Membara

1005 Kata
Wanita yang ia rindukan nampaknya sudah kembali. Aditya sudah lama menunggu saat seperti ini. Dia ingin istrinya yang cantik dan juga berbakti kembali lagi, yang akhirnya membuatnya merasa merindukan kehangatan Angel. Aditya yang sudah lama tidak memasuki kamar Angel datang. Dia mengetuk pelan kamar Angel lalu membuka pintu. Jantungnya berdetak kencang karena merasa gerogi. Ia hampir saja menertawaka dirinya yang seperti pria kasmaran. "Angel," panggil Aditya. Karena tidak ada jawaban, ia masuk tanpa ijin. Saat itulah ia melihat wajah Angel yang cantik dan terlelap. Seperti biasa, ia memakai lingerie yang seksi dan hampir menerawang. Mata Aditya bisa menangkap lekukan tubuhnya yang memiliki pinggang sempit dan melebar membentuk pinggul yang besar dan indah. Apel nya yang lebih besar dari milik Nila, naik turun bersama dengan nafasnya yang lembut. Aditya semakin bersemangat untuk menjamah sang istri. Ia seolah lupa jika setiap malam melampiaskan hasratnya pada wanita lain. "Angel, bangun donk. Aku ingin kita memadu kasih seperti dulu," ujar Aditya. Bagaimana pun marah nya ia pada Angel, rasa cinta yang terkubur karena kekecewaan nya menghilang setelah kebaikan yang Angel tunjukkan. Ia mulai berharap untuk memperbaiki semuanya lagi. Jika Angel berubah menjadi seperti dulu, ia tidak keberatan membawa Nila pergi ke rumah lain agar tidak ada yang sakit hati. "Angel, sayang. Bangun donk." Alis Aditya mengernyit kala Angel tidak bereaksi. Tangannya mulai mengguncang tubuh sang istri agar bangun. Namun yang ia dapatkan adalah kulit yang panas. Bisa dikatakan kalau Angel demam. "Angel, astaga. Kamu demam," pekik Aditya. Barulah Aditya sadar jika Angel pingsan karena demamnya. Dia segera memanggil dokter keluarga untuk datang ke rumah. Sungguh ia merasa khawatir melihat Angel yang seperti ini. "Sudah berapa lama Angel demam? kenapa ia tidak meminta tolong padaku kalau ia demam atau sakit?" tanda tanya besar mulai muncul di benak Aditya. Tak lama kemudian dokter datang, Aditya segera membawa dokter tadi ke kamar Angel untuk memeriksa. Dengan wajah yang khawatir, ia menunggu hasil pemeriksaan dokter. "Perlu dilakukan tes untuk mengetahui alasan Bu Angel demam. Tapi saya sudah memberi infus dan obat suntik agar menurunkan demam bu Angel. Besok saja akan datang dan mencabut infus. Saya harap besok anda mengantar Bu Angel ke rumah sakit," ujar Dokter Ilyas. Aditya mendesah. Walau sakit Angel sama sekali tidak mengeluh. Dia seperti terbiasa menanggung semuanya sendiri. " Terima kasih sudah mau datang malam-malam," ucap Aditya. Dia mengantarkan dokter tadi ke depan lalu kembali ke kamar Angel. Ia memandangi Angel yang masih memejamkan mata. "Kamu sakit apa Angel? kenapa dokter sampai tidak tahu penyakit mu?" guman Aditya. Ia tadi mengira kalau Angel hanya sakit radang seperti orang pada umumnya. Sayangnya perkiraan nya salah. Jadi saat ini ia memutuskan untuk tidur di kamar Angel agar bisa memantaunya. *** Di sisi lain, Nila mulai penasaran karena Aditya malam ini tidak datang ke kamarnya. Biasanya pria itu tidak pernah absen untuk minta jatah padanya. Namun hari ini, ia justru tanpa kabar. "Kenapa Mas Aditya tidak datang dan memberi kabar ya?" guman Nila. Dia mencoba mengirim pesan pada Aditya. Lalu menelpon nya. Sayangnya pria itu tidak menjawab semua panggilan dan chat. Hal ini membuat Nila frustasi. Ada rasa takut di hatinya. "Apa sich mau mas Aditya?" gerutu Nila. Tiba-tiba ia teringat dengan kejadian waktu sore hari. Saat itu ia melihat Aditya nampak senang dengan layanan yang Angel berikan. Muncul rasa cemburu di hati Nila saat ia teringat dengan pemandangan tadi. "Apa mas Aditya melupakan aku karena nyonya kembali baik sama dia? Hanya karena nyonya masak satu kali, kamu sudah lumer. Apalagi kalau seperti aku yang melayani mu dengan tulus mas." "Jangan- jangan mas Aditya tidur di kamar nyonya. " Pikiran buruk muncul satu persatu di benak Nila. Dadanya serasa sesak membayangkan Aditya tidur bersama dengan istri pertamanya. Untuk memastikannya, ia nekat keluar kamar dan memeriksa kamar Aditya yang ada di lantai dua dan bersabelahan dengan kamar Angel. Perlahan ia melangkah kan kaki agar tidak ada yang mendengar. Nila bertindak seperti maling yang ingin mencuri barang. "Mas," panggil Nila saat ia sampai di depan pintu kamar Aditya. Maklum saja, Aditya yang marah dengan Angel tidak mau lagi tidur di satu kamar. Akhirnya ia memilih tidur di kamar sebelah. Jadi ia bisa bebas dari Angel jika ingin menemui Nila di malam hari. "Kenapa tidak ada yang menjawab? Apa mas Aditya sudah tidur ya?" Karena tidak ada jawaban, Nila memutuskan untuk membuka pintu. Yang ternyata tidak ada orang di dalamnya. "Mas Aditya di kamar mandi ya?" panggil Nila. Ia merangsek masuk ke dalam untuk membuka pintu kamar mandi. 'Barang kali Aditya ada di kamar mandi?' Akan tetapi ia kembali diterpa kekecewaan. Kini hanya ada satu tempat yang tersisa yaitu kamar istri pertamanya. "Apa mungkin mas Aditya ke kamar nyonya?" tanya Nila lirih. Dia tidak bisa membayangkan seperti apa rasa sakit yang ia tanggung kalau memang suami rahasia nya akan mengunjungi istri pertamanya. Dia jelas tidak memiliki hak untuk marah karena dirinya adalah selingkuhan. Namun ia juga tidak terima dikecewakan seperti ini. Bukan ini yang Aditya janjikan saat menikahi dirinya. Untuk memastikan kecurigaannya, ia pun menuju ke kamar Angel. Saat ia melihat lampu yang menyala, ia tahu jika harus menghadapi kebenaran. Aditya saat ini bermalam dengan Angel. Hanya karena Angel memaksakan dirinya, Aditya luluh begitu saja. "Dasar laki-laki, " geram Nila. Harga dirinya sebagai istri kedua tidak terima saat mendapati kalau suaminya lebih memilih istri pertama hanya karena Angel mau masak. Dia sangat kesal dan memilih kembali ke kamarnya. Nila bersumpah akan membuat Aditya menyesal karena memilih Angel malam ini. "Aku ngak akan mau ngasih kamu jatah, Mas." Tekad itu sudah bulat. Jika Angel kembali keluyuran lagi, Nila bertekad akan membuat Aditya memohon untuk ia layani. Nila akan pura- pura jual mahal sehingga Aditya jera dan tidak akan memilih ke kamar Angel lagi. Angel yakin jika hal itu tidak akan lama lagi. Malam ini, untuk pertama kalinya Nila menangis. Dia sangat sakit hati dan terluka. Ada rasa sesak yang sulit dijelaskan oleh kata- kata. 'Bagaimana mas Aditya semudah itu berubah, hiks...' Nila seolah lupa jika ia menjadi wanita kedua maka ia harus rela berbagi suami. Apalagi dirinya lah yang masuk ke dalam rumah tangga Angel. Tbc.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN