Sejak kecil, keluarganya selalu menceritakan kisah tentang keluarga Grey yang sangat indah bak dongeng. Sejak ratusan tahun silam, Kerajaan selalu memperlakukan darah keturunan Grey sebagai bangsawan pilihan. Grey selalu diperlakukan seolah mereka adalah keturunan darah Raja sendiri meski faktanya tidak ada catatan pernikahan antara keturunan Raja-Raja terdahulu dengan keturunan Grey. Jelas, Grey benar-benar orang luar.
Gilbert pernah bertanya kepada ayahnya mengapa mereka diperlakukan sangat istimewa jika apa yang mereka lakukan sama saja dengan bangsawan-bangsawan lain, dan ayahnya tetap menjelaskan hal yang sama. Gilbert tidak mengerti, ia selalu penuh rasa penasaran sejak belia. Ia selalu tidak tahan untuk menanyakan hal-hal yang ingin ia ketahui kepada siapa saja. Ayahnya adalah sosok yang cerdas dan berwibawa. Ia selalu menjawab pertanyaan Gilbert sejelas mungkin hingga Gilbert benar-benar paham dan merasa puas. Hanya saja, pertanyaan tentang asal-usul keluarganya sendirilah yang sama sekali tidak mendapatkan jawaban memuaskan. Sebanyak apapun Gilbert bertanya, ayahnya akan tetap memberikan jawaban yang sama. Seolah, ia memang tidak tahu dengan sejarah keluarganya sendiri.
Gilbert masih terus menyimpan rasa penasarannya. Tetapi mungkin, dahulu ia hanyalah anak kecil yang penuh rasa ingin tahu tetapi masih sangat polos. Ia tidak puas dengan jawaban ayahnya, meski berkali-kali bertanya dengan pertanyaan yang sama. Lantas, secara impulsif ia mempercayai saja, berpikir bahwa mungkin memang seperti itulah kenyataan yang terjadi. Ia berusaha keras mengabaikan rasa tidak nyaman di relung hatinya karena apa yang ingin ia ketahui tidak benar-benar terpenuhi.
Buku harian tua itu tidak sengaja mereka temukan, dan Gilbert bahkan mengabaikannya dalam beberapa hari karena sibuk dengan mengurusi mayat-mayat yang ia pikir jauh lebih penting untuk diketahui. Dan ia tidak menyangka, jika isi buku tua itu malah jauh lebih mengejutkan daripada menemukan seluruh mayat orang-orang yang tiba-tiba menghilang belakangan ini.
“Tuan Muda?”
Gilbert tersentak, ia mengusap wajahnya ketika kembali terlarut dalam pikirannya sendiri. Agaknya, halaman pertama buku harian itu sudah cukup membuat mentalnya terguncang. Jika beberapa ratus tahun yang lalu keluarga Grey dieksekusi menyisakan satu orang saja, apakah cerita-cerita indah tentang keluarga Grey yang selama ini selalu diceritakan secara turun-temurun hanyalah ilusi belaka? Semacam tabir untuk menutup kisah masa lalu.
Gilbert tertawa. “Apa ini? Apakah perlakuan istimewa selama ini hanya untuk menutupi masa lalu keluargaku? Tapi mengapa Kerajaan harus repot-repot melakukannya hingga ratusan tahun?”
“Jika memang kebaikan pihak Kerajaan kepada Grey dimulai dari saat hukuman gantung ratusan tahun silam itu, pasti ada alasan mengapa Kerajaan sangat baik kepada Grey. Bisa jadi, kemampuan bukan satu-satunya alasan mengapa Grey begitu diistimewakan.”
Gilbert menatap Nicolin. “Aku akan sangat memaklumi jika ada kemungkinan kesalahan dalam hukuman di masa lalu, misalnya ternyata leluhurku tidak melakukan kesalahan dan hanya difitnah. Lalu, Raja merasa bersalah dan berniat memperbaiki segalanya dengan mengistimewakan sisa Grey yang diampuni sampai ke beberapa generasi. Itu tampak normal. Tapi, memberikan keistimewaan hingga ratusan tahun berlalu, apakah itu tampak normal? Dan kurasa bahkan ayahku dan kakeku tidak tahu soal fakta ini.”
Nicolin mengusap dagunya. Selama ratusan tahun ia mengikat kontrak dengan beragam manusia, ia tidak pernah bersama dengan keluarga Kerajaan. Dan sesungguhnya, tidak banyak manusia yang mampu menarik minatnya. Juga fakta bahwa sumpah darah tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.
Gilbert kembali menunduk memandangi buku harian yang baru ia baca di halaman pertama. Agak awas ketika jemarinya menyentuh ujung kertas untuk berlanjut membaca halaman kedua. Rasanya, seperti pelan-pelan menguak tabir tebal yang terus menyelubungi garis keturunannya, dan itu benar-benar mendebarkan.
Tahun 1151, awal bulan Februari.
Hampir dua bulan pemuda bangsawan itu terus berusaha mencari bukti bahwa keluarganya sama sekali tidak bersalah dan hukuman gantung itu adalah kesalahan. Ia tidak bisa mengembalikan nyawa keluarganya, tetapi ia ingin mengembalikan martabat keluarganya yang telah diinjak-injak usai hukuman itu dipertontonkan di tengah kota.
Ampunan kepadanya mungkin hanya dianggap sebatas kemurahan hati yang dipamerkan kepada rakyat. Menyisakan satu orang untuk menonton bagaimana keluarganya digantung di hadapan seluruh rakyat bukanlah perkara sepele. Pemuda bangsawan itu terus meronta dan menjerit, meneriakkan kalimat-kalimat sumpah terkutuk untuk membalas semua kekejian yang dilakukan Kerajaan kepada keluarganya.
Tidak ada yang memandangnya benar. Bangsawan-bangsawan lain memalingkan wajahnya, rakyat-rakyat biasa yang berada di sekitar kota menunduk dalam ketakutan. Seolah, ia hanya berpijak sendirian di atas tanah.
Belum selesai dengan melihat keluarganya sendiri digantung di ibukota, pemuda bangsawan itu harus menghadapi cemooh orang-orang yang sebelumnya adalah rekannya sendiri. Kemana pun ia melangkah, hanya tatapan menghina yang ia dapatkan. Apakah tujuannya diampuni untuk ini? Menerima sanksi sosial yang bahkan tidak seharusnya ia dapatkan?
Gilbert menghela napas. Buku ini lebih seperti novel-novel drama yang pernah ia baca di perpustakaan mansion-nya. Mungkin, jika Gilbert tidak melihat nama “Grey” di sampul buku tua itu, ia akan menganggap bahwa buku ini hanyalah karya fiksi. Tapi Gilbert juga tidak bisa mengabaikan fakta bahwa buku itu bahkan diletakkan di dalam laci dengan kayu pengecoh. Seolah, buku itu memang dimaksudkan untuk disembunyikan agar tidak dibaca oleh siapa-siapa.
“Katakan, apakah ‘Pemuda Bangsawan’ dalam buku ini tampak memiliki dendam yang besar sepertiku?” Gilbert menatap Nicolin, sorot matanya menuntut jawaban dari iblis yang menjelma sebagai pelayannya itu.
“Kegelapan hati manusia tidak bisa dilihat hanya dari catatan, Tuan Muda. Bangsaku memilih manusia ketika mereka benar-benar menunjukkan kegelapan hati dan keinginan kuatnya. Keluhan dari catatan di dalam buku tidak bisa digunakan untuk mengetahui seberapa kelam hatinya.”
Gilbert mengalihkan pandangannya kembali pada lembar buku yang terbuka di hadapannya. Kegelapan hati manusia hanya bisa dilihat saat itu juga. Kalimat Nicolin berdengung di telinga Gilbert, membuat kepalanya seolah diterpa berbagai macam pertanyaan yang tidak menemukan jawaban. Mengapa ia bisa mengikat kontrak dengan iblis? Karena kegelapan hatinya begitu kuat kah? Karena dendam dan keinginannya membalas perlakuan yang ia terima sangat besar kah? Atau memang, sejak dulu Grey selalu menggunakan iblis dalam kehidupan mereka?
Nicolin selalu mengatakan bahwa ia dan kaumnya hanya mau mengikat kontrak kepada jiwa-jiwa yang layak. Ketika Gilbert berada di ambang kematiannya, keinginannya untuk membalas seluruh perlakuan buruk yang ia terima begitu besar, mengalahkan rasa sakit yang mendera seluruh tubuhnya. Lalu Nicolin datang, menawarkan uluran tangan dan bantuan berharga sangat mahal. Jiwa Gilbert sendiri.
Apakah semua ini hanya kebetulan?
“Tuan Muda? Tuan Muda?”
Gilbert tersentak. “Aku tidak apa-apa. Hm, buku ini cukup tebal untuk k****a sekali waktu. Jika beruntung, aku akan mendapatkan informasi yang kubutuhkan dari buku ini.”
“Jika buku itu benar-benar milik Tuan Grey dari masa lalu, bisa jadi banyak sejarah yang tidak diketahui mengenai keluarga Tuan Muda, bisa terungkap dari catatan harian itu.”
Gilbert mengangguk. Ia menutup kembali buku tua itu dan menyelipkannya di dekat bantal tidurnya. “Aku harus bertemu dengan dokter Albert.”
---
“Dokter Albert, aku ingin kau—apa yang sedang kau lakukan?”
Dokter Albert terkejut dan menjatuhkan nampan berisi peralatan miliknya. Ia tampak panik dan berusaha segera membereskan kekacauan yang tak sengaja ia lakukan, namun yang terjadi malah dirinya tampak sangat aneh di hadapan Gilbert. Sang Tuan Muda berdiri diam, ia melirik Nicolin dan mengisyaratkan kepadanya untuk membantu dokter Albert membereskan peralatannya.
“Kenapa kau begitu terkejut melihatku?”
Dokter Albert menunduk dalam-dalam. “Maafkan saya, Tuan Muda. Pelayan anda mengatakan kalau Tuan Muda sedang mengurus beberapa hal penting, namun tiba-tiba anda datang kemari. Saya hanya terkejut, Tuan Muda.”
“Benarkah?” Gilbert menaikkan sebelah alisnya, ekspresi ragu tercetak jelas di wajah dingin Gilbert. “Apa yang sedang kau cari?”
Keringat dingin menetes di pelipis dokter Albert. Gilbert melihat kulit dokter Albert mendadak pucat, seolah ia baru saja melihat hantu atau semacamnya.
“I-Itu….”
“Apa?”
“Se-sebenarnya saya sempat mencatat beberapa informasi dari mayat-mayat yang Tuan Muda bawa. Saya belum bisa memastikan informasi itu karena harus mengujinya lagi, karena itu yang saya berikan kepada pelayan anda hanya beberapa informasi yang sudah saya pastikan. Saya berencana untuk mengujinya lagi, ta-tapi data-data itu menghilang.”
“Bagaimana bisa menghilang? Yang memiliki akses keluar masuk ke ruang bawah tanah hanya aku dan Nicolin.”
Dokter Albert panik, kedua bola matanya bergerak-gerak gelisah dan ia terus meremat ujung pakaian miliknya. Kehilangan sesuatu di ruang bawah tanah mansion Grey belum pernah terjadi sepanjang yang Gilbert ingat. Hanya ada satu pintu untuk akses keluar masuk, dan akses itu hanya dipegang oleh kepala keluarga Grey di setiap generasinya. Gilbert bahkan selalu membawa kunci itu, dan dokter Albert jelas tidak keluar sama sekali kecuali Nicolin membuka pintu dari atas.
Dokter Albert segera bersujud. “Maafkan saya, Tuan Muda. Sungguh, saya benar-benar tidak tahu kalau catatan itu akan menghilang. Saya meletakkan semuanya hanya di ruangan ini.”
Gilbert menarik lengan dokter Albert dan memaksanya bangun. “Aku tahu, kau bahkan tidak bisa keluar dari ruangan ini.”
“L-Lalu—“
Gilbert mengepalkan telapak tangannya. “Lanjutkan yang kau kerjakan.” Gilbert berbalik pergi diikuti Nicolin di belakangnya.
Gilbert menarik vas bunga kecil di meja kerjanya ketika ia baru saja kembali masuk ke kamarnya, dan segera melemparkan benda malang itu hingga mengenai dinding di sebelah ranjang besarnya. Suara benturan keras dan ceceran air bercampur bersamaan dengan jatuhnya bunga segar yang baru saja dipasang Nicolin pagi ini. Gilbert duduk pada kursinya sembari menyilangkan kaki, tangan kanan menopang dahi, dan ekspresi murkanya benar-benar tampak jelas. Nicolin tidak mengatakan apapun, membiarkan saja Tuan Mudanya meluapkan emosi yang selalu ia tahan ketika berada di hadapan orang lain.
Gilbert boleh jadi selalu bersikap tenang dan berwibawa di hadapan orang lain, namun di saat-saat tertentu, ia akan terbawa kemarahannya dan melampiaskan dengan melempar benda-benda yang bisa ia genggam. Gilbert tidak mengatakan apa-apa ketika marah, seluruhnya hanya tergambar pada ekspresinya dan juga tindakan menjurus barbar yang ia lakukan.
Gilbert terkekeh. “Ahhh…. Sepertinya aku merasa patah hati.”
“Maaf Tuan Muda?”
“Aku ingat pernah mengajak Ramona bermain ke ruang bawah tanah bertahun-tahun silam, lalu ayahku datang dan memarahiku. Ruangan itu bukan ruangan yang bisa dimasuki sembarangan, apalagi oleh orang luar meski Ramona sudah menjadi tunanganku. Tidak kusangka, gadis yang kuhormati itu datang kemari hanya untuk mengambil apa yang bukan miliknya.”
Nicolin melebarkan mata. “Lady Ramona datang kemari untuk mengambil catatan dokter Albert?”
Gilbert mengangkat bahu. “Aku tidak memiliki kandidat lain untuk kujadikan tersangka. Seluruh pelayan di rumah ini bukan pelayan biasa, dan tidak ada urgensi dari mereka untuk mencuri apa yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan mereka. Kau, hanya butuh jiwaku untuk bayaranmu. Satu-satunya orang luar yang mendadak datang kemari hanya Ramona, dan aku benar-benar terlena hingga tidak mengira bahwa dia berani melakukan itu.”
“Bukankan keluarga Hayward berteman baik dengan keluarga Grey?”
Gilbert mengangguk. “Tidak ada hubungan yang abadi di dunia ini, Nicolin. Meski aku masih muda, aku tidak senaif itu hingga berpikir bahwa pertemanan Hayward dan Grey akan bertahan usai kedua orangtuaku meninggal. Satu-satunya yang masih mengikat kami hingga saat ini hanya status pertunanganku dengan Ramona. Siapa yang tahu jika mereka memanfaatkan status itu untuk mendapatkan sesuatu dariku.”
-----