BAGIAN TIGA

903 Kata
"Hidupmu se-simple itu Ra?" "maksudmu?"tanyaku heran "kamu nggak pengen apa dulu gitu?punya rumah atau mobil gitu?" "kalau aku nikah,kan tugas suami ku yang beliin aku rumah sama mobil" "dasar matre"Tomi menepuk pelan pipiku "ih aku nggak matre dong.sekarang aku tanya,mana ada cewek yang mau diajak susah?" Tomi tampak berpikir. "Lagian aku cakep gini,nggak bakal ada lah cowok yang tega nyusahin hidup ku"kataku sambil menyibak rambut ke belakang telinga. Dulu aku memang sesempurna itu.Aku cantik,apapun bisa kudapatkan hanya dengan mengedipkan mata ke cowok-cowok yang naksir aku. Selain cantik,aku juga pandai.Tidak ada satupun mata kuliah yang kuulang.Masa PKL, penyusunan tugas akhir,sampai sidang kompre,semuanya ku lalui dengan mudah. Berbeda dengan Tomi,yang dibantai habis oleh penguji karena dia dapat dosen pembimbing yang killer.Aku masih ingat,hari itu Tomi dapat jadwal sidang jam 7 malam.Hampir 3 jam dia di dalam ruang sidang.Siapa lagi yang setia menungguinya kalau bukan aku.Tapi karena sampai jam 9 dia belum keluar juga,dan karena Gathan sudah puluhan kali meneleponku,aku memutuskan untuk pulang.kutelepon dia saat sudah sampai di rumah. Tentu saja Gathan tidak tahu kalau aku menunggui Tomi sidang.Gathan tipe cowok yang sangat pencemburu.Dia bisa marah hanya dengan melihatku menegur teman laki-laki yang kulewati di parkiran. Saat wisuda,Tomi memperkenalkan ku pada orang tuanya.Kami juga sempat foto bersama sebagai kenang-kenangan.Tapi sejak hari itu,kami sudah tidak pernah bertemu lagi.Kabar terakhir yang ku dengar,Tomi melanjutkan study nya ke jenjang S1 di salah satu perguruan tinggi swasta.Dia juga menjadi karyawan magang di BUMN tempat ayahnya bekerja. Sampai suatu hari,tepatnya satu minggu setelah Gathan melamarku,Tomi menghubungiku via aplikasi line.Dia mengajakku bertemu di kantin kampus tempat dulu kami sering berkumpul. "Wow,kamu keren pake seragam kerja gini"dia meledekku Aku memasang pose percaya diri di depannya.Rasanya sudah lama sekali kami tidak saling bercanda begini. "emang kamu,setahun enggak ketemu,masih aja jadi mahasiswa" "hahahaha....tunggu ya sampe aku jadi manager,ku jadiin istri kamu."dia membalas candaanku "sorry bang,aku udah ada yang punya"kataku bangga sambil menunjukkan cincin yang tersemat di jari manisku sejak seminggu yang lalu. Tomi kelihatan terkejut. "Kamu serius Ra?tunangan?" "yap.tahun depan nikah" "padahal aku ngajak ketemu tuh mau bawa kamu ke rumah.soalnya ibu nanyain kamu" "ibu kamu?kok bisa?" "ya gimana,ibu ribut minta dibawain calon mulu" "durhaka banget kamu suruh aku pura-pura jadi calonmu"aku memasang ekspresi tidak percaya "aku mau jadiin kamu calon istri beneran Ra,tapi udah telat ya"katanya kecewa Apa waktu satu tahun mengubah cara Tomi menggodaku? "Dari dulu aku tuh suka sama kamu.makanya pas wisuda aku kenalin kamu ke orang tuaku.Aku cerita ke ibu kalo kamu satu-satunya cewek di kampus yang aku taksir"lanjutnya "serius kamu?"sekarang giliranku yang bertanya heran "Aku enggak bercanda untuk hal-hal kayak gini Ra" Aku bingung harus bagaimana menanggapi Tomi. "Sorry,Tom.tapi aku sama mas Gathan.." Tomi menyela ucapanku dengan helaan napas panjangnya"enggak papa,emang kita enggak jodoh.aku yang sorry" Jujur saja,aku merasa sangat bersalah pada Tomi.Dia laki-laki yang baik,pintar,juga tampan.Aku yakin di luar sana banyak gadis yang menyukai nya. Setelah pertemuan itu,kami tidak pernah berkomunikasi lagi.Aku juga tidak pernah datang ke acara reuni kampus,karena Gathan melarang.Apalagi setelah menikah,aku sudah disibukkan dengan segudang pekerjaan dan kewajiban sebagai istri dan ibu. Tapi hari ini,sepertinya ini pertama kalinya aku tidak menuruti permintaan Gathan.Gathan sedang mengikuti acara gathering kantor di sebuah tempat wisata selama dua hari.Aku tentu saja tidak bisa ikut karena alasan pekerjaan. Selesai jam kantor,Tomi sudah menungguku di lobi supermarket.Dia mengajakku datang ke acara reuni kecil-kecilan yang diadakan teman-teman kampus kami.Tanpa meminta izin Gathan,aku langsung menerima ajakannya. Bertemu lagi dengan teman-teman lama,mengembalikan kenangan-kenangan lucu yang dulu pernah kami alami. "Itu Uli sama Rio masih awet sampe sekarang ya?"Aku bertanya pada Tomi. "iya,udah tunangan juga.paling bentar lagi nikah"katanya. "couple goals banget ya mereka.Terus kamu kapan nikahnya?"tanyaku lagi "mau nikah sama siapa?yang pengen aku nikahin udah dinikahin orang"katanya lagi. Aku hanya diam mendengar jawaban Tomi. Keputusanku menikahi Gathan mungkin bukan karena cinta,tapi karena aku butuh seseorang yang bisa dengan cepat membawaku pergi dari ibu dan rumah.Hatiku sudah patah sebelum aku bertemu Gathan.Gathan datang menjadi penunjuk jalan dalam hidupku.Dia membuatku melupakan patah hati dan membawaku pergi dari rumah. "Ra,are you happy with him?"Tomi bertanya "sure.aku bahagia Tom.jadi mending kamu lupain deh do'a kamu yang minta aku enggak bahagia sama suamiku."jawabku sambil tertawa Tomi juga menanggapi jawabanku dengan tawanya. "Kamu inget enggak,dulu kamu nungguin aku sidang dipojokan itu?"Tomi menunjuk meja di ujung kantin tempat kami reuni. "ingetlah,tau enggak aku sampe ketiduran disitu" "Terus kamu ninggalin aku pulang.Aku lari-lari ke kantin kayak orang bego,eh kamu nya enggak ada" Kami tertawa mengingat kejadian itu.Kalau saat itu aku bilang pada Gathan bahwa aku menunggui teman laki-laki sidang,dia pasti marah dan mendiamkanku selama berhari-hari.Kebiasaannya yang tidak pernah hilang,diam saat marah. Tomi mengantarku sampai ke halte yang paling dekat dengan rumahku.Aku melarang saat dia ingin mengantar sampai rumah.Apa yang akan dikatakan tetangga dan mertuaku kalau aku pulang malam diantar laki-laki sementara suamiku sedang tidak di rumah. Sampai dirumah,jagoan kecil yang sejak sore menungguku sudah tidur.Aku memandangi malaikat kecil yang hadir melalui begitu banyak do'a dan usaha yang aku dan Gathan lakukan. Di dua tahun pernikahan,kami belum juga mendapatkan momongan.Aku sempat iri pada sepupu Gathan yang waktu itu sudah hampir melahirkan,padahal hari pernikahan kami hanya berbeda satu minggu. Saat aku mengadu pada Gathan,Gathan memarahiku dan bilang kalau aku terlalu sensitif.Harusnya sejak itu aku tahu,Gathan sudah berubah.Dia bukan lagi malaikat yang membawaku pergi dari neraka berkedok rumah. Karena itu,ketika Gathan sibuk memintaku hamil lagi,aku menolak.Aku bukan perempuan bodoh yang rela menghabiskan sisa hidup bersama laki-laki yang berbeda dengan yang aku kenal saat pacaran dulu. Ya,Gathan sangat berbeda.Dia bukan lagi Gathan yang menjadi suami impian setiap perempuan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN