Nekat

1889 Kata
 "Frisca pulaanggg" seru ku dari luar rumah "Assalamualaikum" tambah ku lagi Pintu rumah ku kini terbuka, terlihat ibuku yang membukakan pintu. "Ibu kelihatan sehat banget deh?" Ujarku "Iya dong kan ibu sekarang udah sembuh" sahutnya "Cepetan masuk sayang, ibu udah siapin makanan kesukaan kamu" tambahnya lagi sambil padaku tersenyum manis "Wow! Beneran bu?" seruku, Aku pun memasuki rumah sederhanaku. Terlihat disana ada kakakku, yang sering disebut mirip banget denganku. "Eh kak? Tumben main" ujarku "Sembarangan ya kamu bilang tumben, tiap hari tau kakak kesini. Cuma aja kamu belum pulang" ketusnya lagi "Hehe gitu ya? berarti si kembaran ibu udah ketemu nih ya?" Ujar ku sambil menyetarakan tubuhku dengan tubuh kakak "Kamu udah mau menyusul kakak kamu" ujar ayah tiri ku yang baru pulang kerja "Eh ayah" ujar ku semangat yang kemudian segera memberi salam padanya, diikuti oleh kakak ku di belakang. "Sekarang ayah siapin masakan sama ibu" ujar kakak ku "Keberuntungan ayah nih kamu masak Ris, soalnya masakan ibu kamu gak enak" ejek ayah. sementara ibu hanya tersenyum, karena itu benar adanya mau makan? Riska udah "Yang ada kamu yang jago masak mas" tambah ibuku lagi "Ya sudah kita sekarang makan bareng ya? Biar enak" saranku cepat Mereka semua menyetujui dan kami pun segera duduk di meja makan yang sederhana. Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya masakan sudah dicicipi. "Hmm alhamdulillah" ujarku bersyukur "Alhamdulillah" seru kakak, ibu dan ayahku. "Frisca? Gimana tadi disekolah? Pasti seru putih abu abu" seru kakak ku "Seru dong" jawabku cepat ya, soalnya masa sambil tersenyum lebar "Tapi inget ya! Jangan pacaran sama anak sekolahan, sama yang udah kerja! Itu baru bisa bantuin biaya sekolah kamu" tambah ibuku "Kak, kalo butuh aku dikamar" ujarku sambil segera pergi meninggalkan semuanya, ibuku selalu saja begitu, aku merasa terkekang dengan semua ini. Beberapa menit berlalu, pintu kamarku terbuka dan menampilkan sosok kakakku di ambang pintu. "Kenapa kak?" Lirihku pelan "Kamu ngerti kan? ibu kaya gitu itu karena sayang sama kamu, meski kakak juga tau ibu berlebihan. Tapi bilang ke kakak apa pun yang ingin kamu curhatin, kamu harus terbuka sama kakak ya?" Ujarnya lagi sambil berjalan mendekatiku "Kak" lirihku pelan "Apa?" Jawabnya cepat "Hmm kakak menginap disini ya? Frisca kesepian" ujar ku yang mengalihkan pembicaraan "Gak bisa Fris, kan kakak udah punya suami" jawabnya lag "Iya deh kak, cepat kasih Frisca ponakan napa?" Gerutu ku cepat Kakakku kini tersenyum lebar "Nanti pada waktunya" jawabnya Aku memandangi ponselku yang masih belum aku aktifkan, karena malas menghadapi Januar. "Kangen juga ya gak ada Januar" lirihku pelan Aku mengambil ponselku, dan segera mengaktifkannya setelah sekian lama. Setelah beberapa menit berlalu, banyak notifikasi pesan singkat. "Njir 50 pesan? gila bener" ujarku Semua pesan itu berasal dari Januar, dan pesan yang terakhir berisi. Iya aku emang salah udah ngehianatin kasih sayang yang tulus dari kamu, iya aku salah udah anter Aurel jalan kemarin, maaf Queen maaf aku udah keterlaluan ponsel kamu, Kalo kamu gak mau maafin entar malam aku bakalan nungguin kamu di depan rumah, tapi tenang kok aku gak bakalan masuk, karena aku tahu kan ibu kamu bakalan marah. sama kamu, pliss aktifin lagi Aku akan nunggu kamu diluar, kalo kamu masih mau ketemu sama aku, temui aku ya? "Ya tuhan apa ini beneran?" Ujar ku cepat Aku segera berlarian dan keluar rumah, mumpung ibu dan ayah ku sudah tertidur pulas. Aku perlahan membuka pintu rumahku, berjalan menuju pintu pagarku, semoga saja Januar tidak ada. Gumamku. Setelah membukakan pintu pagar rumah, aku melihat sosok sescorang yang sedang berdiri, menggunakan jaket hitam. Dia membalikkan tubuhnya, benar saja, itu king. Aku tak bergumam, hanya menatapnya datar, mengingat semua yang telah dia lakukan padaku. "Queen, pliss maaf" lirihnya pelan, jujur itu membuatku merinding hebat "Sejak kapan disitu?" Ujarku mengalihkan pembicaraan "Kamu gak perlu tau Queen. pliss maafin king ya? King tau king banyak salah sama kamu plissss maafin" ujar nya sambil memegang tanganku kuat kuat, tangan nya dingin, dan itu membuatku sedikit mencemaskannya. "Sejak kapan disitu?" Tanya ku mengulangi "Sejak setengah delapan" jawabnya sambil menundukkan wajah "Sekarang udah jam sembilan, kenapa kamu gak pulang aja sih?" Ketusku "Queen plis, maaf" ujarnya lagi dengan wajah bersalahnya Aku tersenyum mengejeknya "Maaf?" padanya, tepatnya "Iya maafin aku" lirih nya lagi "Sudah berapa kali saya mendengar anda berkata maaf? sudah berapa kali anda menyakiti saya? Sudah berapa kali anda berhubungan dengan Aurel dan menyisakan sakit di hati" Ujarku "Queen, aku tau udah beberapa kali aku menyakiti kamu! Tapi sekarang aku sadar, yang tulus itu cuma kamu! Yang sepenuhnya mencintai "Bagus kalo anda memang sudah paham, tapi maaf kesabaran saya juga ada batasnya. Jika anda memang mencintai saya, anda harus bisa beradaptasi dengan sikap saya yang baru" ujarku so aku itu cuma kamu" ujarnya lagi "Queen jangan berubah! Aku mohon" tegas Januar padaku, seperti nada membentak "Saat keadaan anda yang salah pun, anda masih bisa membentak saya semaunya, perbaiki itu baru saya akan mempertimbangkan soal sikap saya kepada anda" jawabku lagi tanpa menatapnya. memegangi menatapku serius. "Apa pun, aku bakalan lakuin buat kamu Queen, apa pun!" Jawabnya cepat "Maafin king" lirihnya pelan, sambil Januar pundakku, menunduk di depan tubuhku. Aku memegangi pundak king, untuk menjauhkan tubuhnya dari ku. "Waktu saya habis. cepat pulang" ujar ku yang berhasil menjauhkan tubuhnya "Engga akan Queen, aku disini bakalan terus disini" teriak Januar alhasil itu membuat langkahku terhenti "Bagaimana saya bisa memaafkan anda? Jika sikap anda masih seperti ini, egois, pemarah dan susah diatur" ketusku "Iya Queen, maaf" lirihnya pelan "Sudah berapa kali anda mengatakan kata itu?" Sindirku sambil pergi meninggalkannya. "Iya aku egois, pemarah dan gak bisa diatur semua itu sikap aku Queen. Aku janji bakalan berusaha hilangin hingga aku lihat air matanya kini menetes u semua itu" tegas Januar padaku, "Hilangin juga semua cewek yang ada dihati kamu" ujarku sambil pergi meninggalkannya "Gak ada siapa pun lagi dihati aku sekarang Queen, cuma ada kamu" teriak nya Aku segera memasuki rumahku, takut ibu dan ayah melihat ini, tapi untung saja itu semua tidak terjadi. "King cepet pulang jangan disitu mulu" ujarku melihatnya dari jendela "Janu cepetan pulang pliss" lirihku pelan "Maaf aku belum bisa maafin kamu, semuanya berat buat aku king" ujarku Setelah beberapa menit, akhirnya Januar pergi dari depan rumahku,dan hati ini terasa begitu lega. Aku membaringkan tubuhku di kasur sederhana yang bertemakan Marvel, karena aku memang sedikit tomboy. "Januar, plis jangan lakuin ini lagi ya? Kalo kamu emang mau aku maafin" lirihku pelan *** Aku mengendarai motorku, ponselku belum aku aktifkan dari tadi berusaha untuk menjauh dari king. Setelah beberapa menit aku sampai di rumah Bella, tapi ada sesuatu yang membuat ku keheranan. "Kayaknya gue kenal nih motor "Pastilah, itu kan motor pacar kamu" seru nl seseorang yang duduk di kursi Aku mencoba mengabaikannya "Belaaa!" Teriaku "BeellllI" tambahku lagi tak kalah nyaringnya, tulh anak pasti sengaja ngejebak gue sama anak sapi ini. Gerutuku dalam hati. "Nunggu disini dulu Queen, mumpung masih pagi" ujarnya Aku memandangnya ketus dan kini duduk di sampingnya, mengabaikannya. "Aku dari tadi loh nungguin kamu, dari jam setengah enam" ujarnya, jujur saja aku sangat kaget, tapi aku mencoba untuk tidak memedulikannya. "Sayang?" Lirih king pelan "Dan asal kamu tau aja, tadi aku jatuh" ujarnya Itu seketika membuatku kaget "Mana yang luka? Cepat tunjukin" histeris ku, namun setelah itu Januar malah tertawa melihat tingkahku. "Bohong ko sayang, masih perhatian ni ya king?" Goda Januar padaku "Kurang apa coba? Dibohongi beberapa kali, tapi tetep aja setia" ujar ku yang berbangga diri "Iya, maafin aku Queen" lirih Januar pelan "Eh Bella udah datang, yuk berangkat" seru aku setelah melihat Bela keluar dari rumahnya. Aku langsung mengendarai motor ku dan memberi isyarat pada Bella untuk segera naik. "Queen? Sama aku sekali aja, bisa kan?" Ujar Januar padaku "Maaf saya mau sama Bella" ujar ku "Udah lah cepetan Frisca! Gapapa ko" ujar Bella yang kemudian membuka helm yang aku pakai dan menyuruhku bersama Januar. Sekilat Bella pergi meninggalkanku bersama Januar, hening tanpa sepatah kata. "Queen gak mau sekolah nih?" Lirih Januar pada telingaku, membuatku benar benar tersentak. Aku menaiki motor Janu, tanpa sepatah kata pun. "Queen? Nanti meet dulu ya?" seru Januar, Aku hanya terdiam tak memedulikannya. "Queen" ujarnya lagi "Hmm" sahutku "Nanti kita ke tempat bakso kesukaan kamu ya?" Seru Januar padaku "Hmm" ujarku "Queen, jawab nya iya atau enggak! Jangan hmm mulu" oceh Januar Aku pun turun dari motor Januar, karena dia yang masih diam tidak melajukan motornya. "Ehh Queen mau ke mana?" Teriak Januar saat aku malah pergi meninggalkannya "Cari ojek" ujarku Januar pun melajukan motornya ke arahku "Yuk naik" sahut nya hanya Aku diam mematung tanpa memedulikannya. "Aku rela ko dianggap tukang sama kamu, asalkan aku bisa terus sama