Bab 1
Bandung
Komplek Panyawangan
Di rumah pak Nano,
Di meja makan..
"Loh dy, adikmu mana ?", tanya mbah Sakiman.
"Gak tau mbah, mungkin sudah berangkat kuliah, biasanya sih dia berangkat pagi", jawab Renaldy.
"Kamu ke kantor jadi pinjam motornya Titah dy ?", tanya pak Nano.
"Jadi pak, ini kunci motornya Titah", jawab Renaldy lagi.
"Oh jadi bapak kira gak jadi, kalau gak jadi kan kamu bisa berangkat bareng sama bapak, dy", seru pak Nano.
"Permisi pak Nano", kata Betta.
"Ya Betta, ada apa, mau kasih laporan ke anak saya ya ?", tanya mbah Sakiman lagi.
"Iya mbah Sakiman, saya ingin memberikan laporan pada pak Nano", jawab Betta.
"Iya saya tau, kalau kamu ingin memberitahu mobil sudah siap kan ?", tanya pak Nano lagi.
"Iya pak", jawab Betta lagi.
"Oh ya pak Nano, mbak Titah masih di kamar ya ?", tanya Betta.
"Saya tidak tau Betta", jawab pak Nano.
"Loh bukannya dia sudah berangkat, dan bukannya kamu yang ada di depan, pastinya kamu tau dong kalau Titah sudah berangkat atau belum", jawab Renaldy.
"Maaf den mas Aldi, dari tadi para ndara ataupun para raden belum ada yang keluar rumah, kecuali Paijo dan Cengek, setelah menyiapkan sarapan", kata Betta lagi.
"Lah terus Titah, jangan-jangan belum bangun lagi", kata pak Nano.
"Atau jangan-jangan cucuku sakit lagi", sambung mbah Sakiman.
Di kamar Titah..
"Haduh kok bisa kesiangan gini sih, cek perlengkapan kuliah dulu deh, sudah siap semua, sepatuku juga sudah siap juga, tinggal berangkat saja, kunci motor dimana lagi, oh iya lupa kan hari ini motor gue di pakai Renaldy, mobil masih di servis, haduh terus gue ke kampus naik apaan dong, oh ya pesan ojol saja deh", kata Titah yang panik, karena terlambat untuk pergi ke kampus.
Di meja makan lagi..
"Pak..!!", seru Renaldy.
"Apa dy ?", tanya pak Nano.
"Itu Titah", jawab Renaldy.
"Pak, mbah, mas, Titah pamit kuliah ya", kata Titah yang pamit berangkat kuliah.
"Loh, loh, loh, loh, Titah kok kamu gak sarapan dulu, ingat loh kamu punya lambung", sambung mbah Sakiman.
"Emm benar tuh kata mbah Sakiman, ingat kamu punya sakit lambung", sambung Renaldy juga.
"Iya deh, saya minum s**u saja", kata Titah lagi.
"Nah gitu dong..", sambung mbah Sakiman lagi.
"Ya sudah pak, saya berangkat kuliah ya, ojol nya sudah sampai", kata Titah lagi.
"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada semua yang ada di meja makan.
"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di meja makan menjawab salam dari Titah.
Di depan rumah pak Nano..
"Oh ini rumahnya, gede juga, ya sudah tunggu saja deh di sini", kata Irfandi yang baru saja sampai di rumah pak Nano.
"Kok ada ojol di depan rumah, apa ada yang pesan ojol ya, coba tanya saja deh", kata Asep di dalam hati.
"Ada security nya, coba tanya saja deh, nanti salah rumah lagi", kata Irfandi lagi.
"Assalamu'alaikum", Irfandi memberikan salam pada Asep.
"Wa'alaikumussalam", Asep menjawab salam dari Irfandi.
"Permisi pak, saya ingin bertanya, apa benar ini rumahnya Titah Kesumawardani ?", tanya Irfandi.
"Iya benar, maaf dengan siapa dan ada perlu apa mencari mbak Titah ?", tanya Asep juga.
"Saya Irfandi, mbak Titah pesan ojek online, dan saya driver nya pak", jawab Irfandi.
"Oh.., ya sudah tunggu saja di sini ya, mbak Titah mungkin belum selesai sarapan", kata Asep.
"Oh iya pak..", sambung Irfandi.
"Asep ngomong sama siapa tuh, astaghfirullahalazim saya kan mau ke kampus, mang Asep", kata Titah.
"Muhun den geulis"
(Iya den cantik), sambung Asep.
"Aya ojol ka dieu teu ?"
(Ada ojol ke sini gak ?), tanya Titah.
"Aya den geulis, eta.."
(Ada den cantik, itu..), jawab Asep.
"Oh, mas Irfandi ya ?", tanya Titah lagi.
"Iya, mbak Titah Kesumawardani", jawab Irfandi lagi.
"Iya.., emm saya sudah terlambat ke kampus nih, bisa agak cepat gak ?", tanya Titah lagi.
"Bisa, ke kampus ITB ya mbak ?", tanya Irfandi lagi.
"Iya..", jawab Titah.
"Maaf helmnya", kata Irfandi.
"Oh iya..", sambung Titah.
"Mang, berangkat", kata Titah.
"Muhun den geulis"
(Iya den cantik), sambung Asep.
"Assalamu'alaikum", Irfandi dan Titah memberikan salam pada Asep.
"Wa'alaikumussalam", Asep menjawab salam dari Irfandi dan Titah.
Titah pun berangkat ke kampus, dan di jalan Irfandi dan Titah jatuh dari motor, karena Titah menyuruh Irfandi untuk ngebut.
ITB (Institut Teknologi Bandung)
Kampus Titah..
"Aw..!!, iih bisa bawa motor yang benar gak sih ?", tanya Titah.
"Lah bukan mbak nya yang suruh saya ngebut ya, kok jadi saya yang di salahkan", jawab Irfandi.
"Yes, that's right, I told you to bring the motorbike to speed, but it doesn't have to fall like you can, see here my clothes are all dirty"
(Iya benar, saya yang menyuruh kamu untuk membawa motor nya ngebut, tapi tidak harus sampai jatuh seperti bisa kan, lihat nih baju saya kotor semua), kata Titah menggunakan bahasa Inggris.
"Ngomong apa sih, tidak mengerti saya, kamu yang salah kok salahkan saya, gimana sih", sambung Irfandi.
"OK, so how much did it cost ?"
(Oke, ya sudah berapa ongkosnya ?), tanya Titah lagi yang masih menggunakan bahasa Inggris.
"Tiga puluh lima ribu", jawab Irfandi lagi.
"Nih..!!", seru Titah yang memberikan uang pada Irfandi dan pergi meninggalkan Irfandi.
Titah pun pergi dan memberikan satu bintang.
Masih di kampus Titah..
"Hemm, dasar miss jutek, cantik-cantik jutek, sudah di anter, bukannya bilang terimakasih, emang benar-benar jutek itu orang ya, gak ada basa-basi nya, sekarang kasih bintang ke gue cuma satu lagi, hemm..", kata Irfandi dengan kesal.
Di luar kelas Titah..
"Iih.., ini gara-gara kang ojek rese itu tuh, baju gue kotor dan sekarang jadi kotor kaya gini kan, hemm..", kata Titah yang kesal, karena bajunya kotor dan basah.
"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada Bayu, Rara, dan Dini.
"Wa'alaikumussalam", Dini, Rara, dan Bayu menjawab salam dari Titah.
"Ya Allah neng, elu habis kecebur dimana, baju lu basah kaya gitu ?", tanya Bayu.
"Iya beb, elu habis kecebur dimana ?", tanya Dini juga.
"Do you know it or not, it's because of an online motorcycle taxi driver, I told you to speed up, but it fell down, it seems that the online motorcycle taxi driver can't carry a motorbike.."
(Kalian tau gak sih, ini gara-gara driver ojek online, saya suruh ngebut, eh malah jatuh, kayanya itu driver ojek online gak bisa bawa motor deh..), jawab Titah yang menggunakan bahasa Inggris.
"Emm tunggu deh beb, kamu ngomong apa sih, gak ngerti", kata Rara.
"Hadeh.., capek deh..", keluh Titah, Dini, dan Bayu.
"Din, say..", kata Bayu.
"Apa ?", tanya Dini.
"Jelaskan", jawab Bayu.
"Oke, jadi seperti ra, Titah itu kesal dengan driver ojek online, makannya bajunya kotor dan basah kaya gitu, sampai sini paham ?", tanya Dini.
"Oh itu artinya toh, iya gue paham sekarang, makasih ya beb, sudah di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia", jawab Rara.
"Oke, sama-sama say..", kata Dini.
"Emm, oh ya tah, gue tau elu itu fasilitas bule, bisa gak kalau ada Rara jangan pakai bahasa yang tidak sampai di otaknya, sudah tau TULALIT juga teman kita yang satu ini", pinta Bayu.
"Oke deh, lain kali gak pakai bahasa Inggris lagi di depan Rara, habisnya kesal gue tadi, tau", kata Titah lagi.
"Ya sudah di bahas nya nanti lagi, sekarang masuk ke dalam kelas matkul ke dua, habis itu baru ngumpul ke kantin untuk bahas lagi", sambung Dini.