Part 10

3122 Kata
* * * * * * * * * Part 10 * * * * * * * * *   Bhisma tergelak, 10 kali? Bukannya dia nyuruhnya c u m an 5 kali ya? Ah k*****t, pasti gue dijebak! s****n banget temen tuh cewek jadi-jadian, bisa banget melebih-lebihkannya sampe dua kali lipat. Bhisma kali ini sepenuhnya yakin, Vale gak pingsan. Cewek itu C u m a berbalik mengerjainya  d a n  ingin membuatnya menjadi tertuduh  y a n g jahat di mata semua orang, di tambah lagi kini melibatkan guru juga. s**l! bisa bisanya Bhisma luput akan siasat licik cewek itu,  y a n g padahal tadi sudah  j e l a s   di tunjukan saat Vale sebelum berlari sudah tersenyum licik meski  h a n y a   sekelebat. Sudah pasti tuh cewek sudah merencanakan ini sebelumnya, lalu melibatkan Lala  d a n  juga si cewek cupu  y a n g dateng dateng bawa guru. Bhisma mengenal  j e l a s   wajah cewek cupu  y a n g tadi sempat di bisikan oleh Vale. Rencana cewek itu memang di luar dugaan, membuatnya kewalahan  d a n  tak sempat mengantisipasi. Bagaimana Bhisma mengantisipasi hal ini, Vale sampai tadi mereka bertemu di depan kelas tampak belum memiliki rencana apa pun  d a n  terlihat  h a n y a   pasrah. Bhisma  t i d a k  tahu jika ternyata cewek itu sudah menyiapkan rencana balas dendam  y a n g di lakukannya selagi menjalani hukuman  y a n g telah mereka sepakatin. Sekali lagi, berengsek! Bisa bisanya Bhisma luput akan hal ini,  d a n  membuat Vale melancarkan aksinya untuk membalas dendam terhadap dirinya. Bhisma tau Vale tak mungkin kalah dengan suka rela,  pasti cewek itu akan memikirkan serangan balasan. Tapi Bhisma tak tahu akan secepat ini. Kalo mereka berdua di pemerintahan, sudah pasti habis uang negara dikorupsi demi kesenangan mereka. Lalu mereka akan mengarang bebas dalam membuat cerita perihal habisnya  d a n a negara tersebut, memanipulasi semua kalangan dengan kata kata  d a n  akting mereka  y a n g  l u a r   b i a s a  . Lihat lah Vale  y a n g masih menikmati akting pingsannya  d a n  tak bergerak sama sekali, belum lagi saat tadi cewek itu sok terjatuh lalu merintih kesakitan, di akhir dengan gaya menjatuhkan tubuh seraya menunjukan bahwa dirinya pingsan.  l u a r   b i a s a  , Vale seharusnya menjadi aktris saja,  t i d a k  usah menjadi siswa di sekolah ini  y a n g biasa biasa aja. Mungkin Vale bisa menyabut penghargaan paling bergengsi dalam segi akting, begitu juga dengan sahabat karibnya, siapa lagi jika bukan Lala. Sebab Vio si oon itu malah masih tampak bingung saat Lala terus mengoceh untuk menyalahkan Bhisma di depan Pak Tono. Bhisma benar benar gak bisa lengah dalam pertarungannya dengan Vale ini, kali ini dirinya mengaku kalah telak  k a r e n a  tak mampu lagi menghindar dengan rencana Vale ini. Mau tak mau dirinya akan pasrah, meski mati matian ia menyebutkan bahwa Vale pura pura pingsan,  j e l a s   tak akan ada  y a n g mempercayai dirinya  k a r e n a  tadi Vale sempat berlari mengitari lapangan sekitar tiga putaran. Hal tersebut seolah cukup menjadi alasan sampai membuat Vale kelelahan  d a n  pingsan seperti ini. Orang orang akan lebih percaya hal itu ketimbang ucapan darinya  y a n g padahal men j e l a s  kan situasi  y a n g sebenarnya. Tapi mereka  h a n y a   akan percaya pada hal  y a n g mereka percayai, dalam hal ini mereka  j e l a s    t i d a k  percaya dengan Bhisma. Mau Bhisma bicara sampai berbusa pun mereka  j e l a s   gak akan percaya  k a r e n a  Vale  y a n g pingsan itu di dukung oleh keringatnya  y a n g mengalir deras,  y a n g memang di dapatinya  k a r e n a  berlari di bawah sinar matahari  y a n g terik  d a n  sudah sewajarnya kan berkeringat. Tapi berkat dukungan ucapan  y a n g di lebih lebihkan dari Lala, sohib Vale  y a n g manipulatif ini, membuat segalanya terasa lebih nyata  d a n  mendukung aksi Vale hari ini. Bhisma benar benar tak mengantisipasi bahwa Vale mempunya teman  y a n g lebih benar ketimbang Vio  y a n g gak perlu di kawatirkan itu. "Bhisma!!!" Pak Tono berteriak dengan sangat kencang, sampai Vale pikir ia akan segera membuka matanya  d a n  mengacaukan ini semua. Vale ingin sekali melihat wajah Bhisma  y a n g tampak shock berat  d a n  kesal setengah mampus  k a r e n a  hal ini, ia sudah membayangkan wajah Bhisma  y a n g tertekuk  d a n  akan dipenuhi dendam  y a n g semakin membara akibat rencana Vale kali ini. Bhisma pasti se d a n g menyiapkan ajang balas dendam lainnya  k a r e n a   t i d a k  menerima kekalahan itu. Apa pun  y a n g Bhisma rencanakan, Vale  j e l a s   tengah berpuas diri terlebih dahulu agar rencana kali ini berhasil, ia akan memastikan Bhisma mendapatkan hukuman  y a n g setimpal dari sang guru  y a n g kini tengah membelanya  d a n  berperan menjadi algojo dalam kasus ini.  l u a r   b i a s a   sekali memang Vale bisa memikirkan hal ini dalam sekejap,  d a n  merealisasikannya dengan sangat baik. Vale sungguh bangga dengan dirinya sendiri. Ia semakin tak sabar ingin membuka matanya  d a n  melihat ekspresi Bhisma. Ah, sabar Vale, sabar! Vale berusaha menguatkan dirinya. Ia  t i d a k  akan mengacaukan rencananya kali ini dengan ulahnya sendiri. Biarkan rencana ini berjalan dengan baik sampai selesai, sesuai denga tujuan awal Vale  y a n g sudah memprediksi bahwa hal ini akan terjadi. Bhisma akan di hukum oleh guru  y a n g ia suruh panggil oleh cewek cupu tadi,  d a n  Lala akan mengompori tragedy ini dengan di lebih lebihkan sedemikian rupa. Vale  j e l a s   tak mungkin salah perhitungan sebab Vale terkenal sangat teliti  d a n  perhitungan sekali, apa lagi jika urusan duit. Perhitungan banget. Perkara jajan di kantin aja Vale sampai bisa menghitungnya dengan detail, apa lagi masalah ginian, Vale gak akan meleset deh. Meski berpikir ekstra cepat tapi rencana Vale  j e l a s   matang. Beruntung hal ini juga di dukung oleh bakat Lala  y a n g  l u a r   b i a s a   dalam mengompori suatu hal, seperti barusan  y a n g menuduh Bhisma sedemikian rupa di hadapan Pak Tono. Jika bukan Lala  y a n g berakting, mungkin  t i d a k  akan sebagus itu. Gak salah Vale memilih Lala untuk melancarkan aksi ini, bayangkan jika hal tadi di lakukan Vio. Sudah gagal seluruh rencana. Vale juga  t i d a k  memberi tahukan rencana ini pada Vio agar bisa berjalan dengan lancar. Terba y a n g suara Pak Tono tadi saat memanggil Bhisma, dapat terdengar  j e l a s   bahwa nada itu menunjukan sebuah amarah  y a n g tak lantas reda  k a r e n a  salah satu siswanya  y a n g membuat huru hara. Pak Tono  y a n g giat dalam menerapkan peraturan  d a n  terkenal ketat sekali,  j e l a s   gak terima melihat kekacauan hari ini,  y a n g menyebabkan Vale sampai pingsan. Ia merasa pekerjaannya dalam memastikan kondisi sekolah  y a n g kondusif, aman, damai  d a n  tentram di rusak oleh Bhisma  d a n  Vale  y a n g membuat huru hara ini. Maka dari itu, Vale yakin banget Bhisma gak akan selamat dari genggaman Pak Tono. Bhisma pasti akan di hukum sedemikian rupa, entah apa hukumannya, tapi hal tersebut seolah cukup untuk menunjukan bahwa Vale  t i d a k  pasrah dalam menghadapi Bhisma. Ia juga bisa menyiapkan rencana balas dendam dalam kurun waktu  y a n g  t i d a k  lama, semua itu di lakukan agar Bhisma tak meremehkan dirinya, seolah jika Vale kalah segalanya selesai. Enak saja, lihat lah kali ini bagaimana Vale menuntaskan dendamnya  y a n g sudah di buat kesal sejak tadi pagi bahkan sampai nyaris telat masuk kelas. Deg degan banget kan tadi saat menghadapi madam nano nano  y a n g seremnya bukan main. "Sini!" bentak Pak Tono dengan suaranya  y a n g menggelegar sampai membuat kerumunan siswa tersebut bubar  k a r e n a  ketakutan mendengar suara dari Pak Tono  y a n g tampak marah sekali pada Bhisma. Tangan Pak Tono memberikan isarat agar Bhisma mendekat kepa d a n ya, saat cowok itu masih berada di seberang lapangan  d a n  melihat kondisi Vale dari jauh. Mata Pak Tono juga tampak melotot seolah menunjukan bahwa dirinya memang se d a n g marah  k a r e n a  ulah Bhisma,  y a n g membuat kedamaian sekolah hari ini menjadi terganggu, juga mengganggu jam istirahat guru tersebut  y a n g seharusnya bisa makan dengan tenang tapi menjadi harus mengurusi hal hal seperti ini. Bhisma memang membuat orang lain sangat emosi. Bhisma  y a n g enggan mencari masalah lebih lanjut  k a r e n a  hal ini,  h a n y a   menuruti perkataan Pak Tono dengan melangkahkan kakinya untuk mendekat pada guru itu. Dalam setiap langkahnya, ia sudah merutuki ke  t i d a k  telitiannya dalam menilai sikap Vale  y a n g ternyata lebih berbahaya dari pada ular berkepala dua. Bhisma kesal setengah mati  d a n  rasanya ingin menyiapkan jutaan pembalasan dendam untuk Vale  y a n g lebih s***s dari ini. Tunggu saja nanti saat Bhisma melancarkan rencana laiinnya  y a n g akan membuat Vale menyerah dengan takluk  d a n  tak mampu membalas apa pun lagi saking terdesaknya. Bhisma akan memastikan bahwa rencana apa pun itu akan menjadi kenyataan suatu saat nanti. Bhisma sudah berada di depan Pak Tono  y a n g meman d a n gnya dengan garang. Bhisma meringis, apa  y a n g bakalan dia dapet sekarang? Bikin anak orang pingsan? Oh God, gue salah banget  k a r e n a  udah nyepelehin tuh cewek jadi-jadian! Ternyata akal tuh cewek banyak banget,  d a n  bisa berpikir secepat itu. Bhisma benar benar harus lebih waspada dengan Vale mulai sekarang  d a n  lebih berhati hati. Tapi  y a n g terpenting dari itu, Bhisma harus mulai memikirkan rencana balas dendamnya untuk Vale. Tentu saja ia  t i d a k  terima jika kali ini ia harus kalah telak dari Vale tanpa ada pembalasan lebih lanjut, jika seperti itu,  j e l a s   mereka  t i d a k  akan berselisih hingga detik ini.  y a n g di lakukan mereka setiap harinya adalah seperti ini, perselisihan tiada akhir dengan Vale tanpa tau apa  y a n g di ributkan  d a n  apa  y a n g di perdebatkan. Seolah menjalani hari hari seperti ini ya memang seru saja bagi Bhisma,  d a n  sepertinya hal itu juga berlaku bagi Vale sebab terbukti Vale terus meladeninya. Jika memang Vale membenci perselisihan ini, sudah pasti Vale enggan untuk capek capek berpikir membalas Bhisma kan? Memikirkan hal tersebut, Bhisma mengulum senyum sejenak. Lucu juga sih, hubungannya dengan Vale bisa seperti ini. Padahal berawal dari iseng iseng,  y a n g ternyata asik juga. Seru juga ya berselisih sampai segininya  d a n  memikirkan perang perang tiada akhir, lalu berujung pada taruhan taruhan aneh  y a n g mengisi waktunya di sekolah. Bukan kah seru di sekolah tak  h a n y a   belajar, datang,  d a n  pulang saja. Melakukan aktivitas seperti ini meski melelahkan tapi juga Bhisma sangat menikmatinya entah  k a r e n a  apa, jadi Bhisma  t i d a k  merasa harus menyudahinya juga. Ia berharap Vale juga merasa begitu. "Pak, saya c u m a nyuruh dia lari 5 kali doang Pak,  d a n  dia baru ngelakuin 2 kali putaran. Dia nya aja tuh  y a n g lebay, masa gitu doang bisa pingsan!" Bhisma berusaha membela dirinya. Dengan mengurangi lari Vale juga,  y a n g padahal sudah tiga putaran. Tapi ya gak papa, Vale juga melebihkannya kebanyakan sampe sepuluh putaran. Apa gak kira kira. Bhisma C u m a ngurangin satu, satu doang. Vale tuh kebanyakan, bisa sampe nambah tujuh putaran. Korupsinya bener bener kebangetan, Bhisma gak keba y a n g banget sih kalo sampe Vale masuk ke pemerintahan, bisa ancur negara ini  k a r e n a  Vale akan melakukan korupsi besar besaran. Apa lagi jika parlemennya semacam Lala  d a n  Vio, bayangin aja! Lala  y a n g juga sama liciknya dengan Vale pasti cocok dijadikan komplotan untuk melakukan tipu muslihat untuk para warganya, Lala dengan segala siasatnya jika disatukan dengan Vale ya udah gak ada obatnya lagi, bakal jadi pasangan  y a n g klop banget. Di tambah lagi Vio, si manusia lemot itu pasti C u m a bikin huru hara  y a n g bikin negara tambah kacau, pasti vio akan membuat kebijakan aneh  y a n g mana malah belibet  d a n  bikin orang susah. Otak lemotnya pasti gak bisa tanggap menghadapi masalah,  y a n g ada malah semakin runyam  d a n  Vio justru malah bingung sendiri, bayangin aja jika mereka bertiga Bersatu untuk masuk pemerintahan, Bhisma lebih memilih untuk pindah kewarganegaraan rasanya. "Semuanya, bawa Vale keruang UKS,  d a n  kamu Bhisma, ikut saya ke kantor," suruh Pak Tono pada para siswa  y a n g berkerumun di sana. Tangannya menunjuk sosok Vale terlebih dahulu  y a n g masih tergeletak dengan di pegangi oleh Lala  d a n  Vio. Lalu tak lama beberapa orang cowok  y a n g tadi se d a n g bermain basket  d a n  di usir oleh Vale, datang menghampiri sosok itu untuk membantu membawa Vale ke UKS. Beberapa anak itu seolah lupa pada kelakuan Vale  y a n g tadi sok jagoan mengusir mereka  h a n y a   untuk melaksanakan hukuman aneh  y a n g justru malah membuatnya tergeletak seperti ini, harusnya mereka mensyukuri saja pas tahu Vale pingsan begini,  k a r e n a  seenak jidat mengusir mereka  y a n g se d a n g asik bermain basket  d a n  di gantikan dengan aktivitas gak penting nan membahayakan ini. Lalu pan d a n gan Pak Tono beralih pada Bhisma untuk menyuruhnya ke kantor agar bisa di proses sesuai hukuman  y a n g ada di sekolah ini,  k a r e n a  Tindakan Bhisma  y a n g keterlaluan  d a n  membahayakan murid lainnya. Jika Tindakan Bhisma seperti ini terus menerus,  y a n g ada malah meresahkan ketentraman sekolah  y a n g se d a n g damai. Maka dari itu lah, Bhisma harus mendapatkan hukuman agar di rasa lebih jera,  d a n   t i d a k  mengulanginya lagi jika di biarkan. Apa lagi murid murid seperti Bhisma ini seolah  t i d a k  ada kapoknya meski sudah di berikan hukuman sekali saja, apa lagi jika  t i d a k  di berikan hukuman sama sekali.  y a n g ada kelakuannya malah semakin gak bener. Bhisma ingin membantah, tapi Pak Tono  t i d a k  memberikan kesempatan untuk bantahan apa pun  y a n g akan diajukan Bhisma pa d a n ya, dengan melanjutkan. "Sekarang!" bentak Pak Tono  y a n g kesal saat melihat raut wajah Bhisma terlihat ingin protes  d a n  berusaha membela dirinya  k a r e n a  hal tersebut, padahal Tindakan Bhisma  t i d a k  ada  y a n g bisa di bela sama sekali. Maka dari itu Pak Tono gak mengijinkan Bhisma untuk membantah ucapannya dengan menimpali duluan saat Bhisma baru akan membuka mulutnya untuk membantah,  d a n  Pak Tono segera memberikan perintah lanjutan  y a n g  t i d a k  bisa di bantah sama sekali  d a n  membuat Bhisma terkesiap  k a r e n a  suaranya  y a n g lebih terdengar seperti bentakan di bandingkan perintah tak terbantahkan. Mata guru itu juga sampai melotot untuk merepresentasikan dirinya  y a n g kesal setengah mati  k a r e n a  sikap Bhisma. Bhisma  h a n y a   mendengus saat mendengar ucapan Pak Tono  y a n g sudah murka seolah  t i d a k  bisa lagi di ganggu gugat  d a n  ucapannya terdengar mutlak,  y a n g artinya perc u m a saja meski Bhisma men j e l a s  kan sampai mulut berbusa pun Pak Tono  j e l a s    t i d a k  akan peduli. C u m a gara gara Vale  y a n g sok pingsan ini, Bhisma jadi berasa berdosa  d a n  salah banget. Emang Vale ini biang masalah banget, manipulatif,  d a n  aktingnya harus di beri penghargaan saking semua orang percaya dengan adegan sok pingsan itu. Tapi, apa jangan jangan Vale beneran pingsan ya? Soalnya ini masih jam istirahat pertama, tadi pagi Vale dating ke sekolah kan telat gara gara di kerjai Bhisma, bisa aja cewek itu belum sempat makan sama sekali  d a n  langsung lari seperti ini, mana tadi Vale larinya cepet banget lagi. Masuk akal juga jika Vale beneran pingsan  k a r e n a  hukuman  y a n g Bhisma berikan,  d a n  berlari mengiotari lapangangan sampai tiga putaran dalam kondisi belum makan. Bhisma juga dapat melihat bulir keringat  y a n g memenuhi dahi Vale,  y a n g membuat Bhisma nyaris mempercayai bahwa Vale memang benar benar pingsan  d a n  kelelahan akibat berlari tiga putaran di tengah cuaca  y a n g terik ini, di tambah lagi perutnya  y a n g masih kosong  d a n  belum terisi makanan. Memang sangat wajar jika Vale jatuh tergeletak  k a r e n a  kelelahan. * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * T o  B e  C o n t i n u e d * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN