Sungguh, Vanya tidak bisa berkonsentrasi sedikitpun hari ini. Sudah hampir jam makan siang, semua pekerjaannya stuck di tempat, apapun yang akan dia kerjakan tiba-tiba blank. Fisik dan pikirannya benar-benar tidak bisa sinkron. Ya bagaimana mungkin Vanya bisa tenang kalau sekarang keluarganya sedang dalam masalah besar. Pernah terbesit di dalam hatinya untuk menikah dengan Pak Darman, tapi kemudian dia ragu dan akhirnya lebih memilih untuk mencari jalan keluar lain. Membayangkannya saja sudah ngeri sendiri. Feli yang baru keluar dari pantry, melihat Vanya tengah memegangi kepalanya, seperti sedang berpikir keras. "Ve, kau baik-baik saja?" Dan tiba-tiba kepala Vanya terasa pusing, "Aku sedikit pusing." Feli mendekat,"Astaga, kau pucat sekali. Ayo, aku antar kau ke klinik kantor dulu