bc

Jerat Hasrat Kakak Angkatku

book_age18+
0
IKUTI
1K
BACA
dark
forbidden
age gap
stepfather
heir/heiress
sweet
bxg
serious
bold
addiction
like
intro-logo
Uraian

Eros. Nama yang mencerminkan hasrat juga belenggu. Sejak awal, Circe tahu suaminya, Eros, bukan miliknya seutuhnya. Setiap tatapan, setiap sentuhan, Eros bersembunyi di balik nama, tapi rahasia liarnya tak pernah luput dari mata Circe.Obsesinya pada Lysandra, putri angkat orang tuanya.Pernikahan mereka hanyalah paksaan, tanpa gejolak cinta dari Circe. Ia terbiasa hidup dalam bayang-bayang hasrat terlarang Eros, sampai sebuah pengumuman di meja makan mengoyak ketenangan semu.Lysandra telah dijodohkan.Maka, tanpa ragu, Circe menaburkan mantra sialan yang mengikat. "Kau tak mungkin membiarkan gadis itu jatuh di tangan orang lain, bukan? Maka, dekap dia dengan erat. Sesuai namamu, Eros, dewa cinta dan hasrat. Dekap dia dengan keduanya."Kini, hasrat yang selama ini terpendam di antara kakak dan adik tiri itu dilepaskan. Mampukah Lysandra terlepas dari jeratan gairah yang diciptakan Eros, ataukah ia justru ikut tenggelam bersama dalam pusaran obsesi terlarang ini? Dan apa peran Circe dalam permainan berbahaya ini, selain sebagai dalang dari malapetaka yang baru dimulai?

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1
Suara dentingan sendok dan garpu beradu pelan dengan piring porselen di ruang makan keluarga yang megah. Aroma roast beef dan saus wine mengisi udara, bercampur dengan ketegangan yang pekat. Eros duduk di ujung meja, matanya yang tajam tak pernah lepas dari Lysandra yang duduk di seberangnya, tenang di antara tawa renyah orang tuanya. Lysandra, putri angkat di keluarga ini, selalu memancarkan aura lembut yang bagi Eros, adalah magnet paling kuat yang pernah dikenalnya. Obsesi itu mendidih di dalam dirinya, selalu siap meletup. Di samping Eros, Circe mengiris daging dengan presisi, seolah tak peduli dengan dinamika di meja. Namun, seringai tipis di sudut bibirnya adalah satu-satunya tanda bahwa ia menikmati setiap detail ketegangan itu. Ayah mereka, Tuan Danu, berdeham pelan, menarik perhatian semua orang. Senyum di wajahnya tampak luar biasa lebar malam ini, penuh kepuasan. "Ayah ingin menyampaikan sesuatu yang penting," ujarnya, suaranya dipenuhi kegembiraan. "Apa itu?" Circe bertanya dengan senyum tipis. "Kita punya kabar baik untuk Lysandra." Lysandra meletakkan garpunya, sedikit terkejut. "Ada apa, Ayah?" tanyanya, nada suaranya lembut, matanya memancarkan rasa ingin tahu. Ibu mereka, Nyonya Ira, menambahkan dengan antusias. "Ini tentang masa depanmu, Nak. Ayah dan Ibu sudah menemukan calon suami yang cocok untukmu." Seketika, suasana menjadi beku. Senyum Tuan Danu tampak memudar di mata Eros. Tubuh Eros menegang kaku, seolah disambar petir. Aura gelap perlahan menyelimuti dirinya, membuat udara di sekitarnya terasa dingin dan mencekam. Lysandra yang merasakan perubahan drastis itu mendongak, matanya bertemu pandang dengan Eros. Ketakutan sesaat melintas di wajahnya yang kini memucat. Ia berusaha menarik napas, tapi terasa sulit. Circe tersenyum puas di samping Eros. Senyum yang begitu dingin, seperti ujung pisau. Ia mencondongkan tubuh sedikit, berbisik pelan, hanya untuk didengar Eros di tengah riuhnya pikiran gelapnya. "Oh, begitu ya," bisiknya, suaranya menusuk. "Itu ide yang bagus." Eros tak menimpali. Tangannya terkepal di bawah meja, kuku-kuku menusuk telapak tangannya. Otaknya dipenuhi gambaran-gambaran gelap tentang Lysandra dengan pria lain. Tidak. Ini tidak akan terjadi. Hasrat yang selama ini ia coba kendalikan, kini berubah menjadi amarah membara yang menuntut untuk menghancurkan apa pun yang menghalangi jalan. Lysandra adalah miliknya, dan dia akan memastikan itu. Eros meletakkan garpunya dengan suara yang sedikit lebih keras dari seharusnya, menarik perhatian semua mata. Suaranya rendah, tapi mengandung ancaman yang jelas. "Tidak ada pria yang cocok untuk dewi kita." Tuan Danu mengerutkan keningnya, sedikit terkejut dengan nada bicara Eros. "Selalu ada, Eros. Setiap orang punya potensi yang bisa dipertimbangkan. Ini bukan lagi zaman dulu di mana kau bisa memilih seenaknya." Eros tidak mengalihkan pandangannya dari Lysandra, mengabaikan perkataan ayahnya. Matanya menelusuri wajah Lysandra, seolah mengukir setiap inci fitur gadis itu dalam benaknya. "Tapi aku tak yakin dewi kita akan menyukainya," katanya, suaranya kini terdengar seperti sebuah pernyataan mutlak, bukan pertanyaan. Dalam hati, dia mengulang mantra yang selalu ia bisikkan pada dirinya sendiri. Dewiku, Lysandra adalah dewiku. Hanya dia yang pantas. Tuan Danu menghela napas, tampaknya mulai jengkel. "Kita tak tahu kalau tak mencoba. Eros, daripada kau sibuk menentang perjodohan adikmu," Ayahnya menekankan kata 'adikmu' dengan nada peringatan, "kenapa kau tak memberiku cucu? Kalian sudah menikah setahun lebih, bukan?" Semua mata kini beralih pada Circe. Circe meletakkan pisau steaknya dengan perlahan, menciptakan bunyi klik yang nyaring di keheningan. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyum tipis yang hampir tidak terlihat. Matanya menatap tajam pada Tuan Danu, lalu sekilas melirik Eros yang masih terpaku pada Lysandra. "Sebentar lagi, Ayah," sahut Circe, suaranya lembut dan penuh misteri. Ada nada janji, atau mungkin ancaman, tersembunyi di balik kata-katanya. Itu adalah janji yang hanya ia sendiri yang tahu bagaimana akan dipenuhinya. Eros merasakan tatapan Circe, tapi pikirannya terlalu sibuk dengan Lysandra. Perjodohan. Kata itu terus bergaung, memicu badai di dalam dirinya. Dia tidak akan membiarkannya. *** Malam merayap masuk ke kamar utama, membawa serta keheningan yang menyesakkan. Udara di dalam kamar terasa dingin, meski suhu ruangan diatur nyaman. Circe berdiri di depan cermin besar, hanya mengenakan gaun tidur satin tipis yang melayang mengikuti setiap gerakannya, mengundang gairah yang tak pernah ia biarkan Eros sentuh. Pesona Circe tak terbantahkan, tapi itu hanyalah topeng dari niat tersembunyi. Eros duduk di sofa kulit gelap, memandangi pantulan Circe dalam cermin. Matanya kosong, pikirannya masih terpaku pada pengumuman makan malam tadi. Lysandra. Dijodohkan. Kata itu berputar tanpa henti, menggerogoti ketenangannya. Circe berbalik, menatap Eros dengan sorot mata yang sulit diartikan. Senyum tipis, nyaris menyerupai seringai, terukir di bibirnya. "Eros, ayahmu menginginkan keturunan dari seorang Tuan Muda sepertimu." Eros mendengus, sorot matanya yang gelap kini beralih menatap Circe. "Itu tak mungkin." Circe mengangguk perlahan, membenarkan. Gerakan tangannya turun, menyentuh perut bawahnya dengan gerakan lembut yang mengandung kesedihan dan rahasia yang tersembunyi apik. Sebuah malapetaka yangdisembunyikan dengan apik. "Mustahil memberikanmu anak, sedangkan rahimku sudah lenyap." "Tak usah dipikirkan," kata Eros datar, suaranya dipenuhi kebosanan. Ia tak pernah benar-benar peduli akan hal itu. "Aku tidak pernah memikirkannya," sanggah Circe, langkahnya pelan mendekat. "Tapi Eros, ada baiknya kau mulai pikirkan keinginanmu. Aku tak apa jika harus membesarkan anakmu dengan wanita lain." Eros mengeraskan rahangnya. "Berhenti bicara omong kosong." Circe mengabaikan peringatannya. Matanya yang tajam menancap pada Eros, mengucapkan nama yang selama ini menjadi racun dalam pernikahan mereka. "Lysandra. Kau mendambakan Lysandra." Eros terdiam, mematung. Kata-kata itu menusuk tepat pada inti obsesinya. Circe kini berdiri tepat di depannya. Aroma parfum Circe yang memabukkan menyeruak, bercampur dengan aura dingin yang menusuk. Circe membungkuk sedikit, wajahnya mendekat, hingga napasnya yang hangat menerpa telinga Eros. Ia menjilat telinga Eros dengan pelan, sesaat, lalu meniupnya sebentar, mengirimkan sensasi geli yang aneh. "Kau ingin melakukan apa yang baru saja kulakukan pada Lysandra, bukan?" bisiknya, suaranya serak dan menggoda, seperti bisikan iblis di antara dosa. "Lakukan, Eros, sebelum dia menjadi istri pria lain."

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Oh, My Boss

read
386.8K
bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
19.2K
bc

Revenge

read
35.4K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.6K
bc

Beautiful Pain

read
13.6K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
33.6K
bc

Hati Yang Tersakiti

read
6.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook