Part 25

3110 Kata
* * * * * * * * * Part 25 * * * * * * * * *   "Lagian, gue gak berniat kok sebangku sama pem..." Gani mulai bersuara lagi, seolah akan memprovokasi Bhisma lagi  d a n  lagi,  d a n  memancing cowok tersebut untuk mengingat pada kejadian masa lalu itu. Gani memang sengaja melakukan hal tersebut,  k a r e n a  memang hal itu lah  y a n g merupakan tujuan atas kemunculan dirinya lagi untuk menghantui kehidupan Bhisma  y a n g sudah damai ini. Enak saja, Bhisma  t i d a k  akan bisa hidup dengan damai sampai kapan pun, Gani akan memastikan hal tersebut  t i d a k  peduli apa pun  y a n g terjadi. Bahkan jika ada berjuta halangan  y a n g akan mengha d a n g, Gani akan melewatinya dengan sigap. Demi memastikan Bhisma  t i d a k  pernah bahagia. "Maaf, Madam, saya terlambat." Ucapan Gani tadi rupanya terpotong oleh sebuah suara  y a n g juga sukses membuat pen j e l a s  an Madam Nina harus ikut terpotong. Gani belum sempat mengucapakan lanjutan katanya itu  y a n g akan kembali menegaskan pan d a n gan Gani terhadap Bhisma di matanya itu. Namun  k a r e n a  kedatangan sosok di depan kelas  y a n g tiba tiba  d a n  mengejutkan para siswa satu kelas itu, membuat Gani justru menahan ucapannya  k a r e n a  suara cowok itu  y a n g mendistraksi perkataannya. Baik lah, tenang saja. Ini baru permulaan kok, masih banyak waktu untuk melancarkan aksinya pada Bhisma. Gani  h a n y a   perlu bersabar selagi menunggu watu  y a n g tepat agar Bhisma bisa mendapatkan balasan  y a n g setimpal. Bhisma mengembuskan napas lega, suara itu sukses membungkam kata-kata Gani. Syukurlah. Ia juga  j e l a s   tak mau mendengar lanjutan kata  y a n g akan di ucapkan Gani itu, meski ia sendiri juga sudah tahu apa  y a n g akan di ucapkan Gani. Hal tersebut sukses membuatnya nyaris emosi lagi pada sosok Gani  y a n g belum ada lima menit di kelas ini, duduk di sebelahnya,  k a r e n a  terus terusan memancing dirinya dengan bersikap sok tenang seperti ini. Bhisma benar benar kesal bukan main  d a n  ingins segera mendepak sosok Gani itu dari hadapannya sekarang juga. Seandainya pelajaran Madam Nina segera berakhir, mungkin Bhisma akan mewujudkan fantasinya itu untuk membuat Gani pergi dari kawasan teritorialnya itu. Namun Bhisma tetap merasa bersyukur  k a r e n a  kedatangan Ricky  y a n g semula ia pikir  t i d a k  masuk kelas, rupanya Ricky  h a n y a   terlambat seperti biasanya. Ia jadi memiliki alasan agar membuat Gani buru buru menyingkir dari bangku di sebelahnya, atau  t i d a k  perlu Bhisma  y a n g melakukannya sudah pasti Ricky juga akan segera mengusir Gani dari sana  k a r e n a  merasa bangkunya  y a n g di tempati oleh orang lain. Ricky paasti  j e l a s    t i d a k  akan mengalah dengan mencari tempat duduk lain, cowok itu sudah pasti akan memilih untuk ribut dengan Gani  d a n  memperebutkan bangku nya itu di banding harus mencari tempat duduk lain  y a n g mana sebagian besar harus satu meja bersama cewek cewek  y a n g menurut Ricky gak  j e l a s  . Lagian Ricky merasa itu adalah tempat duduknya kok. Siapa pun orang  y a n g berani mengganggu kawasannya,  j e l a s   harus segera menyingkir dari sana jika sang empunya tempat sudah datang.  y a n g  j e l a s   Bhisma sangat mensyukuri kehadiran Ricky hari ini, sebab ia  t i d a k  akan tahan berlama lama berada di sebelah Gani. Belum lagi, cowok itu sudah terang terangan mengibarkan bendera perang terhadapnya, dengan terus terusan membahas hal  y a n g membuat Bhisma ingin meledak saat itu juga. Gani terus mengungkit setiap hal  y a n g berkaitan dengan masa lalu mereka,  y a n g mana  t i d a k  pernah Bhisma sukai sebab hal tersebut terlalu menyakitkan. Bhisma enggan untuk mengungkit hal itu terus menerus, sebab tanpa di ungkit pun Bhisma masih mampu mengingat setiap detailnya dengan  j e l a s  . Bahkan sedetik pun Bhisma tak pernah mampu melupakan kejadian itu meski waktu terus berlalu,  y a n g katanya bisa menyembuhkan luka atau kenangan buruk  y a n g tertanam di setiap manusia. Faktanya, Bhisma  t i d a k  mampu melupakan kepingan kenangan kenangan menyakitkan  y a n g pernah terjadi di hidupnya itu. Bahkan meski berbagai upaya telah di lakukan dirinya. Dari mulai berlari menjauh dari tempat kejadian perkara, meninggalkan segala hal  y a n g berhubungan dengan masa lalunya, atau memutus segala kontak dari hal hal  y a n g berhubungan dengan masa lalunya itu. Bhisma telah melakukan segala jenis upaya agar dirinya bisa kembali hidup dengan normal, menjalani hari hari layaknya remaja seusia dirinya. Ia bahkan sudah pernah berhenti sekolah  k a r e n a  rasa trauma akan kejadian tersebut. Segala upaya sudah Bhisma lakukan, tapi tetap  t i d a k  bisa melupakan kejadian itu  y a n g seharusnya tertinggal di masa lalunya. Tapi rasanya kejadian itu terus mengikutinya kemana pun ia berada. Iseng dengan Vale juga menjadi salah satu upayanya, untuk mengalihkan perhatian dirinya pada kesibukan atau aktivitas apa pun  y a n g akan menyita perhatiannya. Hal tersebut cukup berhasil, sebab saat Bhisma se d a n g iseng dengan Vale, Bhisma seolah melupakan segala hal  y a n g berkaitan dengan masa lalunya itu.  k a r e n a  Vale  d a n  segala sikapnya  y a n g sering membuat hal hal aneh, sukses menyita perhatian Bhisma  d a n  membuat fokusnya buyar. Hal tersebut lah  y a n g membuat Bhisma selalu suka untuk membalaskan permainan Vale lagi  d a n  lagi. Sebab  h a n y a   dengan cara itu ia bisa sedikit meninggalkan beban masa lalunya  y a n g seolah mengikat kepalanya. Sikap Vale  y a n g terus memberontak, serta segala jenis kelakuannya  y a n g membuat Bhisma harus terlibat segala jenis perkelahian, taruhan, atau aktivitas lainnya sukses membuat waktu Bhisma menjadi terfokus akan hal hal tersebut, hingga Bhisma  t i d a k  sempat untuk memikirkan kejadian tersebut lagi  y a n g membuat kepalanya sering kesakitan  d a n  da d a n ya sesak  l u a r   b i a s a  . Vale berhasil mengalihkan dunianya  y a n g semula suram menjadi lebih berwarna  d a n  semberawut, tapi Bhisma menyukainya. Setiap hal  y a n g ia lakukan saat menggoda Vale, atau pun mengerjai Vale, atau pun memikirkan strategi demi strategi demi membalas aksi Vale berhasil membuat pikirannya teralihkan lagi  d a n  lagi.  k a r e n a  itu lah meski terka d a n g permainan mereka keterlaluan, Bhisma sangat menikmatinya sebab ia mampu melepaskan beban  d a n  penat  y a n g selama ini merantainya. Segala sesak  y a n g telah lama membelenggunya  k a r e n a  putaran kejadian buruk  y a n g tiada henti berputar di kepalanya, seolah merekam kejadian tersebut lagi  d a n  lagi, terus menerus,  d a n  enggan untuk berakhir. Vale membuatnya bisa bernapas normal, layaknya siswa pada umumnya. Vale membuatnya menjadi memikirkan hal hal  t i d a k  lazim,  y a n g sukses menyita waktunya  y a n g sebelumnya  h a n y a   di isi oleh rasa trauma  d a n  ketakutan  y a n g menghantuinya. Vale membuatnya bisa tertawa  k a r e n a  rasa puas membuat cewek itu merasa kesal atau pun tersiksa. Melihat Vale, Bhisma menjadi seperti remaja pada umumnya  y a n g  t i d a k  memiliki beban pikiran atau pun masa lalu kelam seperti  y a n g terjadi saat ini. Meski kedatangan Gani justru seolah mengembalikan segalanya, membuat Bhisma harus menghadapi  d a n  menerima kenyataan bahwa masa lalu terburuk itu akan terus mengikutnya meski ia telah berlari sejauh apa pun. Gani  d a n  dendamnya  y a n g  t i d a k  akan pernah surut,  k a r e n a  amarah  y a n g masih mengungkungnya hingga detik ini. "Jam berapa ini, Ricky? Kamu melewati jam pelajaran saya, kamu tahu?" bentak Madam Nina saat melihat kedatangan Ricky  y a n g baru datang setelah satu jam pelajaran terlewati. Guru itu melirik jam tangannya sejenak, memastikan perhitungan jam nya  t i d a k  salah agar aksi mengomelnya ini di buktikan oleh fakta  d a n  data. Lalu pan d a n gannya kembali melotot pada sosok siswa di depannya  y a n g baru datang  k a r e n a  terlambat,  d a n  masalahnya sudah sering pula. Ricky memang  t i d a k  ada kapok kapoknya, padahal guru piket dalam urusan menghukum para siswa  y a n g telat sudah memberikan berbagai macam hukuman  y a n g seharusnya bisa membuat para siswa jera. Tapi Ricky tampak  t i d a k  jera sama sekali  d a n  terus telat lagi  d a n  lagi, entah jam berapa Ricky tidur di malam hari sampai harus kesiangan terus menerus. Awalnya Madam Nina masih memaklumi  k a r e n a  Ricky merupakan murid  y a n g tergolong pintar, tpi melihat Ricky menyepelekan waktu  j e l a s   membuat emosinya naik lagi. Ricky pasti merasa ia bisa tetap mengikuti pelajaran  d a n  nilainya bahkan  t i d a k  turun atau merosot meski harus terlambat mengikuti jam pelajaran sekolah di mulai. Rasa pongah itu membuat Ricky bersikap semaunya, makanya Madam Nina lebih baik mengomel agar se t i d a k nya Ricky jera, sampai  t i d a k  akan telat lagi  k a r e n a   t i d a k  mau mendengarkan omelan Madam Nina. Ricky sedikit meringis saat melihat tatapan menghunjam Madam Nina. Ya ampun, tatapan itu nakutin banget buat cowok semanis Ricky ini. Mata Madam Nina melotot nyaris keluar, seolah Ricky sudah melakukan kejahatan serius  y a n g wajib  d a n  halal untuk di maki maki seharian penuh oleh wajah galaknya itu. Rahangnya  y a n g mengeras  d a n  tegas, padahal Madam Nina sudah berumur. Ricky yakin pasti Madam Nina mengikuti olahraga rutin di tempat gim mantan pesulap itu. Atau Madam Nina mengikuti kelas zumba bersama Putri Marino? Atau malah ikuty ngegym bersama suami Putri Marino, yaitu Chiko Jeriko  y a n g semakin hari ba d a n nya juga semakin jadi? Entah lah mana  y a n g benar, kenapa juga Ricky harus memikirkan hal hal  t i d a k  penting semacam ini? Ricky sendiri  t i d a k  paham dengan jalan pikirannya  y a n g se random  d a n  se aneh ini. Ricky sampai terkekeh pelan saat membayangkan Madam Nina se d a n g fitnes di tempat mantan pesulap itu. Madam Nina  y a n g mengangkat benda benda  d a n  alat alat berat untuk memperkuat otot tangan  d a n  kebugaran jasmani itu. Ricky menahan diri untuk tertawa sendiri  k a r e n a  imajinasi di dalam pikirannya  y a n g terus berkembang biak tak beraturan itu, lucu sekali membayangkan Madam Nina akan bergo y a n g goyang, menari nari, sampai meloncat loncat untuk mengikuti kelas zumba bersama Putri Marino. Mengapa imajinasi Ricky semakin aneh aneh saja, ini semua  k a r e n a  wajah Madam Nina  y a n g marah marah sehingga membuatnya seperti cewek cewek perkasa . Ricky berusaha mengembalikan kesadarannya  d a n  fokus pada agen d a n ya saat ini  y a n g harus segera memasuki kelas, ia mengakhiri segala imajinasi aneh tapi memang lucu  y a n g tadi berlangsung di kepalanya. Buru buru ia merapikan bajunya  y a n g tampak berantakan takut kena amukan Madam Nina lagi, biasanya Madam Nina memang selalu mencari tumbal untuk mengomel di pagi hari,  k a r e n a  memang hari guru itu saja  y a n g berlangsung buruk. Malah para siswa  y a n g menjadi amukan oleh guru itu. Ricky ingin mengeluh  d a n  membantah omelannya jika Madam Nina  h a n y a   berusaha melampiaskan kemarahannya saja. Tapi masalahnya Ricky juga sadar kali ini dirinya memang bersalah  k a r e n a  telat masuk kelas, ya  k a r e n a  tadi di hukum kan sama Pak Tono. Udah hukuman lama, ceramah juga lama. Telat  y a n g gak seberapa malah berakhir jadi panjang kan, ini sebenarnya bukan  k a r e n a  Ricky  y a n g telatnya sampai menghabiskan satu jam pelajaran kok, tapi  k a r e n a  harus menyelesaikan rangkaian hukuman  y a n g menghabiskan waktu satu jam pelajaran lamanya. Ricky harusnya meminta sekolah untuk membuat peraturan baru  y a n g  t i d a k  merugikan para siswa  y a n g mana waktunya terbuang sia sia ini. Masa jam pelajaran malah di isi oleh lari lari masal di lapangan C u m a demi menjalankan hukuman aneh  k a r e n a  dirinya  y a n g telat? Ini udah telat loh, ya jadi makin telat dong kalo di hukum juga. "Macet, Madam." sahut Ricky, enggan untuk memperpanjang urusannya di hadapan Madam Nina. Ia sudah cukup panjang menjalani serangkaian hukuman tadi saat di gerbang. Dari mulai mendengarkan dengan khidmat segala jenis ceramah, pidato, atau apa pun  y a n g membuat telinga menjadi panas  k a r e n a  harus sarapan suara Pak Tono  y a n g gak ada bagus bagusnya itu. Di tambah lagi Ricky harus lelah lelahan  k a r e n a  menjalani hukuman berlari mengelilingi lapangan di pagi hari. Ya kan, bahaya banget kan. Masa pagi pagi di suruh lari keliling lapangan. Emang nya Pak Tono tau kalo semua siswa udah sarapan, sampai di suruh lari pagi gitu? Kalo tiba tiba nanti ada siswa  y a n g pingsan  k a r e n a  harus olah raga berat padahal perutnya masih kosong gimana? Ya udah pasti pihak sekolah gak bakal mau tanggung jawab,  d a n  masih memilih untuk menyalahkan si murid  y a n g datang terlambat tanpa peduli dengan alasan apa pun. Ricky harusny tau peraturan sekolah ini memang maha kejam  d a n  tiada tertandingi oleh apa pun. Ia bahkan  t i d a k  bisa berkelit atau mengarang bebas di hadapan guru piket  y a n g sangat menyeramkan  d a n  tak terbantahkan. Jadi mau  t i d a k  mau Ricky  h a n y a   menjalankan hukuman tersebut sampai kelar agar bisa memasuki kelas dengan tenang tanpa ada gangguan apa pun lagi. Baik berupa hukuman lain atau pun ceramah lainnya. "Sekarang, boleh saya masuk?" tanya Ricky lagi, seolah mengingatkan bahwa dirinya masih berdiri di ambang pintu kelas  d a n  belum melangkah masuk  k a r e n a  menunggu respon dari Madam Nina sampai mengijinkan nya untuk memasuki kelas. Gini gini Ricky memang sangat sopan, maksudnya ya kalo gak boleh ikut pelajaran Ricky tinggal cabut kan. Dari pada Ricky tau tau nyelonong masuk ternyata gak di izinin  d a n  berakhir Ricky malah di usir oleh Madam Nina, ya kan repot dong. Mending begini aja, diem di ambang pintu sampai menunggu Madam Nina setuju bahwa dirinya di izinkan untuk memasuki kelas  d a n  mengikuti pelajaran  y a n g tengah di ajarkannya meski pun Ricky sudah tertinggal satu jam pelajaran. Ricky masih menunggu jawaban Madam Nina  y a n g tampak tengah berpikir  d a n  menimbang keputusannya apakah Ricky boleh memasuki kelas atau  t i d a k . Ia benar benar menunggu sejenak  d a n  masih menunggu jawaban Madam Nina dengan sabar, ya biarin aja deh Madam Nina buang buang waktu. Ricky kan C u m a mau mematuhi keputusan guru itu apa pun keputusannya nanti, kalo emang gak boleh masuk ya gampang, Ricky tinggal pergi ke kantin buat sarapan. Toh kebetulan perutnya juga lumayan lapar, emang sih Ricky sempet sarapan di rumah, tapi  k a r e n a  energinya terkuras pas di hukum tadi, jadi ya Ricky udah mulai laper lagi deh. "Lain kali..." Madam Nina baru akan bersuara menanggapi pertanyaan Ricky tadi, dengan mengatakan sebuah perumpaan jika ada  lain kali Ricky akan telat. Sebab sebelumnya juga Ricky sudah pernah telat lagi  d a n  lagi, Madam Nina  j e l a s    t i d a k  melupakan hal tersebut saking seringnya.  d a n  sesering itu lah Madam Nina mengomel pada Ricky berkali kali meski tak kunjung di dengar atau di per indahkan, sebab nyatanya Ricky tetap telat juga. Madam Nina sampai kelelahan mengomel terus  d a n  ingin rasanya  t i d a k  mentorlelir ketelatan Ricky ini  y a n g malah menjadi kebiasaan. Tapi  y a n g  j e l a s   tentu saja  t i d a k  akan kali ini, untuk saat ini ia masih akan berbaik hati  d a n  mengizinkan siswa nya  y a n g pintar tapi doyan telat itu untuk memasuki kelas. Tapi memang ucapannya masih menggantung  k a r e n a  memang gaya bicara Madam Nina  y a n g tegas tapi cukup lambat, gimana ya men j e l a s  kannya. Gitu deh pokonya, bikin orang gampang buat motong ucapan Madam Nina saking gemasnya. Madam Nina  j e l a s    t i d a k  suka sebenarnya jika ucapannya di potong begitu saja padahal belum selesai. Tapi hal tersebut lah  y a n g justru terlihat akan di lakukan Ricky saat Madam Nina baru mengatakan dua patah kata sebagai keputusannya untuk memperbolehkan Ricky masuk ke dalam kelas atau  t i d a k  nya. * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * T o  B e  C o n t i n u e d * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN