diizinkan masuk kesini!? BUBAR! BUBAR!” Sentak Pak Rio dengan tegas mengusir para youtuber ini di bantu oleh beberapa anak buahnya yang memiliki tubuh lebih besar dan kekar darinya yang membuat orang-orang tersebut dengan terpaksa membubarkan diri.
“Satpam serem amat, ini gimana caranya supaya aku bisa masuk?” Boy mencari celah untuk bisa memasuki gerbang masuk gedung apartemen ini.
PING!
Anda telah menerima peta Dungeon 666!
“Hah? Ini peta dungeon di dalam gedung ini kah?” Boy menerima pesan pemberitahuan melalui ponselnya dan membuka pesan tersebut.
Dungeon 666 terdiri dari 20 lantai
Anda baru menyelesaikan 2 lantai
Progress penyelesaian Dungeon 666 baru mencapai 10%.
Selesaikan dungeon dan kalahkan semua boss di setiap lantai untuk mendapatkan bonus dan poin juga meningkatkan peringkat aplikator atau kelas kekuatan super Anda.
“Jadi ini maksudnya aku harus menyelesaikan dungeon ini? Hmm… kemungkinan besar Lucky ada di dalam dungeon ini, tapi aku tidak tahu dia ada di lantai mana?”
“Peta ini menunjukkan kalau pintu masuk dungeon bisa melalui jalur belakang. Jadi aku tidak perlu berhadapan dengan satpam itu. Sebaiknya aku ikuti jalur yang ada di peta ini.” Boy pun mulai berjalan mengikuti petunjuk yang ada di peta.
Setelah sampai di bagian belakang gedung apartemen. Sebenarnya tidak ada pintu gerbang dan semuanya merupakan bagian tembok setinggi 3 meter yang membatasi antara jalan dengan area gedung apartemen.
Boy sekarang berdiri mengikuti arah peta dungeon melalui ponselnya. Titik merah pada peta tersebut menunjukkan kalau tembok yang berada tepat di depan Boy merupakan pintu masuk menuju dungeon.
“Hmm… apakah tembok ini bisa di tembus, seperti tembok sihir di film Harry Potter?” Boy pun mengarahkan tangannya ke arah tembok yang ada didepannya. Dan... benar saja, tangannya benar-benar menembus tembok itu.
“Ini beneran pintu masuknya? Serasa berada di dunia sihir.”
“Huwaah, suasananya terasa berbeda disini udaranya lebih dingin, lembab dan agak mencekam.”
Boy menembus tembok tersebut, dia sekarang berada tepat di belakang gedung dengan suasana yang berbeda.
Anda telah memasuki dimensi lain! Selamat datang di Dungeon 666!
Aplikator bernama Boy Bima Sakti telah teridentifikasi. Layar digital otomatis telah diaktifkan.
Sebuah pesan pemberitahuan muncul di layar digital transparan yang melayang tepat di depan Boy berdiri.
“ The Superpower app berjalan secara otomatis ketika berada di area dungeon yah?”
“Aku harus mempersiapkan diri, dengan sisa 13 poin ini setidaknya aku harus menukarkan beberapa poin dengan senjata.” Boy pun membuka kolom equip di layar statusnya, dia mencari senjata yang berguna di F Class Room.
“Walaupun terdengar tidak berguna, tapi benda-benda yang ada di sini memiliki efek yang cukup berguna. Sebelumnya aku telah mencoba blue grass yang manfaatnya di luar ekspektasi. Itu berarti alat-alat di sini juga memiliki efek tambahan jika digunakan dengan tepat.” Boy mencoba menganalisa layaknya seorang gamer rpg sejati.
“Sapu pengusir kecoa dapat ditukarkan dengan 2 poin. Hmm.. di lihat bagaimana pun juga ini seperti sapu lidi biasa yang sering dijadikan senjata emak-emak membunuh kecoa dari berbagai arah kan?”
“Hmm... tapi diantara alat-alat lainnya, hanya benda ini yang bisa dijadikan alat pukul yang efektif.”
“Ya sudah! Karena tidak ada benda yang cocok lagi, jadi aku akan memakai sapu pengusir kecoa ini.” Boy telah memutuskan senjata yang akan dia gunakan, walaupun masih ada perasaan ragu. Tapi karena ini didapatkan dari aplikasi kekuatan super, pasti ada efek yang bagus didalamnya. Begitu menurutnya.
Apakah Anda ingin menukarkan 2 poin Anda dengan Sapu Pengusir Kecoa? Admin aplikasi meminta konfirmasi pengguna.
“Ya.” Boy pun menekan kolom Ya sebagai tanda persetujuan.
Anda telah berhasil menukarkan poin Anda dengan Sapu Pengusir Kecoa! Sisa poin Anda saat ini tinggal 11 poin lagi. Lalu lingkaran cahaya sihir bersinar dan memunculkan sehelai sapu lidi pengusir kecoa.
“Hah!? Apa-apaan ini kok cuma sebiji doang?! Hei! Jangan main-main ini woy admin aplikasi!!” Boy terkejut karena yang keluar tidak sesuai ekspektasinya.
Pemberitahuan! 2 poin sama dengan 1 helai lidi Sapu Pengusir Kecoa. Admin aplikasi memberikan informasi.
“Telat! Hey! Admin gila! Lo telat ngasih tahu-nya kalau 2 poin itu cuma dapat sebiji doang!” Boy merasa kesal, seakan-akan dia dipermainkan oleh sistem aplikasi ini.
“Yah cuma segini doang bisa di pakai apa? Bersihin telinga?!” Boy menggenggam sehelai lidi ditangannya dan menatap lidi ini dengan rasa putus asa.
Krek Krek Krek!
Suara langkah mencurigakan muncul dari dalam gedung apartemen. Tidak lama kemudian segerombolan monster serangga dan kecoa keluar dari pintu masuk gedung terbengkalai teresebut.
“Sial! Belum juga apa-apa, sudah dapat serangan monster menjijikan ini lagi.”
SWUSSHH! s***h! Boy sedikit menebaskan sehelai lidi ditangannya ke arah kumpulan monster serangga dihadapannya dan gerakannya ini mampu mengeluarkan sabetan angin yang tajam dan membelah tubuh monster serangga tersebut terbagi menjadi dua.
“HAH! Apaan ini?! Gila! Ini serasa menggunakan pedang yang tajam. Keren! Ga sia-sia menukarkan 2 poin dengan sebiji lidi ini, ternyata berguna.” Boy terkejut dengan efek serangan senjatanya yang tipis ini.
Ketika pandangannya terfokus pada senjatanya ini, tiba-tiba muncul pemberitahuan.
*Sapu Pengusir Kecoa*
*Daya Tahan 9 dari 10 (tersisa 9 kali pemakaian)*
“ APALAGI INI?! Ternyata ada batas penggunaannya?! Kalau begini lebih baik aku lari menghindari monster-monster keroco ini daripada senjata ku ini hilang seketika.” Setelah memperhatikan informasi itu, Boy pun segera berlari memasuki gedung menuju lantai 3 gedung apartemen terbengkalai ini yang merupakan sebuah Dungeon 666 yang dipenuhi dengan monster.
“AAAARRGGHHH! Minggir kalian serangga menjijikan!!!”