Semakin tega

1373 Kata

Satu hari kemudian Mas Heri sudah pulang dari klinik, ia menjual ponselnya untuk membayar biaya perawatan selama di klinik, bukannya prihatin justru malah ingin tertawa melihat penderitaannya. "Coba aja waktu itu kamu ga rampas paksa hape-ku pasti kejadiannya ga bakalan begini," cetusku sambil menyeduh s**u untuk Nasya. Lelaki itu hanya diam tanpa kata, sepulang dari klinik ia memang berbeda tak lagi mengajakku bicara, mungkin masih marah karena aku meninggalkannya di saat sedang kesusahan. Bukannya aku tega atau bermaksud berbuat durhaka terhadap suami sendiri, melainkan untuk menyadarkannya dari perbuatan dzalim, karena jauh dalam lubuk hati aku sangat menginginkan rumah tangga ini tentram dan damai. "Ayo, Heri makan dulu jangan ngelamun aja," sahut ibu yang baru selesai memasak nasi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN