Part 26

2569 Kata
* * * * * * * * * Part 26 * * * * * * * * *   "Gak akan ada lain kali, Madam. Saya janji." Ricky memotong ucapan Madam Nina dengan cepat, berlagak menjual janjinya seolah ia  t i d a k  akan pernah telat lagi. Ia bisa melihat gelahat Madam Nina  y a n g tentu saja akan mengizinkannya masuk tapi dengan catatan, terbukti dengan ucapannya  y a n g di buka dengan perkataan ‘ lain kali ‘  y a n g artinya saat ini ya gak papa. Gitu kan ya logikanya. Ricky gak mungkin salah, jadi Ricky segera menyahut saja bahwa tentu saja  t i d a k  akan ada lain kali. Ia akan berusaha untuk  t i d a k  telat lagi, atau se t i d a k nya Ricky  t i d a k  pernah berniat untuk telat. C u m a emang takdir aja  y a n g ka d a n g berkata lain sampai menciptakan sekian juta rencana  d a n  halangan untuknya sampai ke sekolah. Itu kan namanya kejadian  t i d a k  terduga, gak di niatin dari awal kok. Jadi kan itu bukan sebuah kejahatan  y a n g harus di perdebatkan  d a n  di hukum sedemikian rupa. Ia dong harusnya kayak gitu. Makanya pihak sekolah emang harus merevisi peraturan. Kecuali Ricky telatnya tuh  k a r e n a  udah dateng ke sekolah, terus nongkrong nongkrong di warung depan sekolah  y a n g banyak di tongkrongi siswa di sekolahnya,  d a n  sengaja masuk telat  k a r e n a  kelamaan nongkrong. Itu baru cocok buat di hukum  k a r e n a  memang mendengar bel masuk sekolah tapi  t i d a k  bergegas untuk segera memasuki kelas,  j e l a s   kasusnya berbeda dengan Ricky  y a n g terlambat  k a r e n a  banyak kejadian tak terduga di jalan. Madam Nina  h a n y a   mendengus melihat perilaku Ricky  y a n g memotong ucapannya seperti itu. Namun tak ayal ia membiarkan muridnya itu untuk memasuki kelasnya sesegera mungkin agar diri nya bisa melanjutkan pelajaran hari ini  y a n g sempat tertunda  k a r e n a  ulah Ricky itu. Padahal tadi pelajarannya juga sudah sempat tertunda  k a r e n a  kehadiran seorang murid baru  y a n g merupakan pindahan,  y a n g juga baru datang saat kelas sudah di mulai. Proses administrasi anak baru  y a n g berlarut membuat siswa baru biasanya datang ke kelas saat kelas sudah di mulai. Madam Nina  t i d a k  terlalu menyukai peraturan tersebit  k a r e n a  akan mengganggu jam mengajarnya. cowok itu melangkahkan kakinya kedalam kelas,  d a n  kakinya terhenti saat melihat 'tempat duduk'  y a n g hampir sudah setengah tahun ini didudukinya, ditempati oleh orang asing. Ricky benar benar  t i d a k  pernah melihat sosok itu sebelumnya, baik di kelas ini mau pun di sekolah ini, meski pun memang Ricky  t i d a k  begitu menghafal anak satu angkatan sih. Apa lagi satu sekolah, C u m a kan kayaknya emang gak pernah lihat aja, jadi kemungkinan besar itu adalah anak baru. s****n, kenapa anak baru itu berani berani nya menempati tempat duduk Ricky tanpa seizin dirinya segala? Bahkan meski izin terlebih dahulu pun tentu saja  t i d a k  akan di izinkan juga sih oleh Ricky. Enak saja, memangnya  t i d a k  ada bangku kosong lain apa sampai berani beraninya menempati tempat duduk Ricky  y a n g sakral  d a n  keramat itu. Ricky pun seketika menatap cowok itu dengan pan d a n gan gahar saat dirinya sudah sampai di samping tempat duduknya  y a n g di tempati oleh orang asing itu. Tatapannya sangat menyiratkan ke t i d a k sukaan pada sosok itu, seolah siap untuk menerkamnya detik itu juga meski Ricky  t i d a k  tau siapa itu dia.  y a n g  j e l a s  , Ricky merasa bahwa cowok itu sudah berani mengusik wilayah pribadinya  y a n g  t i d a k  berhak di tempati oleh siapa pun. Mana tempat duduknya itu nyaman banget pula, terletak di pojokan dekat jendela sehingga mata Ricky bisa berkelana melihat keluar kelas apa bila pelajaran  y a n g berlangsung tengah membosankan, atau pun cara guru  y a n g mengajarnya  y a n g se d a n g membosankan, atau saat mereka se d a n g di suruh mengerjakan tugas  d a n  Ricky sudah selesai lebih dulu tapi masih belum boleh di kumpulkan  d a n   h a n y a   menunggu sampai kelas berakhir. Kan enak tuh Ricky bisa melihat lihat peman d a n gan keluar jendela  y a n g sering ada para siswa melintas. Apa lagi di depan kelasnya itu ada sebuah cermin  y a n g seringkali di gunakan para siswi untuk berhenti sejenak  d a n  menatap pantulan dirinya di cermin. Ricky  y a n g berada di dalam kelas seolah bisa menonton kegiatan para siswi  y a n g tengah bercermin di depan kelasnya itu. Entah Ricky  y a n g segitu gabutnya, atau memang ia menganggap kegiatan tersebut memang seru untuk di lakukan, makanya ia menyukai tempat duduk di barisan pojok ini. "Siapa lo, beraninya dudukin bangku gue? Pergi sana!" usir Ricky seraya berkacak pinggang  d a n  mengomel pada sosok  y a n g menempati tempat duduknya itu, suaranya  j e l a s   terdengar oleh seisi kelas  y a n g mana membuat proses belajar mengajar menjadi terganggu lagi  k a r e n a  sikapnya itu. Mata seluruh siswa kini menatap ke arahnya, dengan tatapan bertanya pada kegiatan tersebut  y a n g di nilai memancing perhatian, meski mereka juga sempat protes sih kenapa Madam Nina asal menunjuk tempat duduk untuk anak baru. Padahal sudah  j e l a s    j e l a s   bahwa tempat itu ada pemiliknya yaitu Ricky, malah anak baru di suruh duduk di sana. Padahal kan masih banyak tempat duduk  y a n g kosong  d a n  bisa di tempati oleh anak baru tersebut  y a n g  t i d a k  perlu mengusik tempat duduk orang. Jadi memang Madam Nina  y a n g membuat kelasnya sendiri menjadi terus terusan terhambat seperti ini.  h a n y a   perkara anak baru, Ricky telat,  d a n  kini perebutan tempat duduk di rasa tiada habisnya  d a n  nyaris memakan waktu setengah jam  h a n y a   untuk hal hal tersebut  y a n g di nilai  t i d a k  berguna. Wajah Madam Nina sendiri tampak sudah frustrasi menanggapi serentetan kejadian  y a n g membuat harinya menjadi kacau ini, kelasnya menjadi berantakan  d a n   t i d a k  berjalan dengan kondusif  k a r e n a  hal hal sepele  y a n g mana  t i d a k  perlu di besar besarkan seperti ini. Gani mengangkat kedua tangannya dengan tersenyum, enggan untuk mendebat Ricky lebih panjang lagi  d a n  menuruti ucapan cowok itu  y a n g di sinyalir sebagai sahabat Bhisma. Rupanya Bhisma memiliki seorang sahabat, pasti hidupnya tenang sekali ya Bhisma. Gani  h a n y a   menyunggingkan senyum tipis membayangkan kehidupan Bhisma saat ini  y a n g ia lihat berjalan dengan sangat normal  d a n  baik baik saja, seolah cowok itu berhak untuk bisa hidup sebagaimana  y a n g ia inginkan dengan segala perasaan tenangnya. Gani  t i d a k  akan membiarkan hal tersebut berlangsung lama. Ia akan mengembalikan Bhisma ke tempat asalnya,  y a n g mana akan terus dihantui masa lalunya terus menerus,  k a r e n a  rasa bersalah cowok itu  y a n g  t i d a k  akan kunjung reda meski bagaimana pun caranya juga. "Oke-oke, santai, bro. Gue juga gak niat buat lama-lama ditempat ini." Kata Gani  y a n g kini sudah mulai merapikan buku bukunya  y a n g tadi sempat ia keluarkan dari dalam tas, lalu cowok itu pun mengambil tasnya lagi,  d a n  menenteng buku bukunya di tangan untuk segera pindah tempat duduk ke mana pun juga. Ia berusaha mencari tempat duduk  y a n g kosong,  y a n g tempatnya berjauhan dari Bhisma. Sebab Gani juga sesungguhnya  t i d a k  mau dekat dekat dengan Bhisma, ia  h a n y a   akan memantaunya saja dari jauh agar  t i d a k  terlalu kentara, agar rencananya bisa berjalan dengan lancar tanpa hambatan apa pun juga untuk membuat Bhisma kembali menderita  d a n   t i d a k  merasakan kebahagiaan  y a n g kini di nikmati cowok itu seolah tak memiliki dosa. "Bagus! Buruan." Kata Ricky lagi mempertegas pengusirannya pada Gani  y a n g masih belum beranjak dari dekat bangkunya  k a r e n a  tengah mencari bangku kosong  y a n g di rasa layak untuk ia tempati. Ia jadi kesal sendiri dengan Ricky, ternyata sosok teman Bhisma itu juga nyebelin banget. Gani  j e l a s    t i d a k  menyukainya, pasti cocok sekali mereka berdua dalam berteman  k a r e n a  sama sama nyebelin  d a n  sukses membuat emosi orang seketika naik. Ternyata teman Bhisma memang aneh, ya pantes sih sebenernya. Sebab di mata Gani, Bhisma juga aneh banget. Gani tak mau ambil pusing dengan sosok Ricky  y a n g tiba tiba datang  d a n  ngomel ngomel itu, cowok itu hendak segera berjalan untuk mencari bangku kosong agar terhindar dari Ricky  d a n  Bhisma sesegera mungkin. "Ricky, hentikan!" Madam Nina menengahi mereka dengan tampang gahar, guru itu rupanya sangat terganggu dengan keributan  y a n g di buat Ricky  d a n  segera menyentak sosok teman Bhisma itu. Gani  h a n y a   berdecak pelan mendengarnya, ya lagi Ricky ini rusuh juga di kelas. Udah tau ada guru, malah mancing mancing keributan gak penting C u m a  k a r e n a  perkara tempat duduk. Gani benar benar gak habis pikir dengan keanehan  y a n g terjadi pada teman Bhisma itu. Beruntung Madam Nina masih waras  d a n  menengahi ocehan ocehan Ricky  y a n g gak penting itu, ya pasti guru itu muak  k a r e n a  merasa kehadirannya gak di hargai  d a n  ribut semuanya gitu. "Gani, silahkan duduk di sebelah Alya di sebelah sana.  d a n  Ricky, kembali duduk." Suara Madam Nina  y a n g memberikan instruksi serta penyelesaian masalah  y a n g sebelumya terjadi di antara Ricky  d a n  Gani dengan memperebutkan tempat duduk di sebelah Bhisma itu. Madam Nina sudah sangat gerah dengan huru hara  y a n g terjadi di kelasnya hari ini sehingga segera mengambil jalan tengah agar  t i d a k  ada lagi  y a n g berisik  d a n  merusuh di jam pelajarannya ini. Ia sempat menyesal  k a r e n a  menyuruh Gani duduk di sebelah Bhisma, lantaran Madam Nina lupa jika itu merupakan tempat duduk Ricky. Seharusnya sejak tadi ia menempatkan anak baru itu di bangku lain  y a n g juga ada  y a n g kosong saja. "Baik, Madam." Gani mengangkat kembali tasnya dipundaknya, sementara tersenyum sinis ke arah Bhisma, seolah memperingatkan Bhisma bahwa dirinya memang kembali untuk cowok itu. Bahwa Gani memang datang untuk menuntaskan perkaranya dengan Bhisma  y a n g ia anggap belum selesai. Gani memang  t i d a k  memiliki tujuan lain, selain untuk membereskan masalahnya dengan Bhisma. Jika bukan  k a r e n a  itu, untuk apa juga ia jauh jauh pindah ke sekolah ini  d a n  meninggalkan kehidupannya  y a n g sudah tenang di luar kota. Sebab ada banyak sesuatu  y a n g mengganjal  d a n  meminta untuk di selesaikan. Gani  t i d a k  akan pernah bisa tenang selagi ada banyak hal  y a n g berkaitan dengan Bhisma,  y a n g belum terselesaikan itu. Gani lalu berkata pelan pada Ricky, berupaya untuk  t i d a k  mencari musuh baru. Ia  h a n y a   akan fokus kepada Bhisma saja  d a n   t i d a k  mau menambah nambah orang lagi ke dalam masalah mereka berdua. "Sorry." Ucap Gani sebelum melangkah pergi untuk bergegas  d a n  berjalan menuju bangku di sebelah Alya, sesuai dengan perintah dari Madam Nina  y a n g memang menyruuhnya untuk duduk di sebelah Alya. Bangku  y a n g sangat berlawanan  d a n  berjauhan dari tempat duduk Bhisma saat ini. Bukan kah hal tersebut bagus untuk Gani. "Oke, anak-anak, kerjakan dibuku tulis halaman 35 sampai dengan 40. Di kumpulkan." Madam Nina kembali bersuara untuk memberikan tugas pada para siswa,  y a n g mana tadi sempat tertunda  k a r e n a  kedatangan Gani, Ricky,  d a n  keributan  y a n g di sebabkan oleh Ricky  k a r e n a  perkara tempat duduk itu juga. Tanpa mau berlama lama lagi, Madam Nina memilih untuk segera memberikan tugas pada siswa di kelas 10 A ini agar dirinya bisa menyelesaikan prakter pen j e l a s  annya tadi  d a n  bergerak menuju ruang guru  k a r e n a  tugasnya  y a n g nyaris selesai di hari ini. Dengan teriakaan 'huuu' dari setiap siswa-siswi dikelas ini, Madam Nina melangkahkan kakinya keluar kelas. Membiarkan para siswa  y a n g tampak protes dengan tugas  y a n g ia berikan, hal tersebut justru sudah biasa di lakukan para siswa  y a n g meman  t i d a k  suka mengerjakan tugas padahal itu kan memang sudah agenda dalam proses belajar mengajar. Namun, Madam Nina  t i d a k  memedulikannya. Toh meski protes, nanti juga Madam Nina tetap akan memaksa mereka untuk mengumpulkan tugasny amau itu sudah selesai atau pun belum. Madam Nina  d a n  kuasanya  y a n g tak terbantahkan, sementara para siswa tak mampu melawan selain mengerjakan. Guru itu terkekeh pelan, membayangkan otoritas guru dalam memberikan tugas pada siswa siswa nya. "Lo udah nyiapin apa buat ngerjain Vale lagi?" Ricky bertanya saat menyadarai Madam Nina sudah lenyap dari penglihatannya. Ia  t i d a k  langsung mengerjakan tugas  y a n g di berikan oleh Madam Nina,  d a n  memilih untuk mendengarkan pendapat Bhisma terlebih dahulu terkait hal hal  y a n g akan di lakukan untuk mengerjai sosok Vale  y a n g memang harus di balaskan dendamnya itu. Ricky tampak begitu bersemangat  k a r e n a  rasa kesalnya  y a n g kemarin di kerjai Vale habis habisan  d a n  di hukum untuk membersihkan lapangan. * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * T o  B e  C o n t i n u e d * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN