[SOPHIA] . Bebeğim ... bebeğim ... my baby ... Ada sesuatu menggelitik di wajahku. Juga suara itu ... sayup-sayup di telingaku. Kelopak mataku membuka perlahan. Kamar yang kutempati masih gelap, namun saat mataku mengerjap dua kali, aku bisa melihat sosok laki-laki duduk di samping tubuhku. "Sophia ... bebeğim ..." "Ha—Hagia ...? Apa benar itu kau, Hagia?" Sosok itu bergerak, wajahnya mendekat, aku mengerjap sekali lagi untuk bisa melihatnya lebih jelas. Cahaya ... aku membutuhkan cahaya ... Tanganku meraba tombol lampu meja, tapi tangannya menghalangi. "Kau sangat rindu padaku sampai mengigau memanggil namaku, ya?" bisiknya di telingaku. Aku bergidik, geli, tapi aku semakin yakin itu Hagia-ku. Suaranya, aroma tubuhnya, juga caranya menggodaku. Aku berusaha bangun dari tempat

