Part. 5

938 Kata
Author POV. Sung yong terbangun dari tidurnya saat merasakan kering di tenggorokannya, sung yong berdiri dari sofa tempat ya g dia tiduri tadi dan berjalan kearah dapur kecil di ujung ruang tamu. Sung yong mengambil gelas kecil di lemari makan dan menuangkan air ke dalam gelas, sung yong meminumnya hingga tandas tak tersisa. Sung yong berjalan kembali kerah sofa yang tadi di tidurinya tapi niatnya di urungkan saat melihat tubuh montok Sarah yang di peluk erat kedua putranya di atas ranjang. Hati sung yong tiba-tiba menghangat melihat itu, tapi tidak bisa di pungkiri juga olehnya saat hati terdalamnya tercubit saat melihat kedua putranya yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu, dulu waktu dia masih bersama dengan fai, dia selalu sibuk dengan pekerjaannya begitu pula fai yang selalu sibuk dengan lingkungan sosialitanya. Hingga membuat kedua mereka tumbuh dengan sifat arogan serta dinginnya. Sung yong tersenyum kecut mengingat kesalahannya dulu pada kedua putranya. Sung yong berjalan dengan perlahan takut mengaggu ketiga manusia yang Sedang tertidur lelap di alam mimpinya. Sung yong sedikit membungkuk badannya dan mengecup lembut kening kedua putranya. Setelah itu pandangan sung yong jatuh pada Sarah yang tertidur tidak ada anggun-anggunnya. Sarah tertidur dengan tangan yang di rentangkan dan mulutnya yang terbuka lebar dengan air liur yang mengalir di sudut bibirnya. Sung yong mendesis jijik tapi setelah itu terkekeh geli melihat gaya tidur Sarah dan juga melihat kedua putranya yang sama sekali tidak jijik tidur dekat sarah bahkan mereka memeluk erat tubuh montok Sarah dari samping. Sung yong mengulurkan tangannya dan menyentuh lembut rambut hitam sarah. Sung yong tersentak kaget saat merasakan sengataan listrik kecil saat kulitnya tidak sengajah menyentuh kulit pipi chubby Sarah. Buru-buru sung yong menarik kembali tangannya dan berjalan dengan cepat kearah sofa yang tadi di tidurinya dan merebahkan badannya berusaha untuk tidur kembali. Sung yong berdecak kesal saat matanya tidak ingin kembali tertidur. Sung yong melihat telapak tangannya yang tadi menyentuh Sarah. Bagaimana bisa bahkan sengatan listrik lembut waktu tadi tidak sengajah menyentuh Sarah masih tertinggal di telapak tangannya. Sung yong mengusap wajahnya kasar dan mendesah kesal, dia tidak tahu mengapa dia sangat menginginkan sarah, bahkan hanya memikirkan Sarah yang mendesah nikmat di bawah Kungkungannya saja sudah mampu membuat adik kecil terbangun dari tidur nyenyaknya. "s**t" maki sung yong kesal dan jalan Mondar-mandir tidak jelas dan sekali-kali mengusap rambutnya frustasi. Sung yong terduduk di sofa sambil memandang wajah manis Sarah walaupun cara tidurnya tidak ada bagus-bagusnya. Sung yong tanpa sabar tersenyum kecil saat melihat mulut Sarah bergerak-gerak layaknya orang sedang makan. Sung yong harus mati-matian menahan tawanya saat melihat Sarah mengomel tidak jelas dalam tidurnya. Sung yong terus melihat wajah Sarah dan sekali-kali tersenyum atau tertawa kecil saat melihat Sarah. Sung tidak bosan melihat Sarah Hingga tidak sadar kalau matahari sudah terbit dengan tinggi di ufuk barat. Sung yong berdiri dari duduknya dan memberanikan diri berjalan pelan kearah ranjang dan membungkuk sedikit badannya, sung yong mengecup lembut kening Sarah sangat lembut hingga hanya terasa seperti usapan bulu. Sung yong tersenyum kecil dan berjalan kearah sofa, dan duduk kembali di sana sambil terus melihat wajah manis Sarah. Sarah terbangun dari tidurnya saat melihat sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela rumah kontrakannya. Sarah Hampir saja berteriak saat melihat sung yong yang menatap intens kearahnya. Sarah berdehem pelan menghilangkan rasa gugup yang tiba-tiba saja datang. "Apa yang kau lihat, tuan ?" tanya Sarah biasa berusaha agar tidak terlihat gugup tapi tidak dengan hatinya yang sedari tadi tidak tenang. "Melihat mu" jawab sung yong datar. Kening Sarah berkerut bingung dan menatap aneh kearah sung yong yang masih setia melihat kearahnya. "Apa ada yang salah dengan wajah ku, tuan ?" Tanya Sarah lagi dan di balas anggukan kepala oleh sung yong. "Apanya yang salah, tuan ?" Tanya Sarah berusaha sabar menghadapi sifat datar dan dingin milik sung yong. "Di sudut bibir mu ada air liur" kata sung yong datar dan berdiri dari duduknya dan berjalan kearah kamar mandi di pojok dapur. Sarah melongok bodoh dan langsung membersihkan sudut bibirnya. Benar saja di sana terdapat air liurnya sendiri. Sarah mengutuk cara tidurnya yang tidak ada anggun-anggunnya. Sarah turun dari ranjang dan berjalan kearah dapur membuat sarapan untuk mereka semua. Sung yong Keluar dari dalam kamar mandi dengan keadaan segar dan wangi. Sung yong menatap punggung lebar Sarah dengan pandangan tidak terbaca. Sung yong berjalan pelan kearah Sarah dan berdiri di belakang Sarah. Sarah memekik kaget saat merasakan nafas hangat di leher belakangnya. Sarah membalikan badannya dan melihat wajah datar milik sung yong, Sarah hampir saja berteriak jika saja sung yong tidak menutup mulutnya dengan tangan besarnya. "Ssshhh, jangan berisik nanti anak-anak bangun" kata sung yong datar, sung yong menatap matanya Sarah dalam. sedangkan Sarah menatap sayup kedua mata sung yong, membuat mereka berdua terhanyut dalam diam, Sarah tersadar pesona mata gelap tajam milik sung yong. Sarah mengaggukan kepalanya pelan tanda mengerti. sung yong melepaskan dekapannya di mulut Sarah dan berjalan kearah karpet yang tadi di gelar Sarah untuk sarapan mereka. Sarah meremas dadanya yang berdetak kencang dan merasakan aliran panas yang ada di kedua pipinya menjalar hingga kekupingnya. Sedang sung yong sendiri berusaha menyibukkan diri dengan IPhone keluar terbarunya yang di yakini Sarah bahwa harganya mampu untuk membeli satu buah motor. Sung yong menghubungi sekretaris pribadinya. Terdengar suara pria yang tidak lain adalah sekretaris pribadinya Hary. "Halo, tuan" sapa Hary "Bawa satu stel baju kerja ku, kealamat wanita itu" perintah sung yong datar. "Baik, tuan" kata hary sopan. Sung yong mematikan sambungan teleponnya dan menatap sarapan buatan Sarah yang mampu menggugah selera makannya. Kedua putranya keluar dari dalam kamar dalam dengan keadan segar dan wangi mereka duduk dengan senang sambil menatap makanan buatan Sarah dengan penuh minat. ................. TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN