* * * * * * * * * Part 9 * * * * * * * * *
Vale segera mengambil tempat diujung garis lapangan. Bersikap seolah cewek itu se d a n g menyiapkan aba aba untuk berlari dengan sekuat tenaga sesuai kemauan Bhisma. Ya memang benar Vale kini se d a n g menyiapkan aba aba, tapi C u m a pencitraan aja agar Bhisma lengah d a n t i d a k memperhatikan setiap detail kerajaannya y a n g memang se d a n g berniat balas dendam. Tunggu ya Bhisma. Dikit lagi, Vale akan menuntaskan hal ini terlebih dahulu, membiarkan Bhisma tersenyum d a n bahagia seDikit. Beberapa saat lagi pembalasan dendam akan di mulai, Bhisma gak akan bisa lagi tersenyum sepongah sekarang d a n akan menangis nangis k a r e n a pembalasan dendam Vale y a n g gak akan main main. Tunggu saja ya Bhisma.
"dua..." lanjut Bhisma y a n g kembali berteriak tak kalah kencang dari sebelumnya.
Vale berjongkok ala-ala orang mau lomba lari gitu. Dengan wajah sungguh sungguh seolah memang ingin ikut perlombaan lari, biar Bhisma senang aja dulu Dikira Vale memang seniat itu menuruti ucapannya. Pokonya Vale akan membuat Bhisma merasa seperti di atas angin sebelum ia hempaskan jatuh ke bumi k a r e n a rencananya y a n g akan menarik Bhisma hingga ke dasar jurang, untuk pembalasan dendam k a r e n a kesialan y a n g terjadi hari ini dengan Bhisma y a n g tertawa sepanjang hari. Vale sudah muak sekali melihatnya d a n ingin mencolok mata Bhisma detik itu juga saking kesalnya dengan wajah bahagia Bhisma itu. Gak papa deh seneng bentar, nanti juga Bhisma akan menderita k a r e n a rencana Vale y a n g seDikit lagi akan di lancarkan.
"tiga... Go!!!" teriak Bhisma. Dengan suara y a n g sangat kencang sebagai bentuk final dari ucapannya y a n g menyuruh Vale untuk berlari mengitari lapangan sesuai dengan kesepakatan di awal. Ia akan mengawal langkah Vale sampai detik terakhir cewek itu kembali ke tempatnya semula setelah lima putara. Rasain tuh cewek jadi jadian, enak kan lari di siang bolong gini. Haus, iya. Capek, iya. Panas, juga iya. Lengkap banget y a n g akan di rasakan Vale membuat Bhisma ingin menyemburkan tawanya dengan keras setiap kali mengingat wajah Vale y a n g sombong itu. Kesombongan Vale harusnya luntur k a r e n a cewek itu sudah kalah telak dalam permainan ini d a n harus mengakui kekalahannya dong.
Santai yakss, Vale segera berlari dengan kekuatan y a n g cepat, kekuatan y a n g jarang sekali digunakannya selama ini. k a r e n a Vale ini termasuk golongan anak y a n g malas dengan pelajaran 'olahraga' apalagi lari, ya jadi mungkin k a r e n a itu Bhisma ngajuin syarat 'lari', tapi dengan mulut Bhisma y a n g menganga seperti ini pasti cowok itu gak tau kalo sebenernya Vale ini sangat-sangat jago soal olahraga apalagi lari.
Vale kan C u m a malas aja, k a r e n a lari tuh buang buang energi. Tapi kalo di suruh lari atau dalam keadaan terdesak y a n g mengharuskan lari, Vale j e l a s jago dalam olah raga ini d a n bisa di adu juga. Mungkin kalo Vale gak mager ia bisa ikutan perlombaan salah satu cabang atletik ini, bisa bisa Vale sekarang sudah jadi atlet d a n mengikuti kompetisi asian games. Wah bayangan Vale kejauhan banget ya, tapi biarin aja deh namanya juga berpikir asal. Vale C u m a terkekeh pelan membayangkan dirinya y a n g menjadi atlet lari, tapi boleh juga sih, banyak siswa berprestasi y a n g menjadi atlet. Mungkin Vale harus mencoba peruntungan dengan menjadi atlet juga.
Vale tertawa dalam hati. Mengejek! Satu putaran sudah terlewat, d a n dua putaran juga sudah bisa dilewati Vale, d a n saat cewek itu akan melanjutkan larinya y a n g ketiga kalinya, seketika ba d a n nya lemas, otot-ototnya kaku, gak bisa digerakin, d a n saat itulah, ia terjatuh.
Vale menjatuhkan dirinya sendiri dengan tangan y a n g memegangi kakinya k a r e n a merasa keram d a n kaki. Wajahnya terlihat kesakitan d a n memelas k a r e n a tak kuasa menahan rasa sakit y a n g di rasakan cewek itu, Vale terus terusan meringis. Di dukung lagi dengan wajahnya y a n g mengucurkan keringat k a r e n a memang teriknya sinar matahari y a n g mengenai kulitnya y a n g membuat Vale berkeringat. Tapi k a r e n a posisinya jatuh seperti itu, Vale di kira keringat pucat d a n sangat kelelahan akibat aktivitas y a n g baru saja di lakukannya itu. Vale tampak pucat, begitu narasinya, serta napas y a n g tersengal sengal k a r e n a merasa sangat kelelahan. Wajahnya pun di buat semenderita mungkin seperti menahan rasa sakit y a n g tiada terkira.
Lalu setelah drama seperti itu, Vale pun menjatuhkan dirinya lagi k a r e n a sudah tak kuasa menahan lemas y a n g ia rasakan. Vale kini tergeletak di tengah lapangan. Sengaja ia tak langsung jatuh tertidur di lapangan k a r e n a takut membentur keras, jadi Vale duduk dulu, baru deh pingsan agar dramatis juga kan. Semua mata sudah mengarah pa d a n ya saat ia terjatuh sambil mengaduh ke sakitan tadi. Kini semakin menyorot k a r e n a tubuh Vale y a n g terbujur kaku di tengah lapangan setelah berlari tiga putaran. Hal tersebut di wajarkan k a r e n a berlari tiga putaran j e l a s sangat melelahkan, terlebih di tengah cuaca seterik ini. Jadi sangat wajar jika Vale pingsan seperti sekarang.
d a n semua orang y a n g se d a n g meman d a n gnya seketika membentuk huruf O dimulutnya. Vale pingsan! Suasana seketika riuh saat melihat tubuh Vale y a n g tergeletak di tengah lapangan dengan keringat y a n g mengucur d a n tubuh pucat pasi. Begitu wacananya. Vale pasti kelelahan k a r e n a berlari mengelilingi lapangan d a n belum sarapan, tubuhnya pasti gemetar menahan rasa lapar sekaligus kelelahan k a r e n a aktivitas ekstremnya itu. Berbagai spekulasi bermunculan dari para siswa y a n g segera berkerumun untuk menghampiri Vale, melihat keadaan cewek itu y a n g masih tak sadarkan diri di tengah lapangan k a r e n a kelelahan. Para siswa y a n g semula tak peduli dengan Vale kini tampak menaruh simpati k a r e n a cewek itu y a n g pingsan kelelahan d a n disebabkan oleh pertikaiannya dengan Bhisma.
Bhisma pun tak luput dari tatapan para siswa y a n g sejak tadi mengetahui apa y a n g tengah terjadi di antara cowok itu dengan Vale, mereka seolah berkasak kusuk, membicarakan Bhisma y a n g di nilai keterlaluan k a r e n a bercandaannya dengan Vale y a n g sudah di luar batas hingga membuat cewek itu pingsan. Para siswa pun kini seolah menatap Bhisma dengan pan d a n gan menyalahkan, merasa kesal bukan main oleh cowok itu. Jiwa jiwa empati d a n sosial dari mereka seolah baru keluar sejak melihat Vale y a n g tergeletak tak sadarkan diri k a r e n a kelelahan itu. Se d a n g Bhisma masih diam saja di tempatnya, enggan untuk bertanggung jawab akibat perbuatannya itu.
Bhisma j e l a s kebingungan dengan apa y a n g terjadi, gak mungkin banget Vale pingsan. Cewek itu kan cewek jadi jadian, tenaganya kuat banget, apa lagi staminanya. Kayak bukan Vale banget kalo di suruh lari aja udah pingsan, ini pasti akal akalan cewek itu. Bhisma masih terkejut d a n t i d a k percaya, bingung harus mempercayai y a n g mana. Apa y a n g tertangkap oleh matanya saat ini yaitu Vale y a n g tergeletak di tengah lapangan tak sadarkan diri, atau analisisnya y a n g mengatakan bahwa Vale t i d a k mungkin pingsan semudah itu. Bhisma benar benar yakin dengan instingnya kali ini, ia mengenal Vale, sangat mengenal cewek itu. Rasanya aneh juga melihat cewek itu menjadi selemah ini, gak mungkin banget kan.
"Ah, k*****t lo Bis. Liat noh, temen gue pingsan! Gila lo!" Lala langsung berlari kearah tangga untuk turun menemui Vale y a n g terkapar ditengah lapangan dengan banyak pasang mata meman d a n gnya. Ia tampak meman d a n g sengit pada Bhisma terlebih dahulu, menatap cowok itu dengan pan d a n gan menuduh d a n menyalahkan bahwa Bhisma lah penyebab Vale sampai pingsan seperti ini. Sebab memang Bhisma y a n g memiliki ide d a n perintah agar Vale berlari di lapangan sampai jatuh pingsan seperti itu. Tindakan Lala seolah mendukung praduga untuk menyalahkan Bhisma lebih jauh, y a n g diikuti oleh para siswa y a n g ada di sekitar mereka y a n g ikut ikutan menyalahkan Bhisma atas kejadian ini. Permainannya dengan Vale y a n g di nilai t i d a k penting sehingga t i d a k ada y a n g mempedulikannya, justru malah membuat Vale menjadi seperti itu.
t i d a k lupa juga Lala menarik Vio untuk ikut bersamanya. Vio y a n g malah ikut bengong saat melihat Vale pingsan, d a n menatap ke arah Bhisma secara bergantian. Ingin ikut menyalahkan Bhisma seperti Lala, tapi ternyata Vio t i d a k seberani itu untuk menyalahkan Bhisma. Jadi y a n g ada Vio malah tampak kebingungan sendiri d a n t i d a k melakukan apa pun. Jika t i d a k di seret Lala untuk segera pergi dari sana, mungkin Vio masih tampak kebingungan d a n diam saja di tempatnya k a r e n a t i d a k tahu harus melakukan apa. Padahal j e l a s j e l a s temannya kini se d a n g tergeletak di tengah lapangan d a n tak sadarkan diri, otak lemot Vio dalam hal ini juga kesulitan untuk mencerna apa y a n g harus di lakukannya jika melihat temannya pingsan. Vio memang benar benar, lama sekali berpikirnya.
"Ayo, Vio!" ajak Lala saat melihat Vio y a n g masih belum bergerak, lalu menarik Vio dengan lebih bertenaga agar cewek itu tersadar d a n ikut bergerak bersamanya untuk menuju anak tangga agar bisa turun ke lapangan menghampiri Vale y a n g masih di kerumuni para siswa y a n g berniat menolong. Lala t i d a k peduli dengan Vio y a n g masih tampak bingung, bisa di tebak Vio pasti memiliki banyak pertanyaan y a n g ingin di ajukan. Tapi k a r e n a suasana se d a n g genting, cewek itu diam sejenak d a n h a n y a mengikuti langkah Lala untuk menuju ke lapangan d a n menghampiri Vale y a n g masih t i d a k sadarkan diri.
Lala d a n Vio sudah sampai di lapangan, mereka segera berjalan menyingkirkan kerumunan di hadapan mereka agar bisa melintas untuk menghampiri Vale. Lala tampak galak pada siapa saja y a n g menghalanginya, agar mereka semua cepat minggir d a n cewek itu bisa lewat tanpa membuang waktunya. Se d a n g Vio di sampingnya h a n y a terus mengikuti Lala tanpa tau apa y a n g harus di lakukannya, cewek itu h a n y a mengekori Lala saja dari pada ia salah langkah d a n membuat orang lain emosi. jadi saat ini Vio memilih tak banyak bicara d a n h a n y a terus mengikuti kemana Lala membawanya, sebab ia juga tau kini y a n g terpenting adalah keselamatan Vale y a n g se d a n g kritis k a r e n a pingsan.
“Minggir dong! Gue mau lewat! Itu temen gue y a n g pingsan!” kata Lala saat membelah kerumunan y a n g ada dengan tatapan garangnya, serta suaranya y a n g juga bossy membuat orang orang y a n g tengah berkerumun menuruti ucapan cewek itu d a n menyingkir dengan teratur. Lala h a n y a berdecak pelan melihat mereka menuruti ucapan Lala, lalu cewek itu pun berjalan santai untuk menghampiri Vale y a n g tengah sok tergeletak tak sadarkan diri. Padahal Lala tahu d a n paham apa y a n g tengah terjadi saat ini, ia sudah di beri tahu sebelumnya oleh Vale tentang rencana ini. Tapi untuk mendukung rencana tersebut Lala yaa harus pura pura khawatir juga seperti saat ini.
Lala d a n Vio sudah ada disamping Vale, melihat keadaan sahabatnya itu dengan sok khawatir. Kalo Vio sih ya khawatir beneran, k a r e n a cewek itu kan emang gak di kasih tau tentang rencana ini. Bayangkan kalo Vio tau, bisa bisa pas Vale lagi pingsan begini Vio malah ngasih tau ke semua orang kalo Vale C u m a pura pura pingsan. y a n g ada image Vale d a n Bhisma langsung tertukar, bukan lagi Bhisma y a n g teraniaya oleh tatapan orang orang y a n g menghakiminya, tapi Vale bisa di anggap mencari sensasi. Maka dari itu, untuk menghindari hal hal y a n g t i d a k di inginkan akibat kebocoran mulut Vio, maka lebih baik memang Vio t i d a k perlu di beri tahu perihal rencana ini. Di biarkannya saja Vio h a n y a mengikuti permainan ini, d a n akan di beri tahu nanti setelah rencana ini selesai d a n berhasil.
“Vale, Vale ya ampun ba d a n lo dingin semua gini!” kata Lala saat berjongkok di sebelah Vale d a n memeriksa kondisi Vale y a n g hendak di gotong oleh beberapa orang y a n g ada di sana. Wajah Lala kini tampak khawatir melihat kondisi Vale, serta ucapannya juga j e l a s j e l a s di lebihkan agar drama siang ini mendukung. Lala berusaha mengguncang bahu Vale, membuat cewek itu sadar. Selayaknya orang normal y a n g melihat sahabatnya sendiri pingsan, sudah pasti khawatir kan. Begitu lah peran y a n g harus di jalankan oleh Lala. Terlihat khawatir k a r e n a kondisi Vale y a n g belum sadarkan diri.
Vio di sebelahnya justru malah menangis melihat Vale pingsan, cewek itu sudah bingung harus bersikap bagaimana, tapi melihat sosok Vale y a n g t i d a k sadarkan diri Vio malah menangis kencang. “Vale bangun! Vale kenapa? Vio janji deh gak akan ngeselin lagi kalo Vale bangun.” Jerit Vio heboh sambil terus terisak d a n sesekali mengusap air matanya y a n g sudah memenuhi pipi cewek itu k a r e n a menangis dengan keras. Vio terus terusan mengusap air matanya itu k a r e n a tak kunjung usai, seiringan dengan tangisnya y a n g masih deras melihat kondisi Vale y a n g tak sadarkan diri k a r e n a berlari tadi.
Vale y a n g t i d a k pingsa, dalam hati mengeluh pelan mendengar suara tangisan Vio y a n g heboh sekali. Vio pasti nangis beneran, dasar oon. Kenapa sih Vio segala nangis, ini kan Vale C u m a pingsan, di tangisin gitu kan jadi aneh dong. Di tonton sama banyak orang pula, Vio emang gak punya malu ya nangis di tengah tengah banyak orang begini. Ini efek k a r e n a Vio t i d a k di ajak kerja sama untuk melancarkan rencana ini, tapi ya di ajak juga perc u m a, y a n g ada malah bikin kacau rencana ini deh gara gara sikap Vio y a n g ember d a n gak bisa di kontrol sama sekali.
Lala y a n g menyaksikan Vio menangis juga ikut meringis, tampak malu dengan sikap Vio y a n g malah menangis histeris seolah Vale se d a n g kecelakaan akibat di tabrak mobil. Lala gemas sekali d a n ingin menyuruh Vio diam d a n tak usah menangis, tapi keramaian ini membuatnya urung untuk melakukan hal tersebut k a r e n a takut di curigai. Sudah bagus Vio bersikap seperti itu jadi pada mengira Vale benar benar pingsan sampai membuat sang sahabat menangis k a r e n a takut kehilangan itu. Vio bisa mendukung drama ini agar tampil lebih menarik d a n membaut banyak orang mengetahui betapa kejamnya Bhisma telah melakukan hal ini pada Vale. Cowok itu pasti langsung di pan d a n g jelek oleh banyak orang.
Saat se d a n g ribut seperti ini, suara berat itu muncul dari arah belakang Lala. Cewek itu terkejut saat melihat siapa y a n g baru saja datang, matanya membesar untuk beberapa saat. Lalu ia mulai paham saat melihat salah seorang cewek cupu y a n g tadi di bisiki oleh Vale datang bersama guru tersebut, ah rupanya ini masih dalam bagian rencana Vale. Lala mengangguk paham d a n h a n y a kembali mengikuti permainan ini agar segera berakhir d a n Vale bisa menikmati kemenangan telaknya dari seorang Bhisma y a n g nyebelin banget ini. Lala buru buru mundur dengan teratur agar guru tersebut bisa maju menghampiri Vale d a n melihat kondisinya, serta membuat keputusan agar Vale segera di bawa ke ruang UKS untuk dilakukan pengobatan olehnya. Paling juga apa sih y a n g di obatin. Mereka punya obat obatan pereda nyeri? Memangnya di UKS ada apoteker apa, siapa y a n g menjamin obat tersebut takaran dosisnya pas? Kalo misal kelebihan, nanti mereka overdosisi gimana?
Ya pihak sekolah gak bakal mau tanggung jawab k a r e n a uangnya y a n g gak ada untuk mengurus hal hal tersebut. UKS juga C u m a semacam tempat istirahat buat siswa y a n g sakit kelelahan doang, gak ada dokter atau petugas medis y a n g berjaga atau pun bertanggung jawab di sana. Jadi akan sangat aman kalo Vale di bawa ke UKS k a r e n a pura pura sakitnya gak akan ketahuan k a r e n a tentu saja tak ada y a n g berwenang untuk mendiagnosa kondisi Vale. Hal tersebut j e l a s sudah termasuk dalam perhitungan Vale mengenai rencananya dalam ajang balas dendam pada Bhisma ini. Lihat saja, ia t i d a k akan semudah itu menyerah d a n mengaku kalah. Vale akan menunjukan siapa dirinya y a n g sebenarnya. Ini baru langkah awal, wajah Bhisma sudah panik. Gimana dengan rencana selanjutnya. Bhisma bisa jantungan kali ya. Vale jadi geli sendiri membayanginya, d a n senang bukan main j e l a s saja jika sampai Bhisma shock berat akibat dari rencananya kali ini. Vale semakin mengagumi kecerdasan otaknya y a n g bisa memikirkan ajang balas dendam ini dengan sangat epic.
"Ada apa ini? Kenapa Vale bisa pingsan seperti ini?" Pak Tono, guru piket dengan wajah y a n g penuh jerawat serta rambut y a n g sangat lepek y a n g melekat dikepalanya itu meman d a n g mereka semua dengan tajam.
Mata Pak Tono kini menelusuri setiap siswa y a n g berkerumun di lapangan tersebut, berusaha mencari tahu apa y a n g tengah terjadi, seolah menuntut pen j e l a s an dari mereka semua y a n g terlibat di sana y a n g pasti mengetahui apa penyebab dari salah satu siswi y a n g tergeletak di lapangan ini. Sayangnya, di tatap Pak Tono sedemikian rupa, para siswa y a n g berkumpul itu lebih memilih untuk mundur dengan teratur dari pada menjadi sasaran di tanya tanya oleh Pak Tomo y a n g kini seolah menjadi mangsa untuk mencari jawaban dari para siswa y a n g berada di sana. Masalahnya mereka juga gak mau terlibat di antara konflik Vale d a n Bhisma y a n g serasa tiada akhir itu.
Lalu bak, malaikat penyelamat, Lala menunjuk ke arah Bhisma y a n g masih setia berdiri di sana dengan mulut menganga. Tangan Lala menunjuk dengan sangat j e l a s , serta wajah y a n g dengan yakin mengarah pada Bhisma y a n g sudah mulai turun ke lapangan untuk memastikan kondisi Vale apakah benar pingsan atau h a n y a pura pura pingsan. Lala tahu Bhisma masih menaruh curiga, cowok itu j e l a s gak gampang percaya. Maka dari itu Lala harus buru buru menuntaskan urusan Bhisma agar cowok itu segera di giring oleh Pak Tono lantaran membuat Vale sampai seperti ini. Maka Vale akan dengan semangat menunjuk Bhisma dalam hal ini, y a n g memang semua orang tahu bahwa cowok itu penyebab Vale berlari di lapangan saat jam istirahat seperti ini.
"Dia Pak, Bhisma y a n g udah nyuruh Vale lari keliling lapangan 10 kali, sampai akhirnya Vale pingsan! Salah dia Pak!" kata Lala menyalahkan Bhisma. Suaranya terdengar berapi api d a n semangat sekali menyalahkan Bhisma, wajahnya pun menunjukan ekspresi seolah olah Bhisma ini pembunuh berantai y a n g k**i d a n tak berperi kemanusiaan saking Lala menuduhnya demikian. Lala memang l u a r b i a s a dalam urusan berakting seperti ini, h a n y a sekali di bisikan oleh Vale, cewek itu sudah paham apa y a n g harus di lakukan olehnya dalam skenario ini. Maka Lala menjalankan perannya dengan baik, sebagai penuduh Bhisma dalam melakukan ajang balas dendam Vale y a n g di kerjai habis habisan oleh cowok itu. Lala j e l a s membantu Vale dengan suka rela sebagai teman y a n g baik, tak jauh berbeda seperti Ricky y a n g juga membantu Bhisma menjalankan tugas biadab dalam mengerjai Vale, padahal Ricky t i d a k ada masalah sama sekali dengan Bhisma.
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * T o B e C o n t i n u e d * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *