1. PEMUDA PEMBERANI
Di sebuah hutan yang membentang luas, terdapat desa terpencil yang unik dan indah, desa itu diberi nama desa Blue-Sky, yang berarti langit biru yang cerah. Penduduknya juga tidak banyak, mungkin kurang dari 100 orang. Namun kehidupan di desa itu cukup bahagia dan tentram, para penduduk selalu bekerja sama dalam mempertahankan kehidupan mereka.
Di hutan sekitar desa itu banyak terdapat buah-buahan dan binatang buruan. Hampir setiap hari penduduk tersebut berburu binatang untuk mencari kebutuhan pangan, para remaja diperbolehkan ikut serta dalam berburu namun tidak wajib, dan itu hanya khusus untuk laki-laki. Sebagian besar yang berburu adalah laki-laki dewasa, sedangkan para wanita sebagian ada yang mencari buah-buahan, jamur atau sayuran, ada pula yang sedang mempersiapkan sesuatu untuk memasak hasil buruan.
Di desa itulah hidup seorang Pemuda pemberani yang bernama Stev Diego Toshiro, biasa dipanggil Stev si Hati Ganda. Julukan itu dia dapatkan karena memiliki sifat yang sering berubah-ubah, terkadang dingin seperti Es namun terkadang panas seperti Api, Stev seolah-olah memiliki kepribadian ganda. Entah dari mana asal sifatnya tersebut, masih sangat misteri. Uniknya, kedua mata Stev juga berbeda, di sebelah kanan berwarna biru dan sebelah kiri berwarna merah.
Stev adalah pemuda berumur 24 tahun, saat ini dia menjadi pemimpin para pemburu binatang buruan. Dia sangat disegani oleh semua penduduk di desa Blue-Sky, oleh karena itu Stev diberi kepercayaan oleh para penduduk menjadi pemimpin pemburu binatang.
***
Saat ini Stev dan anggota pemburu lainnya sedang berkeliling hutan untuk mencari binatang buruan. Biasanya mereka mencari rusa liar, kelinci hutan, ikan air tawar, burung puyuh, tupai dan lain sebagainya. Mereka hanya membawa peralatan berburu sederhana, seperti bambu runcing, tombak kayu dan anak panah. Semuanya tampak semangat sekali dalam mencari kebutuhan pangan, mereka akan berusaha sebaik mungkin dan tidak akan pulang jika belum mendapatkan hasil binatang buruan.
Terlihat Stev sedang mengendap-endap, sepertinya sedang mengincar seekor binatang hutan. Stev menggunakan peralatan tombak runcing dari kayu, ternyata dia sedang mengincar sekumpulan rusa liar, namun yang dia butuhkan hanya 1 ekor saja, karena itu sudah cukup. Sementara anggota kelompoknya menunggu hasil dari Stev, mereka berharap semoga Stev berhasil mengincar rusa liar tersebut.
Stev mendekat perlahan-lahan agar sekumpulan rusa liar itu tidak menyadari kehadirannya, kebetulan juga rusa liar itu sedang makan buah segar yang terjatuh dari pohon. Setelah Stev cukup dekat dan kira-kira sesuai untuk menyerang binatang buruan, dia langsung melempar tombak dengan kuat-kuat hingga terdengar suara melesat cepat.
Tombak runcing meluncur dengan sangat cepat, dan akhirnya tombak itu mengenai sasaran dengan tepat, Stev berhasil melukai 1 kaki belakang bagian atas rusa liar.
"Oke, berhasil!" ucap Stev merasa senang.
Selanjutnya Stev mengajak kelompoknya untuk menangkap rusa liar yang terluka itu, sedangkan rusa liar yang lainya langsung kabur dengan cepat. Stev dan teman-teman bergerak cepat, sebisa mungkin mereka berlari meski banyak semak belukar di sekitar mereka. Rusa liar itu mencoba kabur, akan tetapi kesulitan berlari karena kakinya terluka parah.
Akhirnya dengan kerja sama kelompok, mereka berhasil menangkap rusa liar itu, semuanya bersorak bahagia. "Hore...! Kita berhasil."
"Stev, kamu selalu hebat dalam mengincar target," ucap teman dekatnya yang bernama Khen. Stev menjawab dengan tersenyum sambil menggerakkan kedua alisnya.
Setelah mereka menangkap rusa liar, agar binatang itu tidak kesakitan, salah satu anggota kelompok menyembelih rusa liar tersebut, kemudian mengikat semua kaki rusa liar agar bisa digotong menggunakan sebatang kayu kokoh, harus dua orang yang membawa hasil binatang buruan karena cukup berat, terkadang mereka bergantian dalam menggotong hasil buruan tersebut.
Meskipun sudah mendapatkan seekor binatang buruan yang besar, mereka tidak langsung pulang, akan tetapi mencari kebutuhan pangan yang lain. Stev dan kelompoknya menuju sungai yang ada di tengah hutan, mereka berencana mencari ikan air tawar untuk tambahan bahan pangan. Sungai itu sangat jernih dan cukup luas, terdapat banyak binatang air terutama ikan air tawar, namun ada juga kepiting, udang atau bahkan belut.
Akan tetapi ketika baru sampai di sungai, tiba-tiba Stev mencopot pakaiannya hingga menyisakan celana dalam saja, kemudian berlari dan melompat ke air sungai. "Semuanya, ayo kita mandi dulu saja! Segar sekali ini airnya," teriak Stev.
Semuanya malah bengong, namun Khen sahabatnya berkata, "Benar juga. Aku juga merasa gerah. Ayo, semuanya! Gak apa-apa biar badan kita kembali segar dan semangat."
Khen juga segera mencopot pakaiannya, lalu melompat ke air sungai yang agak dalam. Melihat itu, akhirnya semua setuju dan ikutan mandi di air sungai.
Mereka semua bercanda ria mandi di air sungai, semuanya ahli dalam berenang, jadi tidak perlu takut tenggelam, apalagi arus air sungai tidak deras sehingga sangat nyaman untuk mandi. Mereka juga berlomba renang bersama agar semakin seru, Stev selalu menang dalam lomba renang itu, entah kenapa dia sangat lincah dan profesional saat berenang.
Selama hampir satu jam mereka mandi di sungai, lalu Stev mengajak mereka untuk mengakhiri mandi. Akan tetapi teman-temannya malah keasikan dan belum mau mengakhiri mandi, padahal ini sudah cukup lama.
"Keluar dari air sekarang! Atau aku akan pakai kekerasan?" teriak Stev karena emosi, saat ini sifatnya sedang berubah menjadi panas seperti api. Mendengar itu semuanya langsung ketakutan, lalu bergegas keluar dari air. Stev melakukan itu juga demi kebaikan semua, dia memikirkan para penduduk desa yang sedang menunggu mereka untuk pulang membawa hasil buruan. Karena jika Stev menuruti mereka mandi berlama-lama di air sungai, maka akan semakin lama mereka pulang, padahal sudah ditunggu-tunggu.
Semuanya sudah keluar dari air dan segera memakai pakaian. "Bagus, akan lebih baik jika kalian menuruti perintahku," ucap Stev.
Setelah semua memakai pakaian, mereka langsung mencari ikan air tawar untuk dibawa pulang. Agar lebih mudah menangkap ikan, mereka mencari air yang lebih dangkal. Mereka sudah membawa persiapan sebelum berangkat berburu, yaitu umpan makanan untuk memancing ikan keluar. Dengan peralatan sederhana seperti kayu dan bambu runcing, Stev dan teman-teman menggunakan alat itu untuk menangkap ikan, tentunya dengan menusuk ikan yang terlihat dari permukaan. Ikan-ikan saling berebut memakan umpan yang mereka sebar, dengan begitu Stev dan teman-teman sangat mudah dalam mendapatkan ikan.
Sekitar lebih dari 30 menit, akhirnya mereka mendapat ikan air tawar yang cukup banyak. Kemudian mereka mengakhiri berburu ikan hari ini, ada juga yang menemukan beberapa ekor kepiting, pastinya itu sangat lezat.
Mereka melanjutkan perjalanan dan hari semakin siang, beberapa dari perut mereka terdengar keroncongan tanda mulai lapar. "Stev, kita cari buah-buahan dulu yuk untuk menunda lapar," ajak Khen.
Stev terdiam memikirkan itu, sebenarnya dalam hatinya berharap segera pulang, namun tiba-tiba perut Stev juga terdengar keroncongan, semua langsung melihat ke arah perut Stev.
"Dengar! Perut Stev juga minta jatah," ucap salah seorang dari kelompoknya, semuanya tertawa. Mengetahui itu Stev terkekeh sambil menggaruk kepala, "Ya udah, kita turuti panggilan perut dulu," ucapnya tersenyum.
"Oke, siap!" jawab semua serentak karena sangat setuju, apalagi perjalanan pulang cukup jauh.
Mereka mencari buah di sekitar hutan, mereka menemukan beberapa pohon pisang, dan menemukan 1 pohon pisang yang sudah berbuah matang, mereka sangat bahagia mendapatkan itu. Mereka segera memetik pisang yang matang tersebut untuk dimakan bersama, namun tidak semua pisang itu matang, kurang lebih hanya separuhnya, sehingga mereka akan membawa pulang yang belum matang sempurna.
Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan, sesaat kemudian Khen melihat pohon sirsak dan terlihat ada buah yang mungkin matang, karena perut mereka belum kenyang, dia berencana memetik buah sirsak itu.
"Lihat kawan! Ada buah sirsak di sana," ucap Khen sambil menunjuk arah pohon sirsak. Semua langsung mengetahui itu, kemudian melangkah ke sana.
Akan tetapi, ternyata pohon sirsak tersebut berada di pinggir jurang yang dalam, itu cukup berbahaya dan mengerikan.
"Aku akan memetiknya," ucap Khen karena dia yang lebih dulu melihat.
"Stop! Biar aku saja. Itu terlalu bahaya buatmu Khen," ucap Stev sambil menghentikan langkah sahabatnya.
"Stev, itu juga bahaya buatmu, kami gak mau jika seorang pemimpin mendapat bahaya. Gimana kalau nanti kamu celaka, siapa yang akan menggantikan mu?" balas Khen, namun Stev tidak mempedulikan perkataan sahabatnya tersebut, dia terus melangkah dan segera memanjat pohon sirsak.
"Stev!" teriak Khen merasa khawatir. Stev tidak menjawab, sepertinya saat ini sifatnya sedang berubah dingin seperti es. Dia tidak peduli dengan perkataan Khen, dia lebih memilih membahayakan dirinya daripada orang lain. Sebenarnya itu sesuatu yang hebat bagai pahlawan, Stev juga sangat pemberani dan tidak takut jika jatuh ke jurang, sungguh pemuda yang pemberani.
Semuanya merasa khawatir melihat Stev memanjat pohon sirsak, mereka hanya bisa berdo'a agar pemimpin mereka baik-baik saja. Akhirnya Stev berhasil memetik satu, lalu berteriak, "Khen, tangkap ini!"
"Apa? Jangan bercanda! Kamu menyuruh aku untuk menangkap buah berduri itu. Sungguh keterlaluan," jawab Khen kesal.
"Hahaha! Habisnya mau gimana lagi, kalau gak ditangkap ini bisa hancur."
Khen pun mencari solusi, dia tiba-tiba mencopot pakaiannya untuk menangkap buah sirsak, itu ide yang bagus. Dua orang akan memegang kaos milik Khen termasuk dirinya, kemudian Stev melempar buah sirsak tepat di kaos tersebut. Hingga akhirnya 4 buah sirsak yang sudah matang berhasil dipetik, Stev berencana turun dari pohon.
"Whoa!" teriak Stev mengagetkan semua.
"Stev!" kaget semua sangat khawatir, mereka berpikiran bahwa Stev terpeleset dan jatuh ke jurang, itu sungguh berbahaya.