Another Information

1147 Kata
Gilbert menahan tawanya. Ia hanya menarik sudut bibirnya secara samar ketika para bangsawan itu meninggalkan tatapan tajam kepadanya usai pertemuan dengan Yang Mulia. Gilbert keluar paling akhir dari aula pertemuan itu ketika bangsawan-bangsawan lain telah angkat kaki terlebih dahulu dari sana. Gilbert berhenti ketika kakinya nyaris melewati ambang pintu. “Yang Mulia, bagaimana jika penyebab kekacauan ini adalah orang dalam?” Yang Mulia Raja berdiri dan menatap Gilbert dengan kerutan di wajahnya. Gilbert hanya mengulas senyum tipis kemudian menunduk sebagai penghormatan sebelum akhirnya ia segera berlalu pergi. --- Nicolin membawa sang Tuan Muda ke ruangannya ketika mereka baru sampai di mansion Grey. Tidak ada percakapan apapun kali ini hingga Gilbert duduk di kursi meja kerjanya. “Ada masalah, Tuan Muda?” tanya Nicolin bingung. melihat Gilbert Grey diam saja bukan hal yang baru, malah akan sangat aneh jika pemuda bangsawan itu banyak bicara. Tetapi diamnya kali ini terasa mengganjal, dan Nicolin tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bertanya. Gilbert mengetuk-ngetukkan jemarinya pada meja kayu. “Kurasa aku hanya merasa sedikit tidak tenang.” “Tentang?” “Aku meminta orang-orang di daerah kumuh itu untuk mencarikanku informasi soal insiden ini, meski mereka tahu siapa aku dan di mana mansion Grey berada, aku tidak yakin mereka akan kemari dengan senang hati untuk menyerahkan informasi itu. Untuk ukuran orang-orang di daerah kumuh seperti itu, sehormat apapun mereka dengan Grey dan terutama Ayahku, aku tidak bisa menjaminnya. Terlebih, aku tidak yakin mereka akan berani mengambil risiko dengan menginjakkan kakinya di area mansion Grey.” Nicolin menghela napas. “Jika Tuan Muda mengkhawatirkan hal itu, aku akan dengan senang hati untuk kembali ke sana dan memeriksanya. Tidak akan ada yang mengenaliku di area itu. Kecuali, jika ada bangsawan Kerajaan yang pernah melihatku.” Gilbert terkekeh. “Dan mereka tidak akan semudah itu mempercayaimu bahkan jika kau mengaku sebagai pengawal Gilbert Grey. Kau tahu, meski mereka berasal dari daerah kumuh yang selalu terpinggirkan, mereka tidak bodoh dalam hal informasi dan menjaga keselamatan mereka. Jurstu karena mereka sudah terbiasa hidup dengan bayang-bayang kematian, insting bertahan mereka begitu mumpuni.” “Jadi, langkah apa yang Tuan Muda pikirkan?” Gilbert mengusap dagunya. Pandangan matanya lurus ke depan. Ia diam beberapa saat sebelum akhirnya angkat bicara. “Kurasa aku akan kembali ke sana lagi—“ “—Tuan Muda tidak bisa pergi sendirian lagi. Meski kekacauan ini bagian dari rencana Tuan Muda, tapi—“ Gilbert mengangkat telapak tangan kanannya, mengisyaratkan kepada Nicolin untuk berhenti bicara. “Aku tahu. Kau ikut denganku. Selain mengorek informasi, aku harus segera mencari tahu siapa sebenarnya yang masuk kategori phillosoper dan guardian. Jika ritual abu pemanggil itu sampai terlaksana, Kerajaan akan semakin merepotkan untuk diurus.” Nicolin meletakkan telapak tangannya di depan d**a kemudian membungkuk sopan. “Sesuai keinginanmu, Tuan Muda.” --- Berbeda dengan penampilan Gilbert sebelumnya yang memakai pakaian mewah dan benar-benar menunjukkan siapa dia sebenarnya, kali ini ia kembali melakukan semacam penyamaran tipis dengan tidak menunjukkan pakaian berkilauan dan juga gelagat sebagai bangsawan kelas tinggi. Ia dan Nicolin menyamar seperti ketika mereka berdua memasuki distrik p*******n di Wentminster beberapa waktu lalu. Meski dengan penyamaran seperti itu, kesan bahwa mereka bukanlah rakyat biasa tetap terpancar. Gilbert menyadari itu dan dia tidak masalah. Ia yakin orang-orang di area kumuh itu juga akan tahu bahwa yang datang adalah Grey yang mereka hormati. Gilbert telah melakukan perkenalan dengan membawa banyak stok pangan untuk mereka, dan jelas mereka tidak akan melupakan wajah Gilbert hanya karena bangsawan itu tidak memakai pakaian standarnya. Bahkan ketika mereka berdua menginjakkan kaki di area kumuh itu, orang-orang memandanginya dengan kening mengerut. Gilbert tak ambil pusing dan segera masuk ke salah satu bar yang pernah ia kunjungi untuk mencari informasi. Pemilik bar tampaknya jauh lebih jeli dibandingkan yang lain. Ia segera menghampiri Gilbert dan menanyakan keinginannya sekaligus menyuruh anak buahnya untuk membawakan minuman terbaik yang mereka miliki. Gilbert menyungging senyum tipis. “Apa kau mendapatkan sesuatu yang ingin kuketahui?” Sang pemilik bar; seorang pria gemuk berambut coklat gelap tersenyum penuh percaya diri.  “Tuan Muda, aku tidak tahu apakah informasiku cukup berguna atau tidak. Tapi setidaknya, mungkin bisa sedikit member petunjuk untuk misi yang tengah Tuan Muda jalani.” Gilbert tersenyum dan mengangguk. “Katakan.” “Belakangan ini, beberapa pria berpakaian serba hitam berkeliaran di area ini. Kurasa mereka bukan orang-orang jelata seperti kami melihat kain yang mereka gunakan rasanya begitu halus bahkan hanya dengan melihatnya. Bisa jadi mereka pejabat atau bangsawan yang menyamar—meski rasanya tidak mungkin bangsawan bisa seterampil itu menyembunyikan diri—ugh.” Pria itu tertawa hambar ketika ia merasa salah bicara. “—Um, maaf  Tuan Muda, Tuan Muda Gilbert adalah pengecualian. Gerakan mereka begitu cepat, nyaris tak terlihat di kegelapan malam. Belum lagi, dengan pakaian mereka yang hitam dari atas hingga bawah. Mereka menggunakan penutup wajah dan juga semacam jubah panjang. Setidaknya, hanya mata mereka saja yang terlihat.” Gilbert bertopang dagu. “Kau melihat apa yang mereka lakukan?” “Aku tidak melihatnya sendiri, aku hanya melihat bagaimana mereka sering sekali bergerak cepat di area ini. Tapi, usai permintaan Tuan Muda waktu itu, aku memberitahukan kepada semua yang ada di distrik ini untuk melapor padaku jika menemukan hal-hal mencurigakan. Salah satu pemuda melapor padaku dan melihat mereka……” Pria gemuk itu melirik ekspresi Gilbert. Ia meneguk ludahnya sendiri gugup. “Apa?” “Um… Aku tidak bisa memastikan jika informasi ini benar. Aku hanya mendapatkannya. Ja-jadi—“ “—Katakan saja. Benar atau tidaknya informasi itu, aku yang akan memastikannya sendiri. Kecuali…” Gilbert menarik seringai licik. “… Kau memang hanya mengada-ngada.” Pria gemuk pemilik bar itu menggeleng keras dan menundukkan kepalanya. “Tidak mungkin, Tuan Muda! Sungguh, aku tidak mungkin berani melakukan itu padahal keluarga Grey selalu membantu kami semua.” Serunya panik. Gilbert tersenyum. “Katakan.” “Mereka menculik dua wanita di area ini dan membawanya entah ke mana.” Cicitnya pelan. Kening Gilbert mengerut samar. “Penculikan? Kau yakin dengan informasimu?” “A-Ah, aku bisa membawa keluarganya kemari untuk mengonfirmasi kebenaran berita ini. Bagi rakyat jelata seperti kami, penculikan itu bukan hal yang baru lagi. Kami juga tidak bisa melaporkannya ke kepolisian setempat kerena mereka juga tidak akan mengurusnya. Penculik yang kami temui biasanya langsung melancarkan aksinya secara langsung tanpa takut apapun. Tapi, dengan kedatangan tiba-tiba penculik itu yang sembunyi-sembunyi, rasanya hal ini mungkin berhubungan dengan apa yang Tuan Muda cari.” Gilbert terdiam. Kehilangan di antara rakyat yang tinggal di area kumuh bukanlah hal baru persis seperti yang dikatakan pemilik bar. Gilbert suda berkali-kali melihat yang seperti itu. Penjahat-penjahat seperti itu tidak perlu bergerak diam-diam jika hanya ingin menculik orang-orang di daerah kumuh. Jelas, fakta bahwa penjahat-penjahat yang identitasnya masih misterius itu memiliki tujuan lain dari sekadar menculik. Jika benar, Gilbert yakin peristiwa ini masih terhubung dengan ritual besar yang akan dilakukan oleh sekelompok bangsawan yang kemungkinan para pembelot itu. -----
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN