Javier uring-uringan sendiri. Malam ini dia sampai menginap di rumah orang tuanya, ingin berbagi cerita katanya. Diajeng sendiri sampai pusing melihat kelakuan anak keduanya yang kolokan, seperti remaja sedang bertengkar dengan pacar. “Kamu tuh kenapa sih, Vier? Kok ya gak bisa diem kayak cacing kepanasan? Gelisah banget dari tadi. Kenapa, sini cerita ke mama.” Kata Diajeng, menepuk sisi kosong sofa di sebelahnya. Suaminya hanya melirik kecil kemudian asik lagi menonton berita. Vier menimbang-nimbang lagi apakah keputusannya tepat jika dia bercerita pada mamanya yang juga ratu drama ini. Matanya menatap sang mama. “Apa Vier?” Membuang napas karena tidak mungkin mengelak dari rongrongan sang mama, akhirnya Vier berkata, “Mah, masih ingat gak nama anaknya almarhum bu Rahayu?” “Salma? A