kamu" ujarnya lagi sambil tersenyum manis "Pliss" gerutunya lagi Aku pun menaiki motor Januar, dengan keterpaksaan karena ini sudah siang. Januar pun melajukan motornya pelan "Queen nanti aku jemput ya?" "Kenapa?" "Ya nanti aku jemput kamu. kan kamu pacar aku" seru Januar "Kenapa gak jemput Aurel aja?" Ketusku, Januar memandangku dari kaca spionnya. "Maaf sayang, aku janji ko bakalan berubah buat kamu" ujarnya lagi "Ya aku mah terserah kamu aja, kan kamu bilang kamu itu calonnya Aurel. Kenapa musti berubah buat aku?" Ujarku lagi "Iya aku salah sayang, pliss kasih aku kesempatan lagi" lirihnya pelan "Ketiga kalinya" sindirku "Maksudnya?" "Kamu minta kesempatan lagi dari aku udah yang ketiga kalinya, pertama karena hubungan ade- kakak an, kedua gombalan sudahlah, aku terlalu sabar dengan semua ini" ujarku menunduk sama Aurel, ketiga.... ah "Maaf, aku terlalu buta untuk melihat mana yang paling tulus" lirihnya pelan "Kamu gak perlu minta maaf, aku gak butuh" ketusku dengan air mata yang sudah bergelinangan "Jangan nangis Queen, plisss" lirih Januar "Jangan peduliin aku" ujarku gemetar dan beruntungnya kami sudah sampai di SMA ku, aku segera berlari memasuki sekolah, sementara Januar aku tinggalkan. POVS JANUAR Aku memandangi kekasihku dengan rasa bersalah yang teramat besar "Maaf aku gak bisa bahagiain kamu selama ini Queen, aku egois aku pemarah, tapi kamu tetep mau hidup sama aku,  makasih sayang" lirihku pelan Aku kembali mengendarai motor sport hitamku, menuju sekolahku. Saat aku melewati SMK 1 ada Aurel dipinggir jalan, dia tersenyum namun aku hanya mengabaikannya. Karena ingin menjaga hati ku ini untuk Frisca. "Eh si ganteng baru sampe" ujar Bu Nana manis padaku, yang menyambutku di depan gerbang Aku hanya tersenyum memberinya salam, aku berjalan menuju kelasku, seluruh mata kini tertuju padaku, aku sangat tidak menyukai ini. Aku selalu mengabaikannya. padanya dan "Janu" "Januar i love you" "lihh dia idaman banget sih, emmuachh" "Janu, liat kesini napa?" Itulah ocehan dari kaum cewek yang menurut ku sangat tak penting. Aku memasuki kelasku, terlihat Ucul, Ibra dan Leo disana yang sedang memainkan handphone nya. "Pagi pagi udah nge game" sahutku "Yakan harus bro" jawab Ibra cepat, sementara Leo dan Ucup masih sibuk dengan ponselnya. "Eh Janu, sini gemas deehh gue" ujar Febri sambil mencubit kedua pipi ku "Lepasin gak?" Tegasku padanya sambil memasang wajah tak suka dan jijik Febri pun melepaskan cubitannya "Jahat banget sih si bebep" "Hanya Frisca yang boleh panggil gue bebep, paham lu?" Tegasku lagi padanya Ibra dan Leo pun melihatku heran "Napa?" Ketusku "Dia itu cantik loh bro" ujar Ibra padaku "Cantikkan Frisca" jawab ku enteng "Bohay loh bro" tambah Leo "Bohayan Frisca" jawab ku makin mantap "Intinya Frisca itu yang terbaik buat Januar, kalian napa sih ganggu imannya si Janu aja dasar duo kurawa" sahut Ucup "Kita duo kurawa! Ya lu Cup? Hanuman" seru Leo Alhasil membuat Ibra tertawa terbahak bahak sementara Ucup menatapnya sinis. "Beda kisahnya beggo" ketus Ucup      
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN