bc

Istri Nakal Pak Ustaz Ganteng

book_age18+
7.2K
IKUTI
42.9K
BACA
HE
heir/heiress
blue collar
drama
bxg
like
intro-logo
Uraian

(Warning! Cerita khusus dewasa 21+ tidak diperuntukkan bagi yang belum cukup umur. Bijaklah dalam memilih bacaan!)

“Ustaz Ganteng itu suamiku.”

Benar-benar tak pernah terpikirkan oleh Selena kata-kata itu meluncur dari bibirnya di hadapan teman-temannya yang kini menertawakannya bukan kepalang.

Selena yang berandal, nakal dan berperangai buruk itu harus menerima perjodohan sepihak dari ayahnya dengan anak Kyai teman baiknya demi menjaga Selena kembali ke jalan yang benar.

Alih-alih menolak, Selena yang patah hati itu memanfaatkan pernikahannya hanya untuk bersembunyi dari semua permasalahan hidup yang menderanya. Dari hilangnya perhatian kedua orang tuanya yang bercerai karena perselingkuhan ibunya hingga ia dikhianati teman-teman dan kekasihnya. Belum lagi perbuatan papa tirinya yang hampir menodainya.

Namun tanpa disangka pernikahannya dengan Azham malah menjebaknya ke dalam masalah yang lebih rumit dan membuatnya banyak belajar tentang kehidupan.

Akankah Selena mampu bertahan dengan pernikahannya dengan Sang Ustaz yang sangat bertolak belakang dengan perangai buruknya?

Atau ia kembali memilih kehidupan lamanya yang serba glamor namun menyesatkan?

Yuk ikuti kisahnya di sini...

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1 Putus Pertemanan
“APA? Papa yang beneran aja, Pa?” ujar Selena bangkit dari kursinya dengan gusar. “Pa, Seli belum juga seminggu pulang ke rumah, setelah kuliah dari Inggris selama 4 tahun, Pa! Baru tenang di rumah, tapi tiba-tiba Papa mau jodohin Seli begitu aja? Dengan orang tak di kenal pula?” imbuh gadis itu semakin menjadi-jadi. “Seli, dengar Papa. Dia ini adalah anak teman baik Papa dulu di kampung. Dia akan jadi Ustaz yang baik untuk membimbingmu ....” ucap Tuan Ibrahim dengan sikap menahan sabar. “Ustaz?” Selena terperangah tak percaya. Dan dengan mengulangi kata-kata itu berkali-kali ia terbahak-bahak dengan menahan geli. “Papa, Papa...” sela Selena masih menyisakan tawanya, “Papa lagi mimpi apa mabok, sih? Yang bener aja aku disuruh nikah sama Ustaz!” imbuhnya dengan tawa berderai seraya meninggalkan ayahnya yang menghela napas dengan berat. “Selena! Jaga bicaramu sama Papa!” pekik Tuan Ibrahim tak dihiraukan oleh Putri semata wayangnya itu. “Ya, maaf. Abisnya Papa lucu, sih,” celetuknya dengan terkekeh kegelian seraya menaiki tangga rumah menuju kamarnya. Dengan masih menyisakan tawanya, gadis itu segera mengganti baju rumahannya dengan tunik lengan pendek dan sebatas pinggang serta celana pendek yang hanya sebatas paha. Memperlihatkan kemolekan kulitnya yang putih mulus dengan bentuk tubuh yang indah dan ramping. Tak lupa ia memoles lipstik merah di bibirnya yang indah dan menarik sebagai pelengkap riasan terakhirnya. Kini setelah ia merasa sempurna dengan penampilannya di cermin dan menggerai rambut panjangnya yang begitu lurus dan indah, Selena tersenyum menatap dirinya di cermin dan segera menyambar tas tangannya, ia melenggang ke luar kamar dan melewati ayahnya yang menatapnya dengan tatapan sedih dan menahan marah. “Sel! Selena! Mau ke mana kamu? Ini sudah malam? Kau pikir ini jam berapa? Jangan samakan perilakumu di sini dengan kehidupanmu di Inggris?” pekik Tuan Ibrahim mulai marah. Selena yang terus mengabaikan ayahnya menjadi kesal dan marah saat ayahnya mengambil kunci mobilnya dari genggamannya. “Papa! Papa, apa-apaan sih? Seli mau pergi sama temen-temen! Seli ada reuni, Pa!” sergah Selena dengan kesal. “Masuk! Reuni apa tengah malam begini!” perintah Tuan Ibrahim dengan kesal. Namun tabiat Selena yang keras kepala lebih memilih memberontak. “Enggak! Seli bosan di rumah! Papa selalu ngatur-ngatur Seli! Lagi pula ini masih jam sepuluh malam!” sahut Selena dengan mengentakkan kakinya yang memakai sepatu hak tinggi. “Sekali lagi Papa bilang masuk ya masuk!” perintah ayah Selena dengan tegas yang membuat Selena tersentak kaget. Apalagi Tuan Ibrahim menyeret lengan Selena dengan paksa hingga ke tangga rumah. Selama ini ia tak pernah melihat ayahnya membentaknya hingga sedemikian rupa dan itu membuat Selena sempat syok. Walaupun dengan mengumpat dan menggerutu marah, akhirnya Selena kembali ke kamarnya bersamaan dengan dering telepon dari ponselnya dan menampilkan nama Shasa di layarnya. Dengan cepat Selena membuka saluran pembicaraan itu, “Sha. Lu jemput gue sekarang! Gue nggak diizinin pakai mobil sama bokap gue. Udah buruan!” perintah Selena kepada Shasa yang langsung disambut jawaban patuh Shasa. Dan benar saja, tak sampai satu jam mobil Shasa sudah terparkir di jalanan depan rumah megah Selena. Dengan mengendap-endap, Selena yang berganti dengan sepatu kets itu berhasil keluar rumah yang telah gelap karena hampir semua lampu di matikan kecuali lampu ruang tengah. Dengan napas lega, Selena berhasil keluar rumah dan mengabaikan sekuriti penjaga rumah yang menyapanya. Ia tak tahu jika ayahnya yang bersembunyi dalam kegelapan di balkon rumah itu menatap kepergiannya dengan wajah sedih. Sementara itu Selena dan Shasa serta Arman terkekeh bahagia dalam mobil. Kedua teman Selena itu begitu kaget saat mendengar penuturan Selena tentang perubahan sikap ayahnya yang melarangnya pergi. “Ah, sudahlah. Gue nggak mau membahas masalah bokap gue. Yang jelas sekarang gue bosen dan gue mau seneng-seneng dulu di klub,” sahut Selena seraya merebahkan dirinya di sandaran kursi penumpang. “Siap, deh, Nyonya Bos!” sahut Arman dan Shasa hampir bersamaan dan membuat mereka tertawa berderai. Satu setengah jam kemudian mereka pun sampai pada sebuah klub malam yang ada di bilangan Jakarta Selatan. Sebuah klub elite yang begitu banyak digemari para pencari kesenangan di ibukota. “Guys, siapa saja yang akan ikut malam ini?” tanya Selena keluar dari mobil diikuti Shasa dan Arman. “Oh, lihat itu Eli dan Jeje sudah datang. Oh, iya, mana Basti?” sahut Arman balik bertanya kepada Selena, “Lu nggak ngabarin dia mau kumpul di sini, Sel?” imbuhnya menanyakan pacar Selena seraya memeluk pinggang Shasa. “Udah, dia lagi kejebak macet dari Bandung. Katanya dia mau nyusul,” sahut Selena melenggang lebih dulu dan menghambur ke pelukan Eli dan Jeje. Mereka pun memasuki ruangan hingar bingar dan suara musik yang bertalu-talu. Tanpa memedulikan apa pun seolah ingin melampiaskan kemarahannya, Selena segera berjoget di tengah arena dansa. Gadis itu berjoget tak tentu arah dan penuh semangat. “Sel, lu nggak minum dulu?” ajak Jeje menarik Selena ke kursi di mana mereka duduk. “Oke,” ucap Selena singkat merebut gelas minuman di tangan Jeje dan menenggaknya dengan sekali tenggak. Walau kesal namun Jeje tertawa dengan tingkah Selena yang kembali ke tengah arena dan meliuk-liuk. Hingga beberapa laki-laki berkerumun dan mencoba menyentuhnya. Selena yang awalnya tak menggubrisnya, kini dengan kesal ia mengumpat seorang laki-laki yang sengaja mendekapnya dari belakang dan melecehkannya. “An***g! Bre***ek!” umpat Selena berontak dan mendorong laki-laki me***m itu menjauh dan memukulnya hingga menabrak orang lain yang sedang dilanda asmara dengan seorang wanita penghibur. Pria yang terlihat mabuk itu menjadi gusar dan memukul laki-laki yang menabraknya. Perkelahian pun tak terelakkan dan membuat kericuhan semakin melebar. Selena segera menjauh dan berkumpul bersama teman-temannya. “Gila lu, El. Baru beberapa menit lu udah mabuk aja? Si an***g ini emang gila,” gerutu Selena yang tertimpa badan Eli yang sempoyongan. Arman dan Shasa yang sedang bermesraan pun kena imbasnya karena seseorang menabrak meja mereka. Dan perkelahian itu bisa diredakan oleh beberapa penjaga yang berbadan besar. Dan kini Selena harus mengganti rugi beberapa kerusakan barang-barang setelah ia dinyatakan sebagai biang keladinya melalui pantauan CCTV. “APA? TIGA PULUH JUTA!” pekik Selena meradang setelah mendengar manajer klub itu memberikan tagihan kepadanya. “Itu harga sejumlah barang-barang yang hancur dan rusak akibat keributan ini. Dan semua bukti mengarah pada Kakak yang menyebabkan semua perkelahian ini,” sahut laki-laki bertampang sadis itu tak kalah garangnya dengan para pengawalnya. Dengan geram Selena mengambil dompet dan mengeluarkan sebuah kartu hitam kepada laki-laki itu dan menunggu dengan gusar, “Nih, si***n!” rutuknya dengan kesal. Namun saat kartu di masukkan ke dalam mesin pembayaran, ia tak berfungsi dengan semestinya. Dengan senyum mengejek laki-laki itu menyerahkan kembali kartu Selena. Dan dengan menahan geramnya Selena mengeluarkan sekaligus 3 kartu kredit lain miliknya. “Maaf sekali, Nona. Semua kartu-kartumu ini sudah di blokir,” ujar sang Manajer dengan tampang semakin mengesalkan. “APA? YANG BENAR SAJA!” pekik Selena terkejut bukan kepalang dan membuatnya mengumpat dengan kesal. ‘Ini pasti perbuatan Papa! Si***n! Gue harus gimana sekarang?’ pekik Selena dalam hati. “Guys, tolongin gue,” ujar Selena menatap teman-temannya satu persatu. “Ya, gue mana ada duit segitu, Sel. Kan elu yang selalu traktir kita-kita. Ini aja gue baru mau minta duit sama lu,” celetuk Eli di sela cegukan karena mabuk. “Lagian lu sih pakai bikin rusuh, begini ‘kan jadinya? Bokap, nyokap lu kan tajir, telepon mereka aja, apa susahnya?” imbuh Jeje dengan cuek. “Ini gue ada. Tapi itu duit punya nyokap gue buat bayar tagihan, akhir bulan ini lu mesti ganti, Sel,” sahut Arman seraya menyerahkan kartu biru milik Arman kepada manajer klub itu. Selena meraih kartu-kartu miliknya dan melemparkannya begitu saja ke dalam tasnya. “Gue balik, thanks banget buat pertemanan ba***at kalian. Tenang aja, Man, gue bakal ganti semuanya sekalian sama bunganya!” ujar Selena melangkah pergi. “Sel, mau ke mana lu?” panggil Shasa mengikuti bersama Jeje dan Eli yang sempoyongan. “Mati!” sahut Selena singkat menahan geram. Namun hal itu malah menjadi bahan tertawaan teman-temannya. “Selena baper! Dia ngambek!” sahut Eli dengan tawa berderai diikuti teman-temannya yang lain. Selena tak henti-hentinya mengumpat hingga ia keluar menuju jalan raya untuk menyetop taksi setelah memastikan ia masih memiliki uang tunai di dompetnya. Selena mengusap air mata yang hampir meleleh di pipinya. ‘Ternyata selama ini gue hanya mesin uang buat kalian! Si***an ba***at kalian!’

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

TERNODA

read
198.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.3K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.5K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
57.1K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook