15. Membuka Pikiran

1887 Kata

Suasana kamar yang temaram kembali menjadi saksi keterdiaman sepasang insan dalam diamnya. Jendela kamar yang masih terbuka tampak sesekali menerbangkan tirai kelambu berwarna putih tulang dengan pelan, menebarkan suasana dinginnya malam yang terasa menusuk kulit. Meisya tetap terdiam, terduduk di pinggiran ranjang tanpa tau harus memulai percakapan dari mana. Sementara dilain sisi, Ando juga masih terdiam tak jauh di samping Meisya. Tak ada yang membuka suara sama sekali, sementara udara malam yang dingin semakin terasa membekukan kulit, membuat Meisya sesekali menggosokkan kedua tangannya dan memeluk lengannya sendiri untuk menghalau hawa dingin yang terasa menembus baju tidurnya. Saat angin dari luar semakin berembus kencang, Meisya pada akhirnya memilih untuk beranjak menuju jendela

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN